Liputan6.com, Panama City - Mantan penguasa Panama, Jenderal Manuel Antonio Noriega berada dalam perawatan intensif setelah mengalami pendarahan usai menjalani operasi otak.
Putrinya, Thays mengatakan, Noeriga berada dalam kondisi kritis dan telah dilarikan kembali ke ruang operasi di Santo Tomas Hospital di Panama City. Demikian seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Rabu, (8/3/2017).
Noeriga menghirup dibebaskan dari balik jeruji besi pada Januari lalu. Langkah tersebut diambil untuk memudahkan mantan diktator Panama itu menjalani operasi.
Advertisement
Ia ditahan di Panama atas kasus pembunuhan, korupsi, dan penggelapan. Noeriga sendiri sebenarnya tidak pernah benar-benar menjadi presiden Panama, namun ia merupakan tokoh kunci di negara kecil itu pada era 1983-1989.
Tidak hanya itu, sosoknya juga menjadi sekutu utama Amerika Serikat di Amerika Tengah selama empat dekade. Ia bahkan sempat direkrut menjadi agen CIA ketika George H. W. Bush menjabat sebagai direktur badan intelijen AS pada 1976.
Tujuan perekrutannya adalah untuk menghentikan peredaran narkoba dari Panama ke AS.
Peran sebagai agen rahasia CIA dijalani Noeriga selama bertahun-tahun hingga Bush menjadi wakil presiden pada tahun 1982.
Belakangan terkuak, Noeriga sebenarnya berpura-pura bekerja sama dengan AS demi mendapat bayaran semata sementara pada saat yang bersamaan justru dialah yang menjadi dalang utama di balik peredaran narkotika dari Panama ke AS.
Noeriga yang kini berusia 83 tahun dipenjara setelah invasi AS ke Panama pada tahun 1989. Usai mendekam selama 20 tahun di AS, ia dikirim ke Prancis di mana di sana ia dijatuhi hukuman tujuh tahun atas tuduhan pencucian uang.
Lantas pada tahun 2011, dari Prancis ia dikirim pulang ke Panama untuk melanjutkan masa tahanannya.