Inovasi dan Teknologi yang Jadi Pemenang Brandstorm 2017

Mahasiswa ITB dan UI, memenangkan kompetisi berbasis inovasi dan teknologi yang diadakan oleh sebuah perusahaan kecantikan.

oleh Citra Dewi diperbarui 11 Apr 2017, 10:09 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 10:09 WIB
Finalis Brandstorm 2017 bersama Dewan Juri
Finalis Brandstorm 2017 bersama Dewan Juri (L'Oréal Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kompetisi terbesar dunia untuk mahasiswa yang diadakan oleh perusahaan kecantikan terkemuka global, L'Oréal Brandstorm, telah mengumumkan pemenang. Tahun ini, dengan menggandeng L'Oréal Paris Men Expert, Brandstorm mengusung tajuk "Disrupt Men’s Grooming with Life-changing Innovation".

Tim Prahara dari Universitas Indonesia keluar sebagai pemenang nasional BRAND Challenge, dan tim Ganeshanovation dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai pemenang nasional TECH Challenge. Keduanya, akan melaju ke tingkat regional L'Oréal Brandstorm 2017 mewakili Indonesia.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, TECH Challenge menjadi kompetisi perdana yang dilaksanakan dalam Brandstorm. Head of Human Resources PT L'Oréal Indonesia, Restu Widiati, mengemukakan alasan mengapa TECH Challenge dimasukkan dalam kompetisi tahun ini.

"Ternyata pemasaran produk tidak hanya dari sisi produknya, tapi dengan kemajuan dunia yang sudah semakin digital, semakin meningkat teknologinya, sehingga kita lihat kenapa tidak menciptakan suatu kompetisi yang juga akan mengasah kemampuan para siswa dalam mengembangkan aspek teknologi ini," ujar Restu di Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Senin (10/4/2017).

Restu menambahkan, teknologi yang dihasilkan tidak hanya berhenti di produk dan harus dapat berlanjut ke pemasaran. "Inovasi produk harus ada kaitannya ke arah strategi pemasarannya juga. Kalau inovasi saja tapi kita tidak bisa jual itu kurang efektif," ujar dia.

Pemenang Tech Challenge 2017, Ganeshanovation, membuat desain produk teknologi bernama Expertnotion. Menurut salah satu anggota tim, Farhanah Fitria, produk tersebut sederhananya mirip dispenser, namun berisi produk-produk L'Oréal dan penggunaannya berbasis aplikasi smartphone.

"Fungsinya seperti dispenser, perlu di refill, keluar air, cuma kita menggabungkan dengan dosis, jadi kita keluarnya berdasarkan dosis," ujar Farhanah.

Pemenang TECH Challenge Ganeshanovation dari ITB (L'Oréal Indonesia)

Berdasarkan desain, Expertnotion akan ditempatkan di toilet umum sehingga mempermudah para lelaki untuk menggunakan produk perawatan khusus pria.

"Kita ingin mempertajam habit agar cowo-cowo milenial lebih konsisten dalam menggunakan produk skincare, karena kita yakin banget kalo mereka ia tampil lebih confidence, mereka bisa performs lebih baik di depan society mereka," kata Farhanah.

Menurut anggota tim Ganeshanovation lain, M. Rifhal Julian, Expertnotion terinspirasi dari pengalaman pribadinya.

"Aku bikin studi di satu kelompok bermain, dari delapan orang cuma satu yang bawa sabun wajah ke kampus. Alasannya karena ribet, ngga ada waktu untuk mens grooming di kampus atau kosannya," kata mahasiwa SMB ITB angkatan 2015 itu.

"Dari situ kita harus bikin satu ide yang membuat millenials mahasiswa itu bisa pake produknya. Caranya toilet umum kita jadikan sebagai media untuk menyalurkan si produknya, tapi gimana caranya ngga sampai murahan, dan tetap masih ada sentuhan branding," imbuh dia.

Anggota lain tim tersebut, Arrizka Permata, mengatakan bahwa misalnya Expertnotion teralisasi, maka produk tersebut akan dapat berkelanjutan.

"Kalau menurut kami itu bakal sustainable karena mengurangi packaging. Selain itu meski dilihatnya lebih murah, tapi sebenarnya sama saja seperti beli produk dalam sebulan, dan itu justru lebih menguntungkan untuk L'Oréalnya," ujar Arrizka.

Pemenang BRAND Challenge, Tim Prahara dari UI (L'Oréal Indonesia)

Sementara itu dalam BRAND Challange, Prahara menawarkan hairwax yang dapat mengubah warna rambut pemakainya. Hal tersebut terinspirasi dari makin bebasnya para laki-laki untuk mengekspresikan dirinya, tak terkecuali soal rambut.

"Basically ini adalah hairwax tapi berwarna, jadi kalo misalnya kita pake produk ini, secara instan kita bisa ngerubah warna rambut kita tanpa harus nge-bleach atau menghabiskan waktu di salon," ujar salah satu anggota tim Prahara.

Tak sekedar membuat desain inovas produk, dalam BRAND Challange mereka juga harus membuat marketing plannya sehingga produk tersebut bisa diterima di masyarakat.

"Kita bikin produk yang ngga cuma ide ngawang, tapi juga harus merancang bagaimana produk ini punya financial impact yang bagus ke L'Oréal dan gimana juga bisa diterima masyarakat," kata salah satu anggota tim Prahara.

Dua pemenang Brandstorm 2017 akan mewakili Indonesia di tingkat regional, yaitu Asia Pasifik. Jika lolos di tingkat regional, maka gagasan mereka tersebut akan dibawa ke final yang diadakan di Paris.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya