AS: Korea Utara Kembali Lakukan Uji Coba Mesin Rudal Balistik

Uji coba yang dilakukan pada 24 Maret merupakan kali ketiga dalam beberapa minggu terakhir yang menggunakan teknologi mesin rudal balistik.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Mar 2017, 09:27 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2017, 09:27 WIB
Kim Jong Un Unjuk Kekuatan Luncurkan Rudal
Rudal Pukguksong-2 berhasil meluncur di dekat Banghyeon di Provinsi Pyongan Utara, Minggu (12/2). Peluncuran rudal tersebut sebagai bentuk provokasi Korut kepada Presiden baru AS, Donald Trump. (AFP PHOTO/KCNA)

Liputan6.com, Washington DC - Dua pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan, Korea Utara telah melakukan uji coba mesin rudal balistik pada Jumat 24 Maret 2017.

Mereka mengatakan, uji coba itu merupakan kali ketiga dalam beberapa minggu terakhir yang menggunakan teknologi serupa.

Seorang pejabat menyebut, penilaian awal mengindikasikan bahwa teknologi mesin itu bisa saja digunakan untuk rudal balistik antarbenua.

Dikutip dari CNN, Selasa (28/3/2017), tidak jelas apakah mesin tersebut akan membutuhkan beberapa penyesuaian agar dapat digunakan dalam rudal balistik antar benua atau intercontinental ballistic missile (ICBM).

Kepemilikan rudal balistik antarbenua memungkinkan Korea Utara mengancam daratan Amerika Serikat. Teknologi ICBM dinilai sulit untuk dikembangkan di mana untuk mencapainya perlu dikembangkan desain roket canggih.

Amerika Serikat juga tak yakin apakah militer Korea Utara mampu memperkecil ukuran hulu ledak nuklir sehingga bisa dipasang pada roket. Namun, Korea Utara mengklaim dapat melakukan hal tersebut.

Dalam langkah terpisah, AS mengumumkan bahwa Angkatan Lautnya telah mengerahkan F-35B ke Korea Selatan untuk kali pertama sebagai bagian latihan yang akan dimulai pada Jumat, 31 Maret 2017.

"Ini merupakan kali pertama kami telah mengoperasikan F-35B di Republik Korea," ujar juru bicara Pentagon Jeff Davis.

Pengerahan pesawat tempur itu merupakan bagian dari latihan dengan militer Korea Selatan.

"Tak perlu diragukan, kami berkomitmen untuk membela Republik Korea dan Jepang terhadap setiap serangan Korea Utara." ujar Davis.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya