Top 3: Kajian Kaitan Obesitas dan Rasa Mengantuk Berlebihan

Obesitas menjadi salah satu masalah besar di bidang kesehatan. Rasa kantuk berlebihan ternyata disebabkan oleh berat badan yang berlebih.

oleh Tanti YulianingsihAlexander LumbantobingAndrie HariantoKhairisa Ferida diperbarui 10 Feb 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2017, 09:30 WIB
Hormon Cinta Diduga Membantu Diet Kaum Pria
Temuan ini bisa menjadi cara baru yang berdaya untuk membantu orang-orang obesitas mengalahkan perilaku makan secara kompulsif.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang peneliti Indonesia di Australia meneliti kaitan kegemukan berlebih dengan kecenderungan mengantuk. Penelitian ini paling menyedot perhatian pembaca Liputan6.com kanal Global pada Jumat (10/2/2017) pagi.

Masih terkait dengan Australia, para pembaca tertarik permintaan maaf Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Campbell kepada Indonesia terkait dugaan penghinaan Pancasila.

Presiden Donald Trump masih menjadi berita. Kali ini para pembaca mengikuti dugaan konflik kepentingan ketika terdengar kabar bahwa Departemen Pertahanan AS mungkin harus menyewa Trump Tower demi pengamanan.

Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:

 

1. Berat Badan Berlebih Picu Kantuk? Ini Hasil Riset Peneliti RI

 Ilustrasi Mengantuk (iStockphoto)

Rasa kantuk berlebihan ternyata disebabkan oleh berat badan yang berlebih, kondisi tersebut akan berkurang jika bobot tubuh dalam batas normal. Hal itu dianalisis oleh peneliti asal Indonesia, Winda Liviya dan teman-temannya di Institut Jantung dan Diabetes Baker di Melbourne, Australia.

Mereka baru saja menerbitkan penelitian tersebut di jurnal internasional Obesity Reviews.

Dalam penjelasannya kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia, Sastra Wijaya yang Liputan6.com kutip Kamis 9 Ferbuari 2017, Winda Liviya yang juga sedang menyelesaikan pendidikan doktoral di Monash University mengatakan bahwa penelitian mereka dilakukan karena sekarang ini obesitas menjadi salah satu masalah besar di bidang kesehatan.

Selanjutnya...

 

2. Pejabat Militer Australia Minta Maaf soal Penghinaan Pancasila

Panglima TNI dan KSAD Australia Angus Campbell (Foto: Dokumentasi TNI)

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menerima kunjungan Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Campbell. Pertemuan tersebut dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

Cambell datang ke Tanah Air sebagai utusan Chief of Defence Force, Australian Defence Force Marsekal Mark Binskin. Dalam pertemuan tersebut, Campbell menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil investigasi insiden yang pada lembaga pendidikan bahasa Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat Australia.

Salah satu hal yang disampaikan adalah soal penyesalan mendalam dan permohonan maaf dari Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Angkatan Darat Australia atas insiden tersebut.

Selanjutnya...


3. Demi Lindungi Presiden AS, Pentagon Sewa Ruangan di Trump Tower

Suasana pertemuan PM Jepang Shinzo Abe dengan Donald Trump di Trump Tower di Manhattan, New York, AS (17/18). Shinzo Abe Menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu dengan Donald Trump. (Cabinet Public Relations Office/HANDOUT via Reuters)

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) dikabarkan tengah mencari sebuah hunian untuk disewa di Trump Tower. Kelak, tempat itu akan digunakan sewaktu-waktu Presiden Donald Trump kembali ke kediaman pribadinya di kota New York.

Pada Rabu waktu Washington, juru bicara Pentagon mengatakan, bahwa Departemen Pertahanan AS tengah mencari ruangan "dalam rangka memenuhi persyaratan misi resmi". Demikian seperti dilansir The Guardian, Kamis 9 Februari 2017.

Sontak, hal ini memicu banyak pertanyaan soal konflik kepentingan.

Selanjutnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya