Pesawat Rusia Turbulensi di Langit Thailand, 27 Orang Cedera

Turbulensi parah sekitar 40 menit menjelang mendarat di ibu kota Thailand, melukai beberapa penumpang pesawat Rusia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 02 Mei 2017, 18:40 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 18:40 WIB
Pesawat Aeroflot milik maskapai Rusia. (Aeroflot.ru)
Pesawat Aeroflot milik maskapai Rusia. (Aeroflot.ru)

Liputan6.com, Bangkok - Penerbangan Aeroflot dari Moskow ke Bangkok pada Senin 1 Mei 2017 waktu setempat mengalami turbulensi. Sebanyak 27 orang dilaporkan luka-luka akibat insiden yang terjadi saat Boeing 777 itu memasuki air pocket dalam kondisi langit cerah dan bersih dari awan.

"Insiden mengerikan itu terjadi ketika pesawat terbang turbulensi saat cuaca cerah, tak ada peringatan akan kehadiran awan -- sesaat sebelum mendarat di Bangkok setelah tengah malam," kata maskapai Rusia tersebut seperti dikutip dari AsiaOne, Selasa (2/5/2017).

Denis Antonyuk, seorang pejabat di kedutaan besar Rusia di Bangkok mengatakan 24 warga Rusia dan tiga warga Thailand terluka.

"Lima belas orang Rusia dan dua warga Thailand masih berada di rumah sakit," kata Denis seraya menambahkan bahwa sisanya telah dipulangkan.

Maskapai penerbangan Rusia tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa guncangan parah yang melukai penumpang terjadi sekitar 40 menit menjelang mendarat di ibu kota Thailand.

Saat itu para kru tak sempat memperingatkan penumpang akan ada bahaya, karena turbulensi terjadi di langit yang cerah.

"Semua yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit setempat dengan kondisi luka yang berbeda-beda, terutama patah tulang dan memar," kata pihak kedutaan Rusia. "Korban luka karena beberapa penumpang tidak memasang sabuk pengaman dengan kencang."

Dari rekaman gambar yang diambil penumpang dan disiarkan oleh saluran televisi Rossiya 24, terlihat kekacauan terjadi di dalam kabin. Para penumpang yang terluka terkapar di lantai, noda darah tercecer di rak bagasi dan masker oksigen menggantung ke bawah.

"Kami terlempar ke atap pesawat, tak bisa berpegangan," tutur seorang penumpang yang memberinya nama depannya, Yevgenia. "Rasanya seperti gemetar tiada henti, sepertinya akan jatuh."

Thailand menjadi tujuan yang sangat populer bagi turis Rusia yang mencari cahaya matahari. Lusinan penerbangan mengantar mereka setiap hari dari seluruh negeri.

Jumlah tersebut turun beberapa tahun yang lalu ketika rubel melemah, namun kembali normal saat nilai mata uang stabil.

Tahun 2016 lalu, lebih dari satu juta orang Rusia mengunjungi Thailand, umumnya mereka berbondong-bondong ke resor di pantai selatan negeri itu. Awal Mei adalah waktu yang sangat populer bagi orang-orang dari Negeri Beruang Merah ke luar negeri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya