Pesawat Isi 4 Orang Raib, Segitiga Bermuda Kembali Menelan Korban

Sebuah pesawat hilang di dekat Bahama, di area yang konon paling angker di muka Bumi: Segitiga Bermuda.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Mei 2017, 09:36 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2017, 09:36 WIB
Segitiga Bermuda (Foto: Noaa National Ocean Service).
Segitiga Bermuda (Foto: Noaa National Ocean Service).

Liputan6.com, Miami - Sebuah pesawat hilang di dekat Bahama, di area yang konon paling angker di muka Bumi: Segitiga Bermuda atau "Segitiga Setan". Ada empat orang, termasuk dua anak-anak, yang ada dalam kapal terbang itu.

Kesatuan Penjaga Pantai Amerika Serikat atau US Coast Guard mengeluarkan pernyataan setelah pihak pengendali lalu lintas udara di Miami kehilangan kontak radar dengan pesawat bermesin ganda tersebut.

Kali terakhir diketahui, kapal terbang itu berada di sebelah timur Pulau Eleuthera pada pukul 14.10 waktu setempat, Senin (15/5/2017).

Beberapa jam kemudian, Coast Guard mengumumkan bahwa seorang awak menemukan puing-puing sekitar 24 kilometer di timur Eleuthera.

Pesawat nahas tersebut meninggalkan Borinquen, Puerto Riko, pada Senin menjelang siang, sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Kendaraan udara itu menuju ke kota kecil Titusville di pantai timur Florida.

Identitas empat orang di dalam pesawat sudah diketahui. Mereka adalah pilot Nathan Ulrich (52), kekasihnya sekaligus pendiri perusahaan penyelenggara acara Skylight Group, Jennifer Blumin. Dua putra Blumin, yakni Phineas (4) dan Theodore (2) juga ada dalam pesawat itu.

"Kami sedang menggelar operasi SAR," kata pejabat US Coast Guard Petty, Eric Woodall, seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (17/5/2017). "Kami akan terus mencari sepanjang kami yakin bisa menemukan mereka dalam kondisi hidup."

Belum diketahui apa penyebab musibah tersebut. Faktor cuaca mungkin bukan pemicu. "Tidak ada indikasi cuaca buruk saat itu," ujar Ryan Kelly juru bicara US Coast Guard.

Mantan istri Ulrich Rae Dawn Chong yang juga putri komedian Tommy Chong, mengatakan, ia yakin pesawat jatuh bukan karena faktor manusia, melainkan masalah teknis

"Dia pilot yang hebat. Kita tidak bisa mendapatkan pilot yang lebih baik dari Ulrich," ujar Chong.

"Saya telah terbang sejauh ratusan mil bersamanya. Pasti ini adalah permasalahan teknis.

Sebelumnya, Chong menginformasikan kecelakaan tersebut lewat akun Twitternya. "Pesawat mantan suamiku (Nathan Ulrich) hilang di Segitiga Bermuda. Saya merasa sedih dan terkejut," tulis dia.

Kutukan Segitiga Bermuda?

Hilangnya pesawat yang dipiloti Nathan Ulrich mengingatkan kembali tentang kisah horor di Segitiga Bermuda. 

Wilayah imajiner yang menghubungkan tiga titik, yakni Florida, Puerto Rico dan Pulau Bermuda itu diyakini "bertanggung jawab" atas hilangnya lebih dari 20 pesawat dan 50 kapal dalam jangka waktu 100 tahun.

Banyak teori yang berusaha menjelaskan hilangnya kapal dan pesawat di lokasi itu. Seperti makhluk ekstraterresterial yang menculik manusia untuk dijadikan kelinci percobaan, pengaruh Atlantis yang Hilang (Lost Atlantis), pusaran yang menyedot benda ke dimensi lain, piramida kristal, dan sarang jin.

Namun, sempat ada temuan yang diyakini membuka jalan atas jawaban misteri di Segitiga Bermuda.

Para ilmuwan yakin mereka selangkah lebih dekat dengan jawaban misteri itu, setelah ditemukannya serangkaian kawah bawah laut di dasar Laut Barents, lepas pantai Norwegia.

Meskipun tidak dekat dengan Segitiga Bermuda, mereka berharap bahwa kawah tersebut jadi kunci untuk menjelaskan fenomena yang membingungkan itu.

Kawah dengan lebar 800 meter dan kedalaman 45 meter itu diyakini terbentuk karena gas metana yang terdapat di bawah sedimen dasar laut. Lalu, gas tersebut meledak dan ledakan tersebut membentuk kawah.

"Banyak kawah besar terdapat di dasar laut yang terletak di pusat-barat Laut Barents dan mungkin terbentuk karena ledakan besar gas," ujar peneliti dari the Arctic University of Norway kepada Sunday Times.

Rincian dari temuan tersebut dirilis pada pertemuan tahunan European Geosciences Union. Di sana, para ahli akan menganalisis apakah gelembung gas semacam itu dapat mengancam kapal yang sedang berlayar.

"Mereka mulai aktif terurai dengan es metana dan berubah menjadi gas. Hal itu terjadi seperti longsoran, layaknya reaksi nuklir, dan menghasilkan gas dalam jumlah besar."

"Hal tersebut membuat air laut menjadi panas dan kapal tenggelam di perairan yang sudah tercampur dengan gas dalam proporsi besar," ujar peneliti tersebut.

Terungkap Penyebab Hilangnya Ribuan Kapal di Segitiga Bermuda

Teori lain yang mencoba menjelaskan misteri Segitiga Bermuda adalah terbentuknya awan-awan heksagonal.

Awan tersebut diketahui setelah ahli meteorologi melihat gambar satelit di langit Atlantik Utara -- mereka menemukan pola heksagonal pada awan yang menaungi wilayah Segitiga Bermuda.

Menurut teori itu, awan heksagonal menciptakan "bom udara" yang menghantam lautan dan bisa memicu gelombang besar.

Pengalaman lain dialami pilot Bruce Gernon yang mengaku menemukan kabut aneh di atas area Miami, yang bentuknya melingkar.

Ia dan timnya berusaha menghindarinya, tapi tanpa sadar mereka terbang ke arahnya.

Gernon mengaku melihat kabut itu berubah bentuk jadi mirip terowongan. Kala berada di dalamnya, sistem navigasi mati dan para awak tak bisa melihat apa pun.

Kabut itu tak hanya menghalangi perjalanan mereka, namun mengalihkan dari rute normal.

Anehnya, Bruce Gernon dan timnya hanya butuh 45 menit, dari 75 menit waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Miami Beach.

Saksikan juga video berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya