Liputan6.com, Amsterdam: Putra mahkota Willem Alexander, 34 tahun, resmi menikahi Maxima Zorreguieta, 30 tahun. Pasangan kontroversial itu menikah secara sipil di gedung bekas Kantor Bursa Efek di Amsterdam, Belanda, Sabtu (2/2). Pemberkatan pernikahan digelar di Gereja Protestan Nieuwe Kerk dan dipimpin pendeta Emeritus C.A ter Linden dari Jemaat Kloosterkerk Den Haag.
Pernikahan akbar itu dihadiri sekitar 2.000 tamu kenegaraan. Para tamu di antaranya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, putra mahkota Inggris Pangeran Charles, dan Pangeran Andrew. Tapi, pernikahan mereka tak dihadiri Jorge Zorreguieta, ayah mempelai putri. Bekas Menteri Pertanian di era rezim diktator 26 tahun silam itu batal hadir karena mendapat kecaman dari warga Argentina. Di luar gereja, ratusan warga Belanda ikut menyemarakkan acara dengan membuat berbagai pernak-pernik berwarna oranye.
Seusai pemberkatan gereja, prosesi dilanjutkan dengan arak-arakan menggunakan De Gouden Koets atau kereta kencana. Kereta utama yang berkaca kristal itu ditarik enam ekor kuda unggulan dari Gelderland. Ratusan personel militer kerajaan juga mengantarkan iring-iringan tersebut. Rombongan pengantin istimewa itu berkeliling kota melewati Nieuwezijds Voorburgwal, Spui, Singel, Muntplein, Rokin, dan berakhir di Istana Kerajaan De Dam. Hajatan besar itu juga disaksikan lewat televisi oleh sekitar 600 warga Belanda di Gedung Kedutaan Besar di Buenos Aires, Argentina. Pejabat Kedubes Belanda Bidang Pertanian, Perikanan, dan Nutrisi Jean F. Rumminie berharap pernikahan itu bisa meningkatkan hubungan bilateral Argentina-Belanda.
Bagi warga Negeri Kincir Angin, pernikahan Pengeran Alexander-Maxima adalah peristiwa bersejarah. Sebab, Alexander adalah calon pewaris tahta Belanda yang akan menentukan eksistensi kerajaan. Uniknya, baru kali ini seorang calon raja Belanda menikah setelah 100 tahun tampuk kekuasaan terus dipegang seorang ratu. Masing-masing Ratu Emma (cicit) 1890-1898, Ratu Wilhelmina (buyut) 1898-1948, Ratu Juliana (nenek) 1948-1980, dan Ratu Beatrix (ibu) 1980-sampai sekarang. Acara sempat diwarnai unjuk rasa sejumlah warga Argentina yang bermukim di Belanda. Dalam aksi, mereka mengingatkan ayah sang mempelai, Zorreguita, bahwa Argentina sedang dilanda krisis moneter. Namun, polisi setempat berhasil menggendalikan situasi dan menggiring para demostran.(KEN/Nlg)
Pernikahan akbar itu dihadiri sekitar 2.000 tamu kenegaraan. Para tamu di antaranya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, putra mahkota Inggris Pangeran Charles, dan Pangeran Andrew. Tapi, pernikahan mereka tak dihadiri Jorge Zorreguieta, ayah mempelai putri. Bekas Menteri Pertanian di era rezim diktator 26 tahun silam itu batal hadir karena mendapat kecaman dari warga Argentina. Di luar gereja, ratusan warga Belanda ikut menyemarakkan acara dengan membuat berbagai pernak-pernik berwarna oranye.
Seusai pemberkatan gereja, prosesi dilanjutkan dengan arak-arakan menggunakan De Gouden Koets atau kereta kencana. Kereta utama yang berkaca kristal itu ditarik enam ekor kuda unggulan dari Gelderland. Ratusan personel militer kerajaan juga mengantarkan iring-iringan tersebut. Rombongan pengantin istimewa itu berkeliling kota melewati Nieuwezijds Voorburgwal, Spui, Singel, Muntplein, Rokin, dan berakhir di Istana Kerajaan De Dam. Hajatan besar itu juga disaksikan lewat televisi oleh sekitar 600 warga Belanda di Gedung Kedutaan Besar di Buenos Aires, Argentina. Pejabat Kedubes Belanda Bidang Pertanian, Perikanan, dan Nutrisi Jean F. Rumminie berharap pernikahan itu bisa meningkatkan hubungan bilateral Argentina-Belanda.
Bagi warga Negeri Kincir Angin, pernikahan Pengeran Alexander-Maxima adalah peristiwa bersejarah. Sebab, Alexander adalah calon pewaris tahta Belanda yang akan menentukan eksistensi kerajaan. Uniknya, baru kali ini seorang calon raja Belanda menikah setelah 100 tahun tampuk kekuasaan terus dipegang seorang ratu. Masing-masing Ratu Emma (cicit) 1890-1898, Ratu Wilhelmina (buyut) 1898-1948, Ratu Juliana (nenek) 1948-1980, dan Ratu Beatrix (ibu) 1980-sampai sekarang. Acara sempat diwarnai unjuk rasa sejumlah warga Argentina yang bermukim di Belanda. Dalam aksi, mereka mengingatkan ayah sang mempelai, Zorreguita, bahwa Argentina sedang dilanda krisis moneter. Namun, polisi setempat berhasil menggendalikan situasi dan menggiring para demostran.(KEN/Nlg)