5 Bukti Huaxi Desa Terkaya di China, Fakta atau Propaganda?

Desa Huaxi di China disebut-sebut sebagai desa terkaya di China. Kabarnya, penduduk di sana memiliki rata-rata tabungan Rp 3,3 miliar.

oleh Citra Dewi diperbarui 04 Apr 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2017, 19:40 WIB
Hanging Village of Huaxi
Hanging Village of Huaxi (Wikipedia)

Liputan6.com, Huaxi - Sebuah desa yang terletak di timur kota Jiangyin, Provinsi Jiangsu, dijuluki sebagai desa terkaya di China.

Desa yang pada 1950-an masih berupa persawahan, saat ini berubah menjadi tempat yang menyediakan kekayaan bagi penduduknya.

Selama bertahun-tahun, desa yang berlokasi dua jam dari Shanghai itu, digunakan Pemerintah China untuk menunjukkan kesuksesan rezim Komunis yang mengubah desa miskin menjadi yang terkaya hanya dalam setengah abad.

Dikutip dari Daily Mail, Selasa (4/4/2017), di pintu masuk Huaxi, terpampang tanda besar bertuliskan "Desa Nomor Satu yang Terletak di Bawah Langit".

Desa tersebut didirikan oleh mantan sekretaris Komite Partai Komunis Desa Huaxi, Wu Renbao.

Wu disebut memiliki 12 perusahaan beragam di desa tersebut, mulai dari tekstil hingga industri baja. Pada 1998, ia menaruh perusahaan tersebut dalam bursa saham China, di mana penduduk juga dilibatkan di dalamnya.

Saksikan videonya di sini: 

Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut 5 hal mewah yang Dimiliki Huaxi, China:

1. Rata-Rata Tabungan Warga Rp 3,3 miliar

Hanging Village of Huaxi (Wikipedia)

Terdapat sekitar 2.000 penduduk yang hidup di rumah besar dan memiliki mobil mewah.

Desa itu menyediakan fasilitas luar biasa bagi penduduk asli, seperti layanan kesehatan, pendidikan, rumah mewah, mobil, yang semuanya gratis, dengan jumlah tabungan minimal milik penduduknya Rp 3,3 miliar.

Patung Sapi dari Emas Murni

2. Memiliki Replika Landmark Dunia

Replika Tembok Besar China di Huaxi (People's Daily/Li Gen)

Huaxi juga disebut sebagai "World Park", di mana banyak replika simbol ikonik dunia terdapat di sana, seperti Patung Liberti, Arc de Triomphe, dan Sydney Opera House.

Bahkan desa tersebut memiliki miniatur monumen terkenal negaranya, seperti Tembok Besar China dan Kota Terlarang. Sebagai tambahan, Huaxi juga memiliki 800 reliks kuno yang disimpan di sebuah museum.

3. Memiliki Gedung Pencakar Langit

Hanging Village of Huaxi (Wikipedia)

Untuk menunjukkan kekayaannya, desa tersebut menghabiskan tiga miliar yuan atau sekitar Rp 5,8 triliun untuk membangun gedung pencakar langit pada 2011. Gedung tersebut, Hanging Village of Huaxi, memiliki tinggi 328 meter dengan jumlah lantai 72 buah.

Dengan ketinggian tersebut, Hanging Village of Huaxi empat meter lebih tinggi dibanding Menara Eiffel dan 18 meter lebih tinggi dibanding pencakar langit Shard di London.

Di dalam gedung tertinggi ke-15 China itu terdapat hotel bintang lima yang terdiri dari 826 kamar mewah. Di lantai 60 hotel tersebut, terdapat patung sapi jantan yang terbuat dari emas murni.

Taksi Helikopter

4. Transportasi Mewah

Helikopter sebagai aat transportasi di Huaxi. (People's Daily/Li Gen)

Tak hanya rumah mewah, Huaxi juga memiliki perusahaan transportasi mewah. Bukan dengan mobil, desa itu menggunakan helikopter sebagai taksi.

Operator kendaraan tersebut, Tongyong Airline Company, mengatakan bahwa perjalanan mengitari desa dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 10 menit.

5. Pendapatan Tinggi

Turis saat mengunjungi Huaxi (People's Daily/Zhu Huanan)

Huaxi menjadi pemberitaan utama di seluruh negeri pada 2003 ketika mengumumkan bahwa volume ekonomi tahunannya mencapai 100 miliar yuan, demikian menurut Economic Strategies and Practice of Modern China.

Satu tahun kemudian, Huaxi mengumumkan bahwa rata-rata gaji tahunan penduduknya adalah 122.600 yuan atau sekitar Rp 237,2 juta. Jumlah tersebut 40 kali lebih tinggi dibanding pendapatan petani di China.

Propaganda Pemerintah China?

Meski Huaxi disebut sebagai desa utopia modern, namun kenyataannya tak seindah yang selama ini diberitakan. Menurut Businsess Insider, penduduk Huaxi harus bekerja penuh dalam seminggu karena pada awalnya desa tersebut didesain agar orang-orang dapat bekerja.

Penduduk desa bahkan tak memiliki tempat-tempat rekreasi, seperti bar, kelab, kasino, karaoke, atau warung internet (warnet).

Menurut sejumlah kabar, terdapat sepuluh ribu penduduk Huaxi yang diduga tak memiliki keuntungan atau kekayaan seperti warga lainnya. Berdasarkan laporan AFP seperti dilansir Next Shark, terdapat klaim bahwa keluarga Wu mengontrol lebih dari 90 persen aset desa.

Seorang aktivis kemanusiaan dari Provinsi Jiangsu, Gu Zhijian, mengatakan kepada New Tang Dynasty Television bahwa penduduk Huaxi tak mendapatkan kebebasan sosial dan ekonomi.

Sebuah postingan dalam forum People's Daily mengatakan, penduduk Huaxi tak bisa menggunakan uang sesuai keingnannya. Sebagai dampak dari ekonomi terpusat, mereka tak bisa mengambil uang tunai tanpa izin terlebih dulu.

Mereka hanya dapat menggunakan uang tunai tersebut untuk membeli aset yang dimiliki Huaxi, seperti tanah dan saham. Penduduknya pun dilarang berbicara kepada media.

Meski 2.000 penduduk yang terdaftar dan keturunannya menikmati kemewahan seperti upah yang tinggi, namun pendatang baru Huaxi dibayar dengan upah standar dan tak menerima layanan kesehatan, mobil, dan rumah gratis.

Beberapa pihak melihat Huaxi sebagai model propaganda China yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa sebuah desa dapat kaya raya meski menganut ide sosialis dalam dunia modern.

Huaxi saat ini berada di bawah kepemimpinan putra keempat pendiri Wu, Wu Xie'en, yang menjadi pemimpin partai desa setelah suksesi pada 2013.

Lebih dari lima dekade setelah Wu Renbao mendirikan desa tersebut, Huaxi masih menjadi salah satu desan paling kaya, misterius, dan kontroversial di China.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya