Liputan6.com, Taipei - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah bertolak Amerika Serikat (AS). Ia berada di negara tersebut tanpa sama sekali menemui Presiden terpilih Donald Trump.
Sebelumnya, kencang berhembus kabar bahwa Tsai akan menemui Trump saat dirinya transit di Negeri Paman Sam untuk melanjutkan rangkaian perjalanan kenegaraanya ke beberapa negara Amerika Tengah.
Kabar tersebut membuat China naik pitam. Mereka menyebut jika Tsai menemui Trump saat transit, maka AS sama sekali melanggar kebijakan satu China, yang jadi landasan hubungan kedua negara.
Advertisement
Tsai dalam keterangan singkatnya, ia pastikan tidak ada tujuan lain selain transit. "Ini cuma transit, memang cuma transit," sebut Tsai seperti dikutip dari The Strait Times, Sabtu (7/1/2016).
Menanggapi isu tersebut, sama seperti Tsai, Trump memastikan tidak ada pertemuan antara dirinya dan pemimpin Taiwan tersebut.
Baca Juga
"Tidak pantas saya menemui siapa pun sebelum saya disumpah (jadi Presiden AS) 20 Januari nanti," ucap Trump.
Sampai saat ini China masih menganggap Taiwan sebagai bagian negaranya. Hanya saja, mereka melihat status Taiwan sebagai provinsi yang sedang memberontak.
Tiongkok lewat kebijakan 'satu China' melarang negara-negara yang menjalin hubungan bilateral dengannya untuk mengakui kedaulatan Taiwan.
Pada awal bulan ini Trump membuat Beijing marah. Ia mengatakan komitmen menghormati kebijakan satu China akan dikaji ulang saat resmi memimpin AS.
AS dulunya punya hubungan bilateral dengan Taiwan. Namun pada 1979 mereka memutus hubungan tersebut karena memilih mengakui kebijakan satu China.
Sampai sekarang, hanya 21 negara yang menjalin hubungan bilateral dengan Taiwan. Kebanyakan adalah negara kecil dan miskin di Amerika Latin dan Pasifik.