Studi: Lendir Kulit Katak Berpotensi Menjadi Obat Flu

Ada kemungkinan urumin memiliki kemampuan lebih dari sekedar membasmi flu, karena katak tidak rentan terhadap flu.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 21 Apr 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2017, 18:20 WIB
Lendir katak
Hydrophylax bahuvistara. (Sumber elciudadano.cl)

Liputan6.com, Atlanta - Influenza (flu) merupakan salah satu penyakit yang paling sering diidap manusia. Penyembuhan melalui pemusnahan virusnya tidak terlalu berguna karena virus-virus penyebab penyakit itu juga melakukan adaptasi. Akibatnya obat untuk melawan virus lama belum tentu mempan melawan virus baru hasil penyesuaian terhadap lingkungan.

Namun demikian, suatu terobosan di Emory University School of Medicine memberi harapan baru mengatasi flu. Seperti dikutip dari UPI pada Jumat (21/4/2017), lendir dari sejenis katak ditengarai mampu membasmi sejumlah virus.

Para peneliti di sana memperoleh lendir dari kulit katak spesimen Hydrophylax bahuvistara dengan cara memberikan kejutan kecil daya listrik.

Dalam laboratorium, para peneliti memperoleh intisari molekul dari sekresi pada kulit hewan itu dan mengujinya pada sel-sel darah manusia yang telah terinfeksi oleh beberapa jenis virus flu.

Salah satu molekul di lendir itu, urumin, berhasil membasmi beberapa jenis virus dan beberapa mikroba lain.

Penelitian yang dipaparkan dalam jurnal Immunity tersebut juga menungkapkan bahwa molekul yang dimaksud menyerang hemagglutin, suatu glycoprotein yang menempelkan virus ke sel-sel. Sebagai catatan, bebearpa jenis obat anti-viral lain menyerang bagian-bagian berbeda pada virus.

Tidak seperti peptida lain yang bersifat anti-viral, molekul urumin dari lendir katak itu tidak beracun bagi sel-sel manusia dan hanya memusatkan daya basminya pada patogen.

Ada kemungkinan urumin memiliki kemampuan lebih dari sekedar membasmi flu, karena katak tidak rentan terhadap flu.

"Katak-katak menghasilkan peptide hampir dipastikan untuk memerangi beberapa patogen di sekitarnya," kata kepala peneliti Joshy Jacob kepada Gizmodo.

"Virus-virus flu itu kemungkinan besar memiliki kesamaan dengan sesuatu yang dibidik oleh peptide tersebut."

Dalam beberapa uji di laboratorium, para peneliti mendapati bahwa urumin dalam dosis kecil yang diberikan melalui hidung berhasil melindungi tikus-tikus belum tervaksin hingga bisa melawan beberapa jenis flu.

Sekarang para peneliti sedang mengembangkan urumin menjadi obat yang tetap stabil dalam tubuh manusia. Para ilmuwan juga sedang mencari cara agar beberapa peptide yang dihasilkan katak bisa dipakai untuk memerangi patogen lain semisal virus Zika.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya