Liputan6.com, Khartoum - Empat buah makam di mana setidaknya terdapat 123 kerangka di dalamnya, termasuk jasad misterius, ditemukan di dekat reruntuhan sebuah biara Abad Pertengahan di Sudan.
Makam dan sisa-sisa biara yang telah diekskavasi selama dua tahun terakhir itu, terletak di sebuah biara yang disebut al-Ghazali, dekat Sungai Nil.
Baca Juga
Orang-orang yang dikuburkan di sana hidup sekitar 1.000 tahun lalu, yakni ketika sejumlah Kerajaan Kristen berkembang di daerah itu.
Advertisement
Dikutip dari Live Science, Jumat (20/1/2017), hal tersebut dikemukakan oleh seorang mahasiswa doktoral di McMaster University, Robert Stark. Pada bulan ini ia mempresentasikan temuannya dalam pertemuan tahunan Archaeological Institute of America and the Society for Classical Studies di Toronto.
Stark merupakan bagian dari ekspedisi arekologi Polish Centre of Mediterranean Archaeology di Univeristy of Warsaw.
Di dalam penemuan tersebut juga masih dapat dilihat kain kafan yang terawetkan dengan baik dan masih menutupi sejumlah tengkorak. Para arkeolog juga menemukan batu nisan dengan ukiran doa yang ditulis dalam bahasa Yunani atau Koptik (bahasa Mesir yang mengunakan alfabet Yunani).
Menurut keterangan Stark, seorang arkeolog bernama Peter Shinnie pertama kali mengekskavasi makam di al-Ghazali pada 1950-an. Shinne meyakini bahwa di daerah tersebut terdapat lebih dari 1.000 makam, namun Stark baru menemukan beberapa.
Di salah satu pemakaman yang diekskavasi, ditemukan jasad yang seluruhnya merupakan kerangka laki-laki dewasa yang diduga merupakan jasad para biarawan. Dalam dua pemakaman lainnya terdapat kerangka campuran yang diduga digunakan untuk memakamkan orang-orang yang tinggal di sekitar tempat tersebut.
Sementara itu pada pemakaman ke empat ditemukan 15 kerangka, termasuk sejumlah jasad misterius, karena dimakamkan dengan cara yang tak biasa.
Jasad Misterius
Di seluruh empat makam tersebut, ditemukan sisa-sisa struktur batu di permukaannya. Stark menambahkan, beberapa struktur tersebut merupakan sisa dari batu nisan.
Tulisan dalam batu nisan tersebut cenderung mengikuti format tertentu. "Untuk membuatnya sederhana, tulisan batu nisan dapat dibagi menjadi dua bagian," kata direktur ekskavasi di al-Ghazali, Artur Obluski.
Bagian pertama batu nisan terdiri dari doa. Sementara itu pada bagian kedua berisi sejumlah informasi pribadi dari almarhum, yakni nama, usia kematian, dan profesi yang ia jalankan.
Menurut keterangan Stark, makam yang baru-baru ini ditemukan menunjukkan sejumlah fitur yang tak biasa.
Salah satu makam berisi sejumlah kerangka dengan luka goresan dari dua individu. Analisa dari tulang tersebut mengindikasi bahwa goresan tersebut ditorehkan saat dua orang itu meninggal.
"Seluruh indikator menunjukkan bahwa ini (goresan) terjadi ketika tulang masih segar," ujar Stark dalam presentasinya dan menekankan bahwa tak ada tanda-tanda bahwa tanda tulang tersebut ditorehkan oleh hewan.
Terdapat kemungkinan bahwa goresan tersebut terbentuk ketika dilakukan pemisahan daging dan organ dari jenazah atau dikenal sebagai defleshing.
Ada jasad lain di dalam makam yang dikubur dengan cara yang tak biasa. Misalnya saja terdapat satu jasad yang kakinya tergeletak dengan sudut 45 derajat dan lengan kanannya menggantung di kepalanya.
Stark mengatakan, orang itu dimakamkan secara serampangan, meski terdapat fakta bahwa makam orang tersebut digali rapi ke dalam tanah dan strukur batu dibangun di atasnya.
Advertisement