Liputan6.com, Jakarta - Penghukuman di Abad Pertengahan terkadang terdengar terlalu tidak masuk akal. Tapi, kalau kita mengetahui peraturan yang mendasari hukumannya, mungkin akan lebih mudah memahaminya.
Dunia kejahatan dan penghukuman pada Abad Pertengahan sangat berbeda dengan apa yang kita miliki sekarang. Misalnya, dulu tidak ada polisi.
Advertisement
Jadi, kalau ingin menangkap seseorang, kita harus menjerit minta tolong dan berharap ada orang yang bergegas menolong kita.
Advertisement
Baca Juga
Bukan hanya itu, peraturan masa itu mengendalikan segala sesuatu, mulai dari perilaku moral hingga cara berpakaian dan kematian. Tapi, dengan penjelasan konteks itu, ada saja peraturan janggal yang membuat siapa saja geleng-geleng kepala, misalnya larangan untuk mencuri paus.
Eropa Abad Pertengahan bukan hanya menjadi masa dan tempat berbagai peraturan aneh. Banyak dari aturan itu yang sebenarnya masuk akal dengan cara pandang yang tepat dan mengerti alasan di balik penetapan tersebut.
Untunglah, seperti dikutip dari The Vintage News pada Rabu (1/2/2017), sebagian besar peraturan itu tidak ada lagi sekarang, setidaknya, tidak berlaku di hadapan pengadilan.
1. Larangan Main Tenis
Berdasarkan aturan pada 1495, kaum pria muda yang bukan tergolong aristokrat, misalnya pegawai dan pelayan, dilarang secara hukum untuk bermain tenis.
Di masa itu, olah raga tersebut dianggap mempromosikan perjudian dan merupakan gangguan.
Peraturan itu berlaku sepanjang tahun, kecuali pada hari Natal. Bahkan, pada hari itu, warga biasa hanya boleh bermain tenis dalam ruang di dalam rumah majikan mereka.
Advertisement
2. Lalai Mandikan Domba
Tercatat dalam The Book Of Strange And Curious Legal Oddities, pada 1200-an Nathan Belofksy menceritakan bahwa seluruh desa, termasuk budak dan yang lainnya, dihukum karena "lalai membersihkan domba majikannya."
Diduga ada hal lain yang melatar belakangi kisah tersebut, tapi perinciannya tidak dapat ditemukan.
3. Pastel Daging Cincang
Jika dipikir-pikir, peraturan ini tidak benar-benar terbit pada Abad Pertengahan karena diprakarsai oleh Thomas Cromwell sebagai bagian dari deretan legislasi yang bertujuan membasmi "budaya pagan" di Inggris.
Kebanyakan tradisi purba itu dihidupkan lagi ketika Charles II naik takhta menjadi raja, sehingga rakyat Inggris masih bisa sesuka hati menyantap kue-kue pastel kecil berhiaskan topi Santa.
Advertisement
4. Mencuri Paus Mati
Selera di abad pertengahan secara hakiki mencakup semuanya, mulai dari lumba-lumba hingga berang-berang. Jadi aturan yang satu ini cukup bisa dimengerti.
Paus sepertinya memang menjadi bagian dari menu, tapi hanya untuk raja dan ratu. Ketika ada paus yang terdampar di darat, maka hewan itu secara otomatis menjadi milik raja yang sedang bertahta.
Bagian kepala untuk sang raja, sedangkan bagian ekor menjadi milik sang ratu.
5. Main Sepak Bola
Sepak bola bukanlah permainan yang bisa dikatakan "beradab" pada masa itu. Pada masa itu, pertandingan sepak bola pada hakekatnya adalah suatu peperangan.
Jika pertandingan dilakukan di kawasan-kawasan padat penduduk, hasilnya adalah kekacauan, termasuk kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa. Permainan sepak bola bahkan dilarang sepenuhnya di Inggris pada 1314.
Advertisement
6. Temuan Mayat
Tanggal tertua yang diketahui untuk peraturan ini adalah 1241, tapi kemungkinan besar sudah berlaku jauh sebelum itu. Jika seseorang menemukan jasad manusia, ia diberi klasifikasi sebagai "penemu pertama."
Pada masa itu, tanpa adanya para petugas atau orang-orang lain yang mengumpulkan bukti, maka seseorang diharapkan hadir di pengadilan untuk membeberkan detailnya.
Jika ia tidak hadir di pengadilan, bukan hanya orang itu yang mendapatkan masalah, tapi juga seluruh penduduk desa tempat temuan mayat.
7. Hiasan Kepala Musang
Ini adalah salah satu cuplikan peraturan ketamakan di Italia pada tahun 1500-an. Peraturan seperti ini dirancang untuk mengurangi konsumsi dan pamer berlebihan melalui larangan apa yang boleh dikenakan oleh seseorang berdasarkan kelas masyarakat dan penghasilannya.
Jika seseorang kaya luar biasa, maka ia bebas mengenakan apapun sekehendak hatinya. Tapi, kalau bukan termasuk golongan itu, jangan sampai ketahuan sedang mengenakan Zibellino, yaitu musang mati yang kepala dan semua kakinya diselimuti permata.
Advertisement
8. Dilarang Tenang Saat Rusuh
Kerusuhan adalah salah satu hal yang merebak pada Abad Pertengahan di Eropa. Tapi peraturan baru terlibat kalau kerusuhan sudah tidak terkendali dan ada korban meninggal dunia.
Jika seorang pembunuh menyaru dalam kerumunan yang sedang rusuh, pihak berwajib memiliki semua wewenang menurut hukum pada masa itu untuk meringkus 7 orang dari sekitar tempat kejadian dan melakukan serangkaian "ujian" untuk menentukan siapa yang bersalah.
Anehnya, rangkaian tes itu tidak ada urusannya dengan apa yang mau diakui seseorang kepada pengadilan tentang apa yang sebenarnya kita lakukan saat kejadian berlangsung.
9. Meninggal di Gedung Parlemen
Kurang jelas bagaimana cara menegakkan aturan ini, tapi aturan ini masih berlaku di Inggris. Jajak pendapat pada 2007 menyebutkannya sebagai salah satu aturan paling konyol dalam sejarah.
Secara prinsip, ketika ada yang mendadak ambruk saat pidato di parlemen, maka hal itu lebih sebagai masalah sopan santun.
Orang yang meninggal dunia dalam Gedung Parlemen secara resmi berhak disiarkan pemakamannya. Menurut laporan Bustle, aturan ini bertujuan mencegah rakyat jelata membawa kerabat yang sekarat supaya mendapat pemakaman kenegaraan.
Advertisement
10. Izin Menikah dari Majikan
Aturan yang satu ini menggambarkan betapa menderitanya nasib kaum terendah dalam jenjang masyarakat.
Seorang rakyat jelata yang bekerja keras bagi seorang tuan tanah kemudian menikah tanpa meminta izin kepada majikannya, ia bisa tertimpa masalah.
Bukan hanya itu. Bagi seorang wanita yang suaminya meninggal dunia, maka tuan tanah segera dapat memaksa untuk memilihi suami baru, atau memilihkan untuk wanita itu. Jika menolak, wanita itu bisa dihukum.