Kisah Perempuan di Balik Turunnya Limbah Makanan Denmark

Selina Juul mampu mengurangi limbah makanan sebanyak 25 persen hanya dalam lima tahun. Bagaimana ia bisa melakukan itu?

oleh Citra Dewi diperbarui 03 Mar 2017, 19:20 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2017, 19:20 WIB
Ilustrasi makanan. (weforum.org)
Ilustrasi makanan. (weforum.org)

Liputan6.com, Kopenhagen - Jangan pernah meremehkan kekuatan satu orang yang berdedikasi. Pemerintah Denmark menyebut seorang perempuan mampu mengurangi food waste atau limbah makanan sebanyak 25 persen hanya dalam lima tahun.

Kisah itu berawal perempuan bernama Selina Juul terkejut dengan makanan yang tersedia dan menjadi sampah di supermarket.

"Aku datang dari sebuah negara di mana terdapat keterbatasan makanan, kami mengalami kehancuran infrastruktur, komunisme, dan kami tak pernah tau apa yang akan dihidangkan di meja kami," ujar Juul, perempuan yang pindah dari Rusia ke Denmark ketika berusia 13 tahun.

Organisasi yang didirikannya, Stop Spild Af (Stop Membuang Makanan) membuat perubahan besar dan diakui sebagai salah satu pendorong utama fokus pemerintah untuk mengatasi limbah makanan.

"Ia merupakan perempuan Rusia gila yang berjalan ke depan pintu, dengan ide gila tentang berhenti untuk membuang makanan dan ia benar-benar telah berjalan jauh," ujar staf komunikasi Dagrofa, perusahaan retail Denmark, Maria Noel.

"Ia mengubah seluruh mental di Denmark," imbuh dia.

Juul berhasil meyakinkan Rema 1000, supermarket murah terbesar di Denmark, untuk mengganti seluruh diskon berdasarkan jumlah dengan diskon satu item untuk meminimalisir limbah makanan.

Selina Juul (Wikipedia)

Pegawai di Rema 1000, Max Skov Hanser, mengatakan bahwa perusahaan tempatnya bekerja membuang sekitar 80 hingga 100 pisang setiap harinya. Namun setelah supermarket memasang tanda "Take me I'm single", limbah pisang berkurang 90 persen.

Dikutip dari Independent, Jumat (3/3/2017), dalam lima tahun terakhir Denmark telah menjadi salah satu negara Eropa terkemuka dalam memerangi limbah makanan.

Tahun lalu sebuah badan amal di Kopenhagen, Wefood, membukan supermarket yang khusus menampung limbah makanan. Produk di sana dijual 30 hingga 50 persen lebih murah.

Wefood berharap dapat membantu mengurangi 700.000 ton limbah makanan yang diproduksi Denmark setiap tahunnya.

Juul menyebut bahwa pembeli merupakan pihak yang paling banyak menyia-nyiakan makanan.

"Limbah makanan merupakan perbuatan yang menunjukkan kurangnya rasa hormat untuk alam, masyarakat, orang-orang yang memproduksi makanan, hewan, dan kurangnya rasa hormat untuk waktu dan uang Anda," ujar Juul.

Di Inggris, limbah makanan rumah tangga meningkat menjadi 7,3 juta ton pada 2015. Hal tersebut menimbulkan tuduhan bahwa pemerintah gagal mewujudkan ambisinya untuk mengurangi limbah makanan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya