Norwegia Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia, Indonesia?

Menurut laporan sebuah badan PBB, negara yang penduduknya paling bahagia adalah Norwegia. Mengalahkan posisi tetangga mereka, Denmark.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Mar 2017, 09:36 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2017, 09:36 WIB
Ilustrasi negara paling bahagia
Ilustrasi tersenyum. (via: thehappydept.com)

Liputan6.com, London -- Menurut laporan sebuah badan PBB, negara yang penduduknya paling berbahagia adalah Norwegia. Mengalahkan posisi tetangga mereka, Denmark, sebagai negara nomor satu dalam urusan kebahagiaan.

Laporan berjudul World Happiness Report alias Laporan Kebahagiaan Dunia mengukur "kebahagiaan subjektif", yaitu seberapa bahagia orang-orang yang tinggal di sana dan mengapa.

Seperti dilansir dari BBC, Rabu (21/3/2017), lima negara teratas dalam indeks tersebut adalah Norwegia, Denmark, Swiss dan Finlandia, sedangkan posisi paling akhir adalah Republik Afrika Tengah.

Negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Utara juga berada di posisi cukup tinggi. Amerika Serikat di posisi ke-14, sementara Inggris berada di urutan 19. Lalu negara di kawasan Afrika sub-Sahara yang dilanda konflik berada dalam posisi rendah.

Suriah ada di posisi 152 dari 155 yang disurvei, sedangkan Yaman dan Sudan Selatan yang sedang terancam kelaparan massal berada di posisi 146 dan 147.

Laporan ini dikeluarkan seiring dengan peringatan Hari Kebagahiaan Internasional yang pada 20 Maret.

10 negara paling berbahagia menurut survei ini adalah Norwegia, Denmark, Islandia, Swiss, Finlandia, Belanda, Kanada, Selandia Baru, Austria dan Swedia.

Survei ini dibuat dengan mengandalkan pertanyaan subyektif kepada sekitar seribu orang di 150 negara.

Seperti ini pertanyaannya:

"Bayangkan sebuah tangga, dengan angka 0 di dasar dan 10 di puncak."

"Anak tangga tertinggi adalah kemungkinan kehidupan terbaik Anda sedangkan anak tangga terendah adalah kemungkinan terburuk hidup Anda. Di anak tangga berapa Anda merasa sedang berdiri saat ini?"

Hasil rata-rata merupakan skor untuk suatu negara. Norwegia mendapat skor tertinggi dengan 7,54 dan Republik Afrika Tengah yang terendah dengan 2,69, namun laporan ini juga mencoba menganalisa statistik untuk menjelaskan kenapa satu negara lebih bahagia ketimbang lainnya.

Analisis negara dengan penduduk paling bahagia ini menggunakan berbagai faktor termasuk kekuatan ekonomi (diukur dari pendapatan domestik bruto alias GDP per kapita), dukungan sosial, usia harapan hidup, kebebasan dalam memilih, dan persepsi terhadap korupsi.

 

Tingkat Kebahagiaan Indonesia?

Bagaimana dengan posisi Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara lainnya?

Indonesia menempati urutan ke-81 dari 155 negara yang disurvei ini. Urutan ini berada jauh di bawah Singapura, yang menempati urutan tertinggi, 26, di antara negara-negara Asia Tenggara lain.

Thailand yang diperintah oleh pemerintahan militer juga berada pada tempat relatif tinggi yaitu urutan 32, lalu menyusul Malaysia di urutan 42. Filipina juga masih berada di atas Indonesia, yaitu di peringkat ke-72.

Negara Asia Tenggara lain yang berada di bawah Indonesia adalah Vietnam (94), Myanmar (114) dan Kamboja (129).

Krisis Amerika?

Laporan tahun ini juga memuat bab berjudul Restoring American happiness, yang mengukur kenapa tingkat kebahagiaan di Amerika Serikat merosot, padahal kehidupan ekonomi mereka terus meningkat.

"Amerika Serikat bisa dan harus meningkatkan rasa bahagia mereka dengan memperbaiki krisis multi dimensi mereka, mulai dari menajamnya ketimpangan, korupsi, isolasi dan hilangnya kepercayaan, ketimbang semata-mata berfokus pada pertumbuhan ekonomi," kata laporan itu.

"Amerika, singkatnya, sedang berada dalam krisis sosial, bukan krisis ekonomi."

Jeffrey Sachs selaku direktur Sustainable Development Solutions Network yang menerbitkan laporan tersebut mengatakan bahwa kebijakan Presiden Donald Trump mungkin membuat keadaan memburuk.

"Kebijakan-kebijakan itu ditujukan untuk meningkatkan ketimpangan. Pajak dikurangi untuk orang kaya, mencabut orang-orang dari perawatan kesehatan, serta memotong anggaran untuk kebutuhan pengeluaran militer. Saya rasa setiap hal yang diusulkan oleh pemerintahan ini mengarah pada kekeliruan," kata Sachs.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa pekerjaan "kerah putih" profesional yang dianggap mendatangkan kebahagiaan ketimbang pekerjaan "kerah biru". Namun ternyata "memiliki pekerjaan" adalah faktor terbesar yang menentukan kebahagiaan.

Sementara itu benar adanya bahwa "mereka yang bergaji lebih besar lebih bahagia dan puas dengan hidup mereka", tetapi ini tentu punya efek yang berbeda: "tambahan gaji seratus dolar lebih besar artinya bagi mereka yang gajinya kecil ketimbang pada orang yang mendapat banyak."

Laporan ini telah terbit selama lima tahun terakhir, di mana negara-negara Skandinavia terus menerus mendominasi posisi puncak.

Dominasi negara-negara itu -- khususnya Denmark -- telah membuat banyak negara mencoba menerapkan konsep Denmark "Hygge", sebuah konsep budaya yang mengedepankan rasa nyaman dan tenang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya