Tunjukkan Solidaritas, Muslim AS Siap Lindungi Situs Yahudi

Warga muslim AS tidak tinggal diam melihat gerakan antisemitisme meningkat. Mereka menawarkan bantuan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Mar 2017, 08:24 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2017, 08:24 WIB
Vandalisme-Nisan-Yahudi
Sally Amon dan anaknya Max Amon saat melihat batu nisan neneknya yang dirusak usai mendapatkan serangan vandalisme di Chesed Shel Emeth Cemetery di University City, St Louis, Missouri, (21/2). (Robert Cohen /St. Louis Post-Dispatch via AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Serentetan teror bom dan vandalisme menghantui komunitas Yahudi (JCC) di Amerika Serikat (AS). Terkait dengan hal ini, sejumlah warga muslim pun menawarkan bantuan.

Beberapa warga muslim tersebut bersedia melindungi sejumlah situs keagamaan Yahudi. Ini merupakan wujud solidaritas antar umat Islam dan Yahudi.

Belum lama ini, vandalisme terjadi di komplek pemakaman bersejarah Yahudi, Chesed Shel Emeth di St. Louis juga di beberapa tempat lainnya. Sementara itu, setidaknya 100 ancaman bom juga meneror komunitas Yahudi sepanjang Januari hingga Februari 2017 di seluruh wilayah Negeri Paman Sam.

Marah dengan iklim antisemitisme yang meningkat, seorang mantan anggota marinir AS, Tayyib Rashib pun berkicau di Twitter.

"Saya seorang marinir muslim di Chicago. Jika sinagog Anda atau pemakaman Yahudi membutuhkan seseorang untuk berjaga-jaga, saya bersedia melakukannya. Islam mengharuskannya," cuit Rashib di Twitter.

Ia juga mencuit sejumlah pernyataan lainnya yang menjelaskan sudut pandangnya dalam menyikapi perbedaan.

"Tuhan mengingatkan kita bahwa kita dapat meraih perdamaian dan keamanan hanya ketika kita berharap hal yang sama terjadi pada orang lain," tulisnya.

Tak hanya itu, ia juga mengatakan, "Jika kita peduli untuk membangun perdamaian dan keadilan, kita harus belajar melihat dunia dari mata orang-orang yang tertindas. Saya, marinir muslim, mendukung Anda (Yahudi)".

Rashib juga mengajak masyarakat, khususnya dari kalangan komunitas Yahudi untuk bertemu dan berbagi pandangan soal isu ini. Cuitan Rashib dengan cepat menjadi viral dan memicu munculnya sikap serupa.

Dua veteran muslim Amerika turut menunjukkan solidaritas yang sama dengan Rashib.

"Saya veteran muslim di Arizona dan akan siap sedia untuk berjaga-jaga di sinagog atau pemakaman manapun dan jam berapapun. #WeAreOne," tulis Nate Terani di Twitter.

Ada pun seorang lainnya bernama Khalid Whalid. Ia menulis,"Saya menghabiskan waktu 10 tahun untuk melindungi negara kita dan saya siap melindungi situs-situs Yahudi, jika kalian membutuhkan saya".

Di Washington DC, seseorang bernama Qasim Rashid juga menyuarakan hal yang sama, "Saya seorang muslim di DC. Jika sinagog Anda membutuhkan seseorang untuk berjaga-jaga, saya bersedia. Islam mengharuskannya".

Asosiasi JCC juga memosting surat dukungan yang mereka terima dari Valley Ranch Islamic Centre di Texas. Demikian seperti dikutip dari Independent, Sabtu, (4/3/2017).

Ini bukan kali pertama, muslim Amerika menunjukkan toleransi mereka ke komunitas Yahudi. Sebelumnya, warga muslim telah menggalang dana untuk memperbaiki sejumlah kuburan Yahudi di Rochester yang dirusak.

Setidaknya dua aktivis Islam, Linda Sarsour dan Tarek El-Messidi berhasil mengumpulkan US$ 150 ribu atau setara dengan Rp 2 miliar. Dan sumbangan pun masih terus berdatangan.

Di Florida, mahasiswa muslim menunjukkan solidaritas mereka dengan mengirimkan karangan bunga ke komunitas Yahudi. Beberapa kritik menyebut, meningkatnya atmosfer antisemitisme tidak lepas dari retorika penuh kebencian yang dilontarkan Donald Trump.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya