Liputan6.com, Lagos - Uang dalam jumlah luar biasa senilai US$ 43 juta --setara dengan lebih dari Rp 570 miliar--ditemukan dalam sebuah apartemen kosong di kota terbesar Nigeria.
Uang itu ditemukan setelah adanya pengaduan tentang seorang wanita yang terlihat "cemas" mondar-mandir di apartemen mewah tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari News.com.au pada Jumat (14/4/2017), lembaga anti-korupsi Nigeria kemudian menyita uang itu setelah penggerebekan di apartemen kawasan Ikoyi tersebut.
Di dalamnya, uang dalam nilai luar biasa besarnya tersebut ditemukan terbungkus rapi dalam plastik dan memenuhi kabinet serta bagian belakang panel-panel di lemari pakaian.
Para petugas Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan (Economic and Financial Crimes Commission, EFCC) menemukan uang senilai US$ 43,4 juta bersama dengan 27.800 poundsterling, dan 23,2 juta naira di unit lantai tujuh tersebut. Dalam rupiah, nilai itu semua mencapai hampir 580 miliar.
Orang yang mengadukan kepada petugas mengamati "pergerakan keluar masuk yang mencurigakan sejumlah kantong di apartemen tertentu."
Seperti dikutip dari pernyataan jurubicara EFCC, sumber yang tidak disebut namanya itu, "Wanita itu datang dalam keadaan cemas, dengan pakaiannya yang kumal, tapi kulitnya tidak terlalu cocok dengan penampilannya, mungkin sedang menyamar."
Kepada AFP, Wilson Uwujaren, jurubicara EFCC, menjelaskan bahwa belum ada penangkapan hingga pemberitaan ini.
Tapi, menurutnya, "Ini adalah penyitaan besar-besaran. Bagi kami, ini berarti kebijakan pemerintah dan pelapor memang berjalan."
EFCC sedang kewalahan menghadapi perlawanan dari Senat negara itu dan kalah dalam beberapa pertempuran penting di pengadilan.
Minggu lalu, sebuah pengadilan di Lagos membatalkan perintah EFCC untuk membekukan sekotar US$ 5 juta dalam rekening bank yang dioperasikan oleh mantan Ibu Negara, Patience Jonathan.
Sebuah pengadilan di Abuja, dengan alasan teknis, juga membatalkan kasus korupsi terhadap Hakim Adeniyu Ademola dan istrinya.
Di awal Maret lalu, Senat Nigeria telah menolak penunjukkan calon pimpinan EFCC yang diajukan oleh Presiden Buhari.
Pada Selasa lalu, pemerintah yang dihantam dari segala penjuru itu terpaksa mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bawah perang melawan melawan korupsi masih pada jalurnya.
"Pemerintahan Muhammad Buhari bertekad melanjutkan peperangan anti-korupsi, memastikan bahwa sistem yang ada dibersihkan dan urusan pemerintahan dilakukan secara benar," demikian menurut Wakil Presiden Yemi Osinbajo melalui pernyataannya.
Buhari naik ke kursi kekuasaan pada 2015 dan ia bersumpah menghentikan penjarahan uang negara oleh para politisi dan pejabat publik yang korup.
Namun demikian, parta oposisi menuduh Presiden Buhari melakukan tebang-pilih karena banyak di antara mereka yang ditangkap dan didakwa dalam perang melawan korupsi adalah anggota partai oposisi ataupun yang sebelumnya pernah menjadi pejabat pemerintah.