China Pastikan Seorang Lagi Warganya Terinfeksi Flu Burung H7N9

H7N9 adalah virus flu burung kedua bersama H5N1 yang mewabah dalam beberapa tahun terakhir,

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 30 Des 2016, 13:40 WIB
Diterbitkan 30 Des 2016, 13:40 WIB
20150814-Ebola Reda, Afrika Kini Diserang Wabah Flu Burung
Sejumlah ayam yang mati terkena wabah virus flu burung, di peternakan di desa Modeste, Pantai Gading, Afrika Barat, Jumat (14/8/2015). Pemerintah setempat mengumumkan bahwa virus H5N1 telah menyebar ke tiga wilayah di negaranya. (REUTERS/Luc Gnago)

Liputan6.com, Shanghai - Otoritas Kesehatan Shanghai China, mengkonfirmasi adanya warganya yang terinfeksi virus H7N9. Kasus tersebut lebih dikenal dengan flu burung.

H7N9 adalah virus flu burung kedua bersama H5N1 yang mewabah dalam beberapa tahun terakhir. Penyebarannya biasanya melalui pasar, di mana penjual dan pembeli melakukan kontak langsung dengan ayam dan bebek yang terinfeksi.

H5N1 lebih berbahaya bagi manusia dibanding H7N9, tetapi penyebarannya melalui burung lebih mudah terdeteksi. Karena akan tampak gejala sakit pada unggas. Sebaliknya dengan H7N9, nyaris tak ada pertanda.

Mereka menyatakan, virus tersebut masuk ke tubuh seorang pria. Identitas laki-laki tersebut sampai saat ini masih dirahasiakan.

"Pria yang didiagnosa terkena virus H7N9 sudah dirawat di rumah sakit," sebut keterangan kantor berita China Xinhua, Jumat (30/12/2016).

Sampai saat ini sudah dua orang dilaporkan terjangkit flu burung. Kasus pertama ditemukan pada awal Desember ini.

Shanghai merupakan salah satu kota paling besar di Negeri Panda. Populasi penduduk kota ini mencapai 24 juta.

Flu burung merupakan kasus yang kerap menyerang China. Biasanya, penyakit ini datang saat musim dingin dan gugur.

Pemerintah China berupaya keras mencegah penyebaran virus ini. Di antaranya mendorong membersihkan kandang, teknik penanganan unggas yang baik dan benar dan pembangunan atap di atas kandang.

Orang yang terjangkit flu burung biasanya mengalami gejala yang sangat berbeda dengan flu biasa.

Flu burung biasanya disertai dengan frangitis atau infeksi tenggorokan, tonsilitis atau infeksi pada amandel dan masalah pernafasan lainnya. Gangguan kesehatan tersebut menyertai demam tinggi yang dialami oleh penderitanya.

Selain demam tinggi, maka penderita flu burung akan mengalami sesak nafas yang hebat pula.

Namun jika sudah seminggu demam tapi tak menunjukkan gejala sesak nafas, maka kemungkinan itu adalah flu biasa.

Penderita flu burung juga akan mengalami mialgia atau gangguan nyeri pada otot tubuh mereka. Jika ada orang yang mengalami demam tinggi disertai dengan gangguan pernafasan dan mialgia setelah bersentuhan dengan unggas mati, maka kemungkinan besar ia terjangkit flu burung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya