Kemlu: Kedatangan Raja Salman Mahkota Hubungan RI-Arab Saudi

Raja Salman merupakan salah satu pemimpin dunia yang membawa delegasi dalam jumlah besar ke Indonesia.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 02 Mar 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2017, 19:00 WIB
Raja Salman Tiba di Bandara Halim Perdanakusuma
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz al Saud keluar dari pesawat, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/1). Rombongan Raja Salman tiba di Halim, untuk melakukan kunjungan kenegaraan di Indonesia pada 1-9 Maret 2017 (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Dari Bandara Halim Perdanakusuma, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengawali kunjungannya ke Indonesia, Rabu 1 Maret 2017. Kedatangannya merupakan bagian dari tur Asia selama 31 hari. 

Sebelum ke Indonesia, Raja Arab itu telah mengunjungi Malaysia. Selama di Tanah Air, raja berusia 81 tahun itu akan menghabiskan waktu sembilan hari sebelum bertolak ke Brunei Darussalam, Jepang hingga Maladewa. 

Dalam briefing mingguan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla berkuasa, Indonesia terus meningkatkan diri untuk memperluas hubungan RI dan Arab Saudi.

Meningkatnya hubungan antara Indonesia dan Saudi ditunjukan ketika 2015 lalu saat Jokowi mengunjungi Riyadh dan menemui Raja Salman.

Saat itu Jokowi merupakan Presiden dari Asia pertama yang diterima oleh Raja Salman setelah dilantik.

"Sehingga kunjungan Raja Arab (Saudi) dari kemarin merupakan seperti crown dari hubungan yang baru-baru ini diperluas," sebut pria yang kerap disapa Tata Kamis (2/3/2017).

Selama Jokowi memerintah, hubungan Indonesia dan Arab Saudi sudah dibawa ke tingkatan lebih tinggi. Tidak cuma terfokus di satu atau dua sektor saja.

"Presiden Jokowi selama 2 tahun ini ada pengembangan dan juga intensitas hubungan yang terus meningkat," lanjut Tata. 

Jubir Kemlu itu mengatakan beberapa bukti kenapa Indonesia dan Saudi terus meningkat hubungannya. Salah satunya soal ditanda tanganinya nota kesepahaman mengenai Sidang Komite Bersama (SKB).

"Initinya kerjasama SKB, dulu kan SKB komisi ini dipimpin oleh pejabat tinggi kita pada tingkat Dirjen (Kemlu) dan Saudi malah pada Dirjen di (Kementerian) Tenaga Kerja (sekarang di tingkat menteri di berbagai sektor)," ucap Tata.

"Ini menandakan dulu scope hubungan terbatas antara Indonesia dan Saudi cuma di bidang tenaga kerja, haji dan energi," sebut dia

Selain SKB, Tata menekankan, dalam penandatangan MoU Indonesia dan Saudi, terlihat banyak sektor kerjasama yang disepakati. Bahkan ada beberapa area yang sebelumnya tak tersentuh sekarang sudah menjadi suatu kesepakatan resmi.

"Isu lain yang disepakati dalam 11 MoU yang ditandatangani seperti pendidikan, trans nacional organize crime, perluasan penerbangan, kesehatan dan lain sebagainya," papar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya