Liputan6.com, Jakarta - Badak Jawa bercula satu muncul dalam Google Doodle hari ini, Minggu (26/2/2017), untuk merayakan peringatan 25 tahun Taman Nasional Ujung Kulon.
"Hanya ada 50 Badak Jawa yang ada di dunia dan hari ini kami memberi penghormatan pada rumah mereka: Ujung Kulon, tempat perlindungan satwa liar di ujung paling barat Pulau Jawa," demikian penjelasan pihak Google.
Advertisement
Baca Juga
Selain badak bercula satu, Taman Nasional Ujung Kulon juga menawarkan perlindungan untuk satwa terancam punah lain seperti banteng dan macan tutul, dan macan tutul Jawa.
Google juga menjelaskan sejarah di balik Ujung Kulon. "Meski usia taman nasional baru beberapa dekade, beberapa lahan telah dilindungi selama hampir satu abad."
Pada tahun 1883, letusan gunung Krakatau membuat area cikal bakal taman nasional tertutup abu, memusnahkan satwa liar dan memaksa semua manusia untuk mengungsi.
"Orang-orang tak pernah kembali, namun tidak bagi tanaman dan hewan."
Setelah hutan kembali berkembang dan lebat, area itu dinyatakan sebagai cagar alam pada tahun 1921. "Dengan menunjukkan badak bercula satu berkubang bersama anaknya, Doodle hari ini memberikan penghormatan bagi keindahan alam dan pelestarian taman nasional yang penting ini."
Hewan Misterius
Mungkin tak banyak orang tahu, nusantara dianugerahi dua dari lima spesies badak di dunia. Yakni, Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Yang terakhir, selangkah lagi di ambang kepunahan, jika tak ada upaya dan dukungan masyarakat untuk menyelamatkannya.
Pada Oktober 2011, Badak Jawa terakhir yang ada di Vietnam ditemukan mati mengenaskan, dengan luka tembak di kaki. Cula tunggalnya diamputasi. Badak Jawa di negeri itu dinyatakan punah. Harapan terakhir kelestarian spesies ini berada di pundak Indonesia, di Taman Nasional Ujung Kulon.
Meski eksistensinya telah diketahui ada sejak ribuan tahun lalu, tak banyak yang diketahui soal Badak Jawa. Termasuk bagaimana mereka berkembang biak, sifat seksualnya.
Hewan itu tak mudah didekati, hidupnya soliter dan tak berkelompok. Jika didekati manusia, Badak Jawa akan agresif dan berpotensi menyerang, menikam dengan giginya.
Cara hidupnya yang soliter itu menjadikan badak becula satu ada di antara daftar hewan paling misterius di dunia.
Ada dugaan, sifat antisosial hewan itu adalah adaptasi dari tekanan populasi. Hewan yang dulunya hidup berkelompok dan berjumlah banyak harus menghadapi tekanan, yang paling besar dari manusia yang memburunya. Demi cula.
Lebih dari 2.000 tahun, cula badak menjadi komoditas berharga dalam pengobatan Tiongkok. Salah satunya jadi obat kuat. Kulitnya dulu dipakai untuk membuat baju perang. Harganya cula Badak Jawa sangat tinggi, sekitar $30.000 per kilogram, lebih mahal dari cula Badak Afrika.
Perkembangan pemukiman juga jadi tantangan. Pada tahun 1990-an misalnya, wilayah rambahan manusia terdata 400 hektar. Pada 2008 berlipat jadi 3.500 hektar.
Ancaman yang lain berasal dari alam: bencana yang membayangi. Semenanjung Ujung Kulon pernah hancur oleh letusan Krakatau pada 1883. Letaknya yang dekat dengan laut juga berpotensi tsunami.
Sekali saja habitat alaminya terkena bencana dahsyat, Badak Jawa akan terhapus dari muka Bumi.