Kelaparan Terus Melanda, Presiden Somalia Minta Bantuan Dunia

Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed kembali mengetuk pintu bantuan internasional untuk mengatasi kelaparan di negaranya.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Mar 2017, 13:16 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2017, 13:16 WIB
Kelaparan Terus Melanda, Presiden Somalia Minta Bantuan Dunia
Kelaparan Terus Melanda, Presiden Somalia Minta Bantuan Dunia

Liputan6.com, Mogadishu - Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed kembali meminta bantuan internasional. Permintaan tersebut untuk mengatasi kelaparan yang terus melanda negara tersebut.

Kelaparan merupakan persoalan serius di Somalia. Akibatnya, restorasi politik di negara itu terganggu.

"Setengah populasi kami menghadapi kekurangan pangan akut, dan 15 persen menderita kelaparan," sebut Mohamed seperti dikutip dari Al-Araby, Jumat (24/3/2017).

"Di antara tekanan mengenai masalah kesejahteraan, merespons masalah krisis kemanusian (kelaparan) ini adalah prioritas saya," sambung dia.

Somalia negara yang terletak di tanduk Afrika ini, memiliki populasi 12 juta penduduk. Dalam 25 tahun terakhir mereka telah menghadapi bencana kelaparan ketiga.

Pada 2011 lalu, sebanyak 260 ribu orang tewas akibat kelaparan. Menurut Badan Program Pangan PBB sebagian besar korban tewas berusia di bawah lima tahun.

Untuk bencana tahun ini, Presiden Somalia mengucapkan terima kasih besar kepada komunitas internasional. Sebab, respons mereka membantu negaranya sangat cepat.

"Kami menghargai respons luar biasa dari warga Somalia dan komunitas internasional, tapi kami memohon dengan sangat agar Anda semua mendukung upaya lanjutan (bantuan) ini," papar dia.

Mendengar permintaan Somalia, salah satu negara yang langsung bertindak adalah Inggris. Negeri Ratu Elizabeth menyatakan siap mendorong komunitas internasional menaikkan bantuannya terhadap Somalia.

"Risiko dari krisis ini menghancurkan kemajuan politik yang sudah mereka buat. Jika kita belajar dari 2011 jika aksi cepat dilakukan maka kelaparan bisa dicegah," jelas Menlu Inggris Boris Johnson.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya