Liputan6.com, Wellington - Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump menominasikan mantan senator Massachusetts Scott Brown sebagai calon duta besar AS di Selandia Baru.
"Presiden Donald Trump mengumumkan menominasikan Scott Brown sebagai Duta Besar AS untuk Selandia Baru," demikian pengumuman Gedung Putih seperti Liputan6.com kutip dari NBCNEws Jumat (21/4/2017).
"Brown adalah pengacara dan mantan senat AS. Brown pernah mengabdi kepada Massachusetts Army National Guard sebelum meraih gelar sarjana hukum dari Boston College Law School. Ia kemudian melayani lembaga legislatif Massachusetts selama 10 tahun dan memenangkan Ted Kennedy menjadi senator pada 2010," lanjut pengumuman Gedung Putih.
Advertisement
Permasalahannya, penunjukkan ini sedikit berbau kontroversi.
Gosip bahwa Brown akan jadi Dubes AS di Negeri Kiwi telah berhembus dari Februari 2017 lalu. Lantas mengapa Selandia Baru begitu getol memberitakan Brown.
Rupanya, latar belakang Brown-lah yang jadi masalah. Awalnya Brown disebut-sebut sebagai calon Menteri Veteran dalam kabinet. Namun, posisi itu digantikan oleh David Shulkin. Lantas ia menjadi calon kuat dubes Selandia Baru.
Mendengar Brown bakal jadi Dubes AS di Selandia Baru, koran The New Zealand Herald lantas mencari tahu siapa sosok itu. Rupanya, selain menjadi mantan model bugil, Brown adalah orang yang mendukung teknik interogasi keji waterboarding.
 NZHerald melaporkan Brown pernah memenangkan kontes kegantengan, 'America's Sexiest Man'. NZHerald melansir Boston Globe, pria berusia 57 tahun itu pernah mengungkapkan pada 2015 ia memiliki kesukaan terhadap sepeda dan berharap bisa berlibur ke Selandia Baru, Scotland atau Wales.
Selain itu, menurut NZHerald, Brown tak sekedar politisi belaka.
Pada 1982, ia memenangkan kompetisi "America's Sexiest Man" di Majalah Cosmopolitan. Koran itu juga menampilkan artikel yang mempelihatkan tubuh seksi nyaris telanjang Brown yang masih muda sebelum akhirnya ia terjun ke politik.
Politikus Partai Republik itu adalah mantan senator Massachusetts pada 2010 hingga 2013. Ia adalah sosok yang mendukung Trump saat primary capres lalu dan menjadi tuan rumah bagi penggalangan dana kampanye Trump.
Selain gemar lari, sepeda dan jogging, ia adalah kontributor Fox News. Di media favorit Trump, ia mendapat tudingan serius dari jurnalis perempuan terkenal Andrea Tantaros.
Andrea menuduh Brown mencengkram pantatnya saat antre makan siang di kantor Fox. Andrea membawa kasus itu ke Pengadilan New York. Sejauh ini ia menolak tuduhan itu.
Selain latar belakangnya, beberapa warga Selandia Baru juga khawatir dengan pemikirannya.
"Brown adalah cermin dari Donald Trump. Kami takut jika dia di sini akan mencemarkan pemikiran Donald Trump yang jauh dari kata toleransi," kata Nasreen Hanif pendiri Islamic Woman’s Council of New Zealand.
Menurut Hanif, semua orang di Selandia Baru memiliki kesan negatif bagi Trump dan kebijakan.
"Brown memiliki sejarah mendukung penyiksaan," lanjutnya.
Paul Buchanan, mantan penasihat intelijen AS, mengatakanpenunjukan Brown sebagai duta besar untuk Selandia Baru adalah sebuah "penghinaan." Dia mengutip Brown mendukung waterboarding adalah hal yang "sangat mengganggu."
Buchanan tidak memiliki kata-kata yang paling baik Ketika menggambarkan Brown, mengatakan bahwa dia "bukan bola lampu paling terang" dan bahwa dia "sangat tidak berguna sebagai Senator."
Buchanan menyebut penunjukan ini merupakan sebuah hadiah Trump untuk Brown, yang ia dapatkan karena mendukungnya pada saat yang sangat penting selama kampanyenya untuk presiden.
"Brown tidak tahu apa-apa tentang Selandia Baru," kata Buchanan.
Dia percaya bahwa Selandia Baru pantas mendapat orang yang lebih baik dari Brown.