Liputan6.com, Washington DC - Terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat kemungkinan membuat Oprah Winfrey berpikir ulang terkait pencalonan presiden. Ketika ditanya apakah dirinya dapat menembus batas untuk menjadi presiden terpilih, ia hanya tersenyum.
"Sebenarnya saya tidak pernah berpikir -- saya tak pernah betul-betul mempertimbangkan percakapan itu bahkan kemungkinannya. Saya hanya berpikir, oh, oh," ujar Oprah saat berbincang dengan miliarder David Rubenstein dalam acara The David Rubenstein Show: Peer-to-Peer Conversations.
Baca Juga
Dikutip dari CNN, Jumat (3/3/2017), menurut juru bicara Bloomberg Rachel Nagler acara tersebut direkam pada 12 Desember 2016, namun baru dirilis pada 1 Maret 2017.
Advertisement
"Apakah telah jelas bahwa Anda tak membutuhkan pengalaman dalam pemerintahan untuk terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat?" ujar Rubenstein.
"Itu apa yang saya pikirkan. Saya berpikir, "Ya ampun, saya tak memiliki pengalaman, saya tak cukup tahu," ujar Oprah. "Dan sekarang saya berpikir, "Oh! Oh," ungkap dia.
Dengan mengatakan hal tersebut, Oprah tampaknya mulai terbuka dengan ide pencalonan dirinya sebagai Presiden AS.
Dilansir BBC, Oprah merupakan pendukung Barack Obama saat ia mencalonkan diri menjadi Presiden AS pada 2008. Ia juga mendukung pencalonan Hillary Clinton dalam Pilpres AS 2016 lalu.
Saat Trump mencalonkan diri sebagai Presiden AS pada 1999, ia menyarankan Oprah sebagai pasangannya. Pada tahun lalu, ia kembali mengatakan bahwa dirinya akan senang jika Oprah mendukungnya.
Sebelumnya, perempuan kelahiran 29 Januari 1954 itu mengaku tak tertarik untuk masuk ke dunia politik untuk menjadi salah satu calon presiden.
Dalam acara The Late Show, Oprah Winfrey mengatakan kepada Stephen Colbert bahwa pencalonan presiden bukan hal yang menarik bagi dirinya.
Donald Trump merupakan satu-satunya miliarder yang tak memiliki pengalaman pemerintahan dan terpilih menjadi presiden.
Atas hal mengejutkan tersebut, timbul spekulasi bahwa pendiri Facebook Mark Zuckerberg, penyanyi rap Kanye West, dan Kepala Eksekutif Disney Bob Iger suatu hari dapat memimpin AS.