Bocah Perempuan 6 Tahun Curi Perhatian dalam Protes Anti Trump

Di antara kerumunan massa, Sophie berorasi menyampaikan pesan yang mewakili jutaan imigran ilegal di AS.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Jan 2017, 06:54 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2017, 06:54 WIB
Sophie Cruz merupakan anak dari imigran ilegal asal Meksiko
Sophie Cruz merupakan anak dari imigran ilegal asal Meksiko (Associated Press)

Liputan6.com, Washington, DC - Pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) disambut aksi protes di lebih dari 60 negara, tak terkecuali di Negeri Paman Sam. Pria, wanita, bahkan anak-anak tumpah ruah di jalan, menyuarakan aspirasi mereka.

Di antara 'lautan' massa di Washington, berdiri seorang bocah perempuan berusia 6 tahun. Sophie Cruz, namanya. Ditemani oleh ayah, ibu, dan adiknya ia menyampaikan pesan akan sebuah harapan.

"Kita di sini bersama-sama untuk membuat rantai cinta demi melindungi keluarga kita. Mari kita berjuang dengan cinta, keyakinan, dan keberanian sehingga keluarga kita tidak hancur," ujar Sophie yang menyampaikan orasinya tanpa diliputi rasa gugup seperti dilansir Daily Mail, Senin, (23/1/2017).

"Aku juga ingin mengatakan kepada anak-anak, untuk tidak takut, karena kita tidak sendirian. Masih banyak orang yang hatinya dipenuhi cinta. Mari terus bersama-sama dan memperjuangkan hak-hak kita. Tuhan bersama kita," tambahnya.

Sophie yang mengenakan coat berwarna merah muda itu mengulang orasinya dalam bahasa Spanyol sebelum akhirnya ia meneriakkan, "Si, se puede" atau "Ya, kita bisa." Selama ini, hal tersebut melekat sebagai slogan Barack Obama semasa berkampanye.

Anak perempuan yang berani tampil berorasi di hadapan massa itu merupakan putri dari pasangan imigran gelap asal Meksiko. Ini bukan kali pertama ia mencuri perhatian dunia.

Pada tahun 2015, bocah yang sudah dijuluki aktivis itu memberikan surat kepada Paus Fransiskus tentang reformasi imigrasi. Surat itu disampaikannya dengan berani, ia menerobos barikade pengamanan ketat ketika Paus Fransiskus tengah berkunjung ke Washington.

Dalam suratnya, Sophie memohon campur tangan Paus Fransiskus untuk membuat orangtuanya dan juga jutaan imigran ilegal lain dapat tetap tinggal di AS. Ayah dan ibunya telah tiba di California lebih dari satu dekade lalu.

"Aku percaya saya memiliki hak untuk hidup dengan orang tua saya. Aku pun untuk berbahagia. Seluruh imigran seperti ayah saya membantu menghidupi negara ini. Mereka layak untuk hidup dengan martabat. Mereka layak dihormati. Mereka layak mendapatkan reformasi imigrasi," tulis Sophie.

Sophie saat menyerahkan surat kepada Paus Fransiskus pada tahun 2015  (Associated Press)

Sophie, si gadis kecil berambut panjang itu merupakan bagian dari kelompok aktivis La Hermandad Mexicana Transnacional, sebbuah organisasi advokasi imigrasi yang berbasis di Pantai Barat.

Puncak perhatian dunia kepadanya adalah ketika pada tahun 2016, Sophie diundang Obama ke Gedung Putih bertepatan dengan Cinco de Mayo, hari libur untuk memperingati kemenangan Meksiko atas Prancis dalam pertempuran Puebla pada tahun 1862 silam.

Dalam kesempatan itu, hanya Sophie yang diizinkan bertemu Obama dan Biden sementara orang tuanya harus menunggu di luar. Ini tak lain karena sebagai imigran ilegal orang tuanya tidak memiliki nomor jaminan sosial sehingga keduanya tidak lolos pemeriksaan keamanan.

Sejak tahun 2009, Obama sudah menyerukan dilakukannya reformasi imigrasi karena menurutnya ada yang "rusak" dengan sistem tersebut. Namun seruannya ditentang Partai Republik.

Dengan berkuasanya Trump, kekhawatiran orang-orang seperti Sophie semakin berdasar. Pasalnya, semasa kampanye Trump sudah menegaskan, akan mendeportasi jutaan imigran gelap di AS di mana termasuk di antaranya adalah orang tua Sophie.

Hal ini berarti, Sophie terancam hidup terpisah dari orang tuanya mengingat ia sendiri lahir di AS dan sudah menjadi warga negara itu. Dengan alasan inilah ia turut berpartisipasi dalam demonstrasi damai pasca-pelantikan Trump.

Di media sosial Twitter, tagar #SophieCruz ramai disebut. Pemiliki akun @ornellazuniga misalnya menuliskan, "saya ingin menjadi #SophieCruz ketika dewasa."

"Sophie Cruz--suara yang sangat lantang dari tubuh yang kecil! Masa depan kita!," demikian cuit pemilik akun @Itikoala11 tak lupa menambahkan tagar #SophieCruz #WomensMarch.

Simak video saat Sophie berorasi berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya