6 Teori Konspirasi Titanic yang Masih 'Menghantui' Hingga Kini

Seabad lebih sejak ia tenggelam di Lautan Atlantik, kisah RMS Titanic masih memesona banyak orang di seluruh dunia.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 07 Jan 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2017, 18:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Seabad lebih sejak ia tenggelam di Lautan Atlantik, kisah RMS Titanic masih memesona banyak orang di seluruh dunia.

Tragedi terjadi dalam skala besar membuat orang tak puas dengan penjelasan yang 'biasa-biasa' saja. Itu mengapa sejumlah teori konspirasi terkait tenggelamnya Titanic pada 15 April 1912 muncul, bahkan bertahan hingga saat ini.

Bahkan ketika kali pertama angka sauh, dalam pelayaran perdana, nama Titanic sudah terkenal.

Ia adalah salah satu kapal 'Olympic class' milik perusahaan White Star Line pada awak Abad ke-20. Dua bahtera lainnya adalah RMS Olympic dan HMHS Britannic -- yang tenggelam pada 1916 di Laut Aegea dan menewaskan 30 orang.

Titanic adalah salah satu kapal terbesar dan paling mewah pada  masanya. Ada 10 miliarder yang kala itu menjadi penumpang kapal 'wah' itu. Ruang-ruang penyimpanan dipenuhi barang-barang berharga, termasuk berlian yang kala itu bernilai US$ 7 juta pada 1912.

Beberapa orang terkaya dunia ada dalam daftar nama penumpang. Salah satunya, John Jacob Astor.

Titanic karam pada pelayaran perdananya. Kapal itu memulai pelayarannya pada April 1912 menuju New York, Amerika Serikat.

Empat hari melaut, Titanic menabrak gunung es yang merobek kompartemen kedap air di sepanjang lambung. Hanya dalam beberapa jam kemudian, bahtera tersebut karam di Laut Atlantik. Lebih dari 1.500 penumpang dan awak kapal tewas.

Baru-baru ini, sebuah teori baru muncul, terkait mengapa Titanic dengan mudah karam akibat 'seonggok es'.

Menurut jurnalis, Senan Molony, kebakaran di gudang batu bara melemahkan struktur kapal yang memungkinkan gunung es menyebabkan kerusakan yang berdampak luar biasa pada Titanic.

Dugaan kebakaran itu cukup masuk akal. Namun, masih ada teori lain soal tenggelamnya Titanic -- yang meski kurang kredibel -- namun selalu menjadi daya tarik.

Berikut 6 teori konspirasi soal tenggelamnya Titanic yang memesona sekaligus 'menghantui' hingga saat ini, seperti dikutip sebagian dari Bustle, Sabtu (7/1/2017):

1. Kapal Lain yang Tenggelam, Bukan Titanic

Salah satu teori yang menarik adalah, mungkin bukan Titanic yang menabrak gunung es pada 14 April 1912, melainkan Kapal Olympic.

Pada saat Titanic dibangun, White Star Line juga membuat kapal besar lainya yang diduga 'kembaran' Titanic.

Olympic, 'kakak' Titanic, merupakan satu dari tiga kapal mewah WSL yang dibangun oleh Harland dan Wolff -- yang ketiga adalah HMHS Britanic.

Perbedaan antara Olympic dan 'kembarannya' terletak pada lorong jalan dek A Titanic yang dibuat dengan sekat baja dan jendela geser. Perubahan itu memungkinkan lebih banyak ruang di bagian depan kapal.

Selanjutnya lorong pada dek B Titanic juga dikurangi, agar memungkinkan lebih banyak ruangan digunakan untuk kabin.

Olympic memulai pelayaran pertamanya pada 15 Juni 1911 mengarungi rute perjalan yang sama dengan Titanic, dan sampai dengan selamat di New York pada 21 Juni 1911.

Sayangnya, pada pelayaran kelima Olympic bertabrakan dengan kapal pesiar Inggris, HMS Hawke, pada 20 September 1991 di dekat Isle of Wight.

Kecelakaan itu mengakibatkan dua lubang besar 'menganga' di sisi kanan kapal dan air laut membanjiri 2 kompartemen kedap air.

Tidak hanya itu, baling-baling kapal juga rusak. Meski babak belur, Olympic bisa kembali ke Southampton.

Seorang penulis, Robin Gardinier mengemukakan teori konspirasi yang menghebohkan.

Robin berpendapat bahwa kapal yang karam di Samudera Atlantik pada April 1912 itu adalah Olympic, bukan Titanic.

Dalam bukunya yang berjudul, Titanic: The Ship that Never Sank?, Robin menyatakan bahwa Olympic 'menyamar' menjadi Titanic dan sengaja ditenggelamkan untuk mencairkan asuransi dalam jumlah besar.

Teori itu dinyatakan oleh sang penulis berdasarkan fakta bahwa, HMS Hawke menyalahkan Olympic atas kecelakaan yang menimpa kedua kapal itu.

Akibatnya White Star Line dibanjiri tagihan biaya hukum, perbaikan, dan kerugian selama Olympic tak beroperasi.

RMS Titanic (Wikimedia Commons)

Sementara itu perusahaan asuransi yang digunakan White Star Line, Lloyd's of London, diduga menolak untuk membayar klaim. Sehingga menyebabkan keterlambatan perbaikan dan keberangkatan pertama Titanic.

Berkaitan dengan hal tersebut, Robin mengatakan bahwa WSL sengaja menukar bagian kapal bertulisan Titanic, dan memasangkannya pada Olympics.

Robin juga menyatakan pendapatnya itu berdasarkan fakta bahwa uji coba laut Titanic di laut hanya berlangsung beberapa jam. Sementara Olympic selama dua hari.

Selain itu, Robin juga menduga kapal itu karam bukan akibat menabrak gunung es. Melainkan ditubruk kapal penyelamat yang mencoba 'bersembunyi di dalam kegelapan.

Pria itu percaya bahwa gunung es tidak 'mampu' untuk menghasilkan kerusakan yang dapat menenggelamkan bahtera itu.

2. Kecelakaan Titanic Disengaja

Teori lain menyebut, tragedi Titanic memang diniatkan terjadi, bukan sekedar kecelakaan.

Mereka yang meyakininya berpendapat, tiga penumpang kapal -- John Jacob Astor IV, Benjamin Guggenheim, dan Isador Strauss -- menentang pendirian bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve Bank.

Kematian ketiganya diduga diniatkan untuk memuluskan pendirian bank sentral tersebut pada tahun berikutnya, yakni 1913.

Ada sejumlah variasi dalam teori tersebut. Konon, ketiganya juga menentang undang-undang pajak penghasilan. 

Yang lebih gila lagi, ada yang menyebut Ordo Jesuit atau J.P. Morgan memikat mereka ke Titanic untuk menjemput maut.

Apapun, nama John Jacob Astor IV, Benjamin Guggenheim, dan Isador Strauss tercatat dalam tinta emas dalam sejarah kecelakaan Titanic. Mereka tenggelam sebagai 'gentleman' -- memberikan ruang bagi mereka di sekoci untuk anak-anak dan kaum perempuan.

John Jacob Astor tetap tinggal di kapal setelah mendudukkan istrinya yang sedang hamil ke sekoci, lalu melambaikan tangan perpisahan.

Madeleine Astor dan suaminya John Jacob Astor menjadi penumpang Titanic (Wikipedia)

Isidor Straus, pemilik Macy juga memilih tinggal. Sang istri yang menolak naik ke sekoci tanpa pria yang ia cintai, ikut tenggelam.

Isidor dan Ida Straus, korban Titanic yang tak terpisahkan hingga akhir (Wikipedia)

Pun dengan Benjamin Guggenheim. Ia menolak naik sekoci. "Tak ada perempuan yang boleh ditinggalkan di atas kapal ini hanya karena Ben Guggenheim seorang yang pengecut," kata dia, seperti dituturkan saksi mata.

3. Titanic Diserang Kapal Nazi U-Boat

Titanic tak hanya mewah, tapi juga kapal paling canggih pada masanya, termasuk mesinnya.

Oleh karena itu, sejumlah orang yakin, ia tenggelam karena kekuatan dari luar -- yang bukan gunung es.

Sejumlah pendukung teori konspirasi meyakini, Titanic dihantam torpedo yang ditembakkan dari kapal perang Jerman atau U-Boat.

 

Kesaksian para korban, yang mengaku mendengar ledakan setelah kapal mulai tenggelam, dijadikan dasar teori itu.

Sejumlah saksi mata konon melihat sorot lampu pencarian di kejauhan, jauh sebelum kapal penyelamat datang.

4. Kutukan Mumi

Teori lain yang populer soal penyebab tenggelamnya Titanic mengaitkan dengan hal mistis. Kapal itu diduga korban sebuah 'kutukan'.

Konon di antara kargo yang diangkut bahtera tersebut, terdapat sebuah mumi berjuluk 'The Unlucky Mummy', yang punya reputasi mengerikan: sebagai pembawa sial.

Mumi Mesir Kuno tersebut dikabarkan disimpan dalam sebuah peti batu atau sarkofagus. Ia disegel dengan kutukan-kutukan mengerikan -- yang membuat Titanic, sekaligus gunung es yang ditabraknya ke akhir yang tragis.

Jasad yang diawetkan tersebut diduga adalah seorang putri dari Kerajaan Mesir Kuno yang bernama Amen-Ra. Ia diduga tewas misterius pada tahun 1.500 sebelum Masehi.

Kisah tersebut dikabarkan di sejumlah media pasca-tenggelamnya Titanic. Disebut-sebut, mumi tersebut disimpan ruang bawah tanah rahasia di British Museum.

Mumi berjuluk 'The Unlucky Mummy' yang konon punya andil dalam tragedi Titanic (British Museum)

Hanya replikanya yang dipajang. Hal itu dilakukan demi melindungi para staf dan pengunjung.

Kemudian, seorang ahli Mesir Kuno dari Amerika Serikat menemukan bahwa peti batu yang dipajang di museum Inggris itu palsu belaka. Maka, ia membujuk pihak museum agar artefak itu bisa ia beli untuk dibawa ke Amerika Serikat.

Setelah itu, peti batu tersebut dibungkus sedemikian rupa hingga tak ada yang menyadari apa gerangan yang ada di dalamnya dan diangkut dalam kargo Titanic.

"Bungkusan berisi mumi tersebut harus diangkut ke dalam kapal diam-diam, karena bentuknya yang mirip peti mati," demikian kutipan yang dimuat koran kuno Milwaukee Journal pada 10 Mei 1914. "Akhirnya kami selamat darinya...Keesokan harinya mumi tersebut akan meninggalkan Inggris dengan menaiki kapal uap Titanic."

Benarkah demikian? Baca ulasannya soal kutukan mumi Titanic.

5. Firasat Aneh Sang Jurnalis

Pada 1886, wartawan legendaris William T. Stead menulis kisah fiksi tentang tenggelamnya kapal yang berlayar di Atlantik setelah bertabrakan. Disebut pula bahwa kebanyakan penumpang ikut karam karena tak ada cukup sekoci.

Dengan artikelnya itu, Stead berusaha menarik perhatian pembaca tentang regulasi kelautan yang terlalu longgar -- yang tak mewajibkan kapal membawa sekoci yang cukup membawa semua penumpang dan awak kapal.

Stead kembali ke tema pada tahun 1892, dengan sebuah cerita berdasarkan kapal Majestic White Star Line. Klimaksnya, kapal yang melintasi Atlantik dan sarat dengan wisatawan tiba-tiba menabrak sesuatu.

Seperti dikutip dari ListVerse, dari suaranya, kapal tersebut seakan menabrak es besar. Para penumpang yang panik menuju dek, di tengah cuaca lembab dan dingin yang menusuk.

Bunyi es yang menabrak sisi kapal terdengar menggelegar, meredam kata dan jeritan orang-orang yang ada di sana. Sejurus kemudian, terdengar teriakan: "Ada gunung es di sisi kapal!"

Dua dekade kemudian, Stead tewas dalam tragedi yang telah ia 'ramalkan'. Ia menjadi korban tewas dalam kecelakaan Titanic.

Hanya ada 20 sekoci dalam kapal Titanic, yang hanya cukup mengangkut setengah dari manusia yang ada di kapal.

6. Kapal yang Menolak Memberi Bantuan

Para penumpang Titanic yang selamat mengaku melihat sorot lampu jauh sebelum kapal yang menyelamatkan mereka dari lautan beku muncul.

Selain diduga kapal U-Boat, Jerman, muncul sangkaan cahaya itu datang dari kapal pemburu anjing laut milik Norwegia, Samson.

Kisah tersebut muncul dari pengakuan mantan perwira pertama Samson, Henrik Naess.

Menurut dia, kapalnya berada dekat Titanic pada malam ketika bahtera besar itu karam.

Naess mengatakan, kapal bertenaga uap sepanjang 147 kaki atau 44,8 meter yang mengangkut 45 awak berlayar di antara lautan es di utara posisi Titanic pada 14 April 1912 malam. Mereka sempat melihat dua roket di cakrawala.

Dengan menggunakan teropong mereka menyaksikan lebih banyak roket yang ditembakkan.

Namun, karena mereka berlayar secara ilegal, di perairan Labrador dan Newfoundland, sementara sang kapten Carl Johann Ring khawatir kargonya dipermasalahkan, mereka tak mendekat ke arah cahaya.

Karena tak memiliki radio, mereka tak tahu bencana sedang berlangsung dan diam-diam berlayar menjauh.

Beberapa bulan kemudian, saat kapal berlabuh di Isafjordur, Islandia, para awak kapal baru tahu tentang tenggelamnya Titanic.

Namun, para sarjana yang mempelajari sejarah Titanic meragukan keterangan tersebut. Sebab, ada sejumlah kontradiksi dalam keterangannya itu. Misalnya, Naess menyatakan bahwa kapalnya berada di selatan Cape Hatteras -- yang tak hanya tidak mungkin secara fisik tapi juga secara logis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya