Tak Mandi hingga 'Jamban', 10 Kebiasaan Menjijikkan Kaum Ningrat

Di belakang tampilan yang penuh tata krama dan sopan santun, ternyata kalangan ningrat di masa lalu memiliki sejumlah sisi kelam.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 20 Des 2016, 13:30 WIB
Diterbitkan 20 Des 2016, 13:30 WIB
Raja Inggris Henry VIII
Raja Inggris Henry VIII (Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam masa monarki-monarki agung, keluarga ningrat bangsa-bangsa Eropa dipandang sebagai orang terhormat dan berbudaya, berada di atas rakyat jelata.

Begitulah yang dikira orang. Selain itu, praktik perkawinan kerabat juga cukup kerap di antara monarki-monarki Erpoa sehingga menyulut beberapa keputusan-keputusan aneh.

Selain itu, seperti dikutip dari Listverse.com pada Selasa (20/12/2016), ada kebiasaan-kebiasaan yang agak jorok dan cenderung menjijikan seperti berikut:

 

10. Raja Henry VIII dan 'Pengantin Jamban'

(Sumber Lobsterthermidor) Di antara banyak reformasi yang dilakukannya, Raja Henry VIII memperkenalkan sesuatu yang penting kepada monarki Inggris, yaitu petugas pembersihan tinja, dikenal sebagai 'pengantin jamban'.

Seorang anak lelaki, putra dari salah satu kalangan bangsawan, mendapatkan tugas mengiringi raja dengan membawa toilet portabel.

Petugas itu harus sigap. Ia diharapkan memperhatikan makanan raja dan mencatat apa yang ditelan berkaitan dengan persiapan melakukan tugasnya.

Ketika saatnya tiba, petugas itu membantu raja membuka bagian pakaiannya dan melakukan bersih-bersih sesudahnya. Jangan salah, pekerjaan ini dipandang mulia, karena petugas tinja itu dipercaya dengan suatu akses kedekatan dengan sang raja dan bayarannya pun tinggi.

Tugas menceboki raja Inggris merupakan tradisi yang dibanggakan hingga 400 tahun sesudahnya.

9. Raja Christian VII Ketagihan Masturbasi

(Sumber Alexander Roslin)

Raja Christian VII yang bertahta pada Abad ke-18 di Denmark sangat 'mencintai' tangannya sehingga pemerintah Denmark harus menggelar rapat untuk membahas cara menghadapinya.

Para dokter yang merawatnya yakin bahwa masturbasi kronis menjadi penyebab semua masalahnya. Raja Christian VII mengalami gangguan mental terkait dengan porphyrya—kelainan penis yang berukuran sangat kecil. Dalam kenyataannya, gangguan mental mungkin bukan menjadi dasar permasalahan masturbasinya.

Kepala kedokterannya, Johann Friedrich Struensee, bahkan menulis sebuah buku tentang "ketagihan masturbasi" sang Raja.

Ketika permintaan agar Raja fokus kepada pemerintahan kerajaan tidak didengarkan, Struensee memutuskan untuk mengambil alih. Ia mengambil banyak keputusan demi sang Raja sehingga 'pasien' itu bebas melakukan kegemarannya.

8. Joanna dari Castile dan Jasad Suami

(Sumber history.com)

Joanna dari Castile, ibunda dari Kaisar Charles V dari Spanyol, menikah cukup lama dengan seorang pria yang dijuluki Philip yang Tampan.

Sedemikian cintanya, ia tidak mengizinkan suaminya dimakamkan ketika meninggal dunia dan menyimpan jasad suami di dalam kamar.

Selaam 12 bulan kemudian, pada saat jasad Philip sedang meluruh, Joanna meneruskan kehidupan seakan pria itu masih hidup. Ketika ada yang bertanya, dengan enteng Joanna menjawab bahwa Philip sedang tidur dan akan segera bangun.

Ia bahkan tidur malam bersama dengan jasad itu dan meminta para pelayan agar memperlakukan jasad dengan hormat selayaknya kepada seorang raja.

Karena cemburu, ia melarang wanita manapun masuk ke dalam kamar melihat jasad tersebut, karena khawatir wanita lain itu akan jatuh hati.

7. Raja Charles II dan Wig Bulu Kemaluan

(Sumber John Michael Wright)

Pada 1651, Raja Charles II memulai suatu proyek baru. Setiap malam ia tidur dengan seorang wanita, ia akan mencabuti sejumput bulu kemaluan wanita itu dan kemudian merangkainya menjadi wig tebal yang terbuat dari bulu kemaluan wanita.

Ketika wig itu sudah cukup besar untuk kepala seorang pria, Charles II menyumbangkannya kepada klub minum Skotlandia bernama Beggar’s Benison Club. Para anggota klub sangat menyenangi hadiah itu dan memakainya dalam acara-acara mereka.

Seorang anggota bahkan mencurinya dan menggunakan wig itu untuk membuka klubnya sendiri. Di klub baru tersebut, para tamu wajib menciumnya.

Pada 1822, Raja George IV meneruskan tradisi itu dan memiliki sebuah kotak wadah penuh dengan koleksi bulu-bulu kemaluan wanita kekasihnya. Seperti halnya Charles II, George IV sebenarnya mengidamkan membuat sebuah wig, tapi ia meninggal dunia sebelum mimpinya menjadi kenyataan.

6. Ratu Maria Eleonora Tidur dengan Jantung

(Sumber Wikimedia)

Ratu Maria Eleonora tidak mencintai suaminya, Raja Gustavus Adolphus, demi kekuasaan atau uang. Ia mencintai suaminya karena hatinya, sehingga ketika suaminya meninggal, ia meminta jantung suaminya dicopot agar bisa menemani tidurnya.

Maria Eleonora menyimpan organ suaminya dalam kotak emas yang ditempatkan di ranjang setiap malam. Dalam beberapa malam, ia bahkan mengajak putrinya naik ke ranjang agar berdekatan dengan jantung ayahnya.

Hal itu menjadi pengalaman traumatis yang tidak bisa dilupakan putrinya. Ia kemudian menuliskan bahwa ibunya amat bengis dan tidak pernah berhenti menangis dan mengaku "tidak mampu berduka secara sempurna."

5. Raja Farouk dan Koleksi Pornografi

(Sumber Alchetron)

Sejumlah kisah menyebutkan bahwa Raja Farouk dari Mesir memiliki koleksi pornografi paling banyak dan paling menakjubkan di seluruh dunia.

Sang Raja sesumbar bahwa ia memiliki "beberapa gudang penuh" yang bertebaran di seluruh dunia, termasuk Roma, Monako, dan Kairo.

Scott Bowers, seorang penulis dan mantan muncikari, mengaku pernah meyakinkan Farouk untuk mengirim beberapa peti bahan pornografi kepada ahli seksologi terkemuka, Alfred Kinsey. Menurut Bowers, peti-peti itu hampir seluruhnya berisi gambar-gambar pria-pria dan bocah-bocah lelaki.

Ketika kekuasaan Farouk berakhir, para penjarah menggasak koleksi pornografinya. Sedikit demi sedikit, bagian koleksi itu bermunculan di pasar sebagai benda kenangan monarki.

4. Raja Adolf Frederick Makan hingga Mati

(Sumber Antoine Pesne)

Raja Adolf Frederick dari Swedia memiliki kebiasaan menyantap semla—sejenis roti gulung manis berisi krim—sebagai hidangan penutup. Tidak ada yang aneh dengan semla. Hanya saja, sang Raja menyantap sedemikian banyaknya sehingga ia meninggal dunia.

Pada 1771, raja Swedia itu sedang duduk menikmati hidangan lobster, kaviar, dan makanan nikmat lain. Ketika hidangan sudah tuntas, ia melanjutkan dengan 14 semla sekaligus.

Dengan susah payah, ia bangkit berdiri dan mengalami gangguan perut. Tak lama kemudian, ia meninggal. Sang Raja dikenal dalam sejarah sebagai seorang yang makan sampai meninggal.

Tapi tidak terlalu tepat juga, karena sebelumnya Raja Henry I dari Inggris meninggal dunia setelah terlalu banyak makan belut yang sangat disukainya.

3. King James I Membersihkan Ujung Jari

(Sumber John Decritz)

Menurut uraian oleh Sir Anthony Weldon, Raja James I bukanlah seseorang yang amat resik. Menurut sejumlah kabar, Raja James tidak pernah mandi dan menurut Weldon, raja perlu melakukannya.

Seperti ditulis Weldon, "Lidahnya terlalu besar untuk mulutnya." Karena, ketika minum, cairan menetes menyusuri samping dagunya dan James tidak peduli.

Weldon menambahkan, "Dia tidak pernah mencuci tangannya, hanya mengusap ujung jari-jarinya dengan lap basah."

Ada dugaan bahwa itulah satu-satunya kebiasaan higienis yang dilakukan oleh sang Raja dan mungkin karena terpaksa karena sang Raja sangat sering menggunakan jari-jarinya yang, menurut Weldon, "berkeliaran dalam pelindung kelaminnya."

2. Raja Charles VI Berbaju Sama

(Sumber Alchetron)

Raja Charles VI dari Prancis mengamali gangguan mental yang parah. Ia bisa berlari-lari secara liar dalam rumahnya.

Dalam beberapa kesempatan, ia yakin sekali bahwa dirinya terbuat dari kaca sehingga diam tak bergerak sama sekali. Yang paling parah adalah ketika ia melakukan ulahnya selama 5 bulan, tanpa mandi ataupun berganti pakaian.

Selama hampir setengah tahun, sang raja sekedar diam saja dan berhati-hati mencoba menghindari bersentuhan dengan orang lain. Akhirnya, ia sempat sadar dan cukup waktunya digantikan bajunya dan dibersihkan oleh seseorang.

1. Takhta Raja Louis XIV Sekaligus Toilet

(Sumber history.com)

Dalam sepanjang sejarah, Raja Louis XIV mungkin menjadi seseorang yang paling bau. Takhta kerajaannya sekaligus menjadi toilet dan ia bahkan menggunakannya ketika sedang melakukan sidang-sidang.

Tentu saja baunya menyebar, walaupun berusaha ditutupi oleh orang-orang di sekitar tahtanya. Dia juga mandi hanya 3 kali seumur hidupnya dan terhitung sebagai hal yang buruk bahkan untuk standar Abad ke-17.

Untuk menutupinya, sang Raja memenuhi ruangan-ruangannya dengan bunga dan menyemprotkan parfum pada dirinya, bahkan ada tim khusus perancang parfum mingguan.

Ia mengganti pakaiannya 3 kali sehari, dan diyakininya cukup untuk menjaga kebersihan diri seseorang. Selain toilet, ia juga mengganti baju di depan umum. Setiap pagi, ia memanggil 100 pria untuk menontonnya berganti baju.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya