Liputan6.com, Seoul - Rasa takut mendera Thae Yong-ho saat mendengar kabar kematian Kim Jong-nam, yang dihabisi di Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia pada Senin 13 Februari 2017.
Diplomat Korea Utara yang pernah bikin geger gara-gara membelot ke Korsel itu mengkhawatirkan keselamatannya. Sebab, bisa jadi ia adalah target berikutnya.
Seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (21/2/2017), badan intelijen Korsel mengungkapkan, Thae Yong-ho kini bersembunyi di sebuah lokasi di Seoul. Ia membatalkan semua aktivitas publik, termasuk wawancara dengan media yang telah dijadwalkan.
Advertisement
Media Korsel, Yonhap melaporkan, Thae Yong-ho merasa agen mata-mata Pyongyang sedang mengincarnya.
Korut selama ini diduga menyusupkan sejumlah agen mereka ke Selatan. Sementara, media di sana menyebut, wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris itu sebagai 'penjahat dan manusia sampah'.
Thae juga dituding menggelapkan uang rakyat, membocorkan rahasia negara, menerima suap, dan memperkosa seorang bocah.
Pyongyang kian naik darah setelah Thae mengklaim bahwa kaum elite di Korut mulai menentang Kim Jong-un. Ia juga memprediksi, warga Korea Utara akan bangkit dan menggulingkan sang diktator.
Belakangan, Korut juga terlibat perselisihan dengan pihak Malaysia dan menuding Negeri Jiran berkomplot dengan dengan negara-negara yang memusuhi Korea Utara dan 'menyembunyikan sesuatu' terkait kasus kematian Kim Jong-nam.
Pyongyang juga menekan Malaysia untuk menyerahkan jasad Kim Jong-nam ke diplomat yang mewakili Korea Utara.
Menanggapi pernyataan tersebut, Menteri Luar Negeri Malaysia mengatakan, apa yang diucapkan Dubes Korut Kang Chol adalah 'delusi, kebohongan, dan jauh dari kebenaran'.
Dalam pernyataannya, Menlu Malaysia mengatakan, apa yang diucapkan pihak Korut adalah penghinaan pada negaranya -- apalagi dengan menyebut Kuala Lumpur berkomplot dengan pemerintah asing.
Terkait penyelidikan kasus pembunuhan Kim Jong-nam, Malaysia menegaskan, "Di semua negara beradab, itu adalah norma yang diterapkan untuk kasus seperti ini (pembunuhan), yang harus diselidiki secara komperehensif".
Sebelumnya, legislator Korea Selatan pekan lalu mengutip keterangan seorang agen mata-mata negaranya, yang mengatakan bahwa pemimpin muda Korut yang tak bisa ditebak, Kim Jong-un, mengeluarkan 'perintah' untuk membunuh kakak tirinya. Upaya yang sama, namun gagal, pernah dilakukan pada 2012.
Thae Yong-ho adalah pejabat tertinggi Korut yang sejauh ini "menyeberang" ke Korea Selatan.
Berbicara di hadapan komite parlemen Korsel, Thae mengatakan rakyat Korut sebagian besar hidup dalam kondisi perbudakan. Kaum elite, kata dia, tak kalah menderita.
"Ada banyak pejabat Korut yang menderita depresi karena mereka dihantui harus menjadi budak untuk waktu yang lama jika pemimpin muda Korut itu (Kim Jong-un) memerintah selama puluhan tahun," jelas dia.
Apapun, Thae Yong-ho kini merasa kian terancam -- lebih dari ketika ia membelot dari Korut. Pembunuhan Kim Jong-nam mungkin bukan yang terakhir.