Ambisi Selandia Baru: Basmi Seluruh Tikus di Negaranya

Selandia Baru berniat membasmi seluruh tikus dan hewan pengerat yang ada di negaranya. Program yang dinilai ambisius.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 12 Mei 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2017, 15:30 WIB
Tikus minum alkohol sitaan di Bihar India (AFP)
Tikus minum alkohol sitaan di Bihar India (AFP)

Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru mencanangkan sebuah misi ambisius. Mereka berencana membasmi hama tikus, tupai dan pengerat lain.

Pemerintah Negeri Kiwi menyatakan kebijakan ini untuk memberi kesempatan hidup lebih besar bagi beberapa burung khas Selandia Baru.

Mereka melihat binatang-bintang tersebut mengganggu populasi burung-burung khas itu. Pasalnya, hewan seperti tikus dan beberapa jenis tupai merusak habitat dan memangsa telur.

Dari datang yang diterima Pemerintah Selandia Baru, 40 jenis mati akibat ulah hama tersebut. Beberapa lagi termasuk hewan khas mereka Burung Kiwi,

Sembilan lalu, rencana tersebut sudah mulai digaungkan mantan Perdana Menteri John Key. Dia melihat, membasmi semua hewan pengganggu adalah tujuan yang ingin dicapai Selandia Baru sebelum 2050.

"Ini merupakan proyek konservasi paling ambisius di seluruh dunia," sebut Key seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Jumat (12/5/2017).

Tidak pihak setuju dengan rencana Pemerintah Selandia Baru. Kelompok penentang, mengatakan kebijakan ini tidak adil.

Sebabnya, yang ingin dibasmi hanya tikus, dan hama tupai. Sementara hewan lain yang dinilai mengganggu seperti kucing liar malah dibiarkan.

"Ini cuma sebuah fiksi ilmiah," sebut Peniliti Kehidupan Liar dari Univeristas Victoria Wellington, Wayne Linklater.

"Dan ini juga merupakan gangguan bagi kami setelah kami dapat melakukan perubahan besar dan improvisasi dalam hal biodiversity dan lingkungan," sambung dia.

Jumlah binatang di Selandia Baru lebih banyak dibanding populasi manusia yang hanya 5 juta orang. Sementara hama seperti tikus dan lain sebagainya perkiraannya mencapai 30 juta.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya