Bisa Laba-Laba Ini Dapat Cegah Kerusakan Otak Akibat Stroke

Ilmuwan telah menemukan bahwa bisa dari laba-laba mematikan dapat digunakan untuk melindungi otak dari kerusakan akibat stroke.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Mar 2017, 20:20 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2017, 20:20 WIB
Laba-laba web funnel
Protein pada bisa laba-laba web funnel dapat digunakan untuk melindungi otak dari kerusakan akibat stroke (AFP)

Liputan6.com, Brisbane - Ilmuwan telah menemukan bahwa bisa dari laba-laba mematikan funnel web dapat digunakan untuk melindungi otak dari kerusakan akibat stroke.

Para ilmuwan asal Australia itu, mengurutkan DNA bisa laba-laba saat mereka menemukan senyawanya. Mereka mengatakan, bisa itu dapat melindungi sel otak bahkan beberapa jam setelah stroke terjadi.

"Kami meyakini bahwa untuk pertama kalinya, kami menemukan sebuah cara untuk meminimalisasi dampak kerusakan otak setelah stroke," ujar Professor Glenn King dari University of Queensland Institute for Molecular Bioscience.

Dikutip dari The Telegraph, Selasa (21/3/2017), para ilmuwan dari University of Queensland dan Monash University menemukan hal tersebut saat mereka mempelajari bisa yang diekstrak dari laba-laba yang ditemukan di Pantai Orchid Queensland, 400 km di utara Brisbane.

Dalam keadaan normal, bisa laba-laba itu dapat membunuh manusia dalam waktu 15 menit. Namun protein bernama Hi1a yang terkandung di dalamnya, tak hanya berbahaya tapi juga dapat mengobati stroke.

Protein itu menarik perhatian ilmuwan karena terlihat seperti salinan zat kimia lain yang dapat melindungi sel otak. Bahkan, protein dalam bisa itu lebih kuat.

Stroke terjadi saat pasokan darah ke bagian otak terhenti dan menghambat oksigen. Saat hal itu terjadi, otak membakar glukosa yang menghasilkan asam dan dapat membunuh sel-sel otak.

Selama melakukan uji coba pada tikus, molekul Hi1a dapat menghambat saluran senor asam di otak.

Dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, Profesor King mengatakan, dengan memberikan protein tersebut dua jam setelah terjadi stroke, kerusakan otak pada tikus berkurang hingga 80 persen.

Bahkan ketika protein itu diberikan delapan jam setelah terjad stroke, kerusakan otak berkurang sekitar 65 persen.

"Penemuan pertama di dunia ini akan membantu kami memberikan hasil yang lebih baik untuk penderita stroke, dengan membatasi kerusakan dan kelumpuhan otak yang disebabkan cedera ini," ujar King.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya