Liputan6.com, Beijing - Remaja asal China bernama Zhang Haojie menderita pendarahan otak hebat (cerebral hemorrhage). Ia pun jatuh koma.
Sudah tiga kali operasi dijalani pemuda 15 tahun itu. Namun, semuanya gagal. Dokter yang menanganinya bahkan mengatakan, Zhang mungkin tak akan bangun dari koma. Kabar itu bak petir di siang bolong bagi kedua orangtuanya.
Di tengah kesedihan, sejumlah orang mengulurkan bantuan. Salah satunya seorang guru bernama Tong Shufang.
Advertisement
Perempuan yang berasal dari Kota Quzhou, Provinsi Zheijang itu hampir tiap hari menjenguk muridnya yang terbaring tak sadar.
Selama 15 bulan, ibu guru baik hati itu datang dan menyampaikan cerita-cerita soal kondisi sekolah dan teman-teman pasien.
Baca Juga
"Saya bercerita soal ujian yang ada di sekolah. Saya menyampaikan, seandainya ia bisa ikut ulangan, pasti dia bakal ada di peringkat lima besar di kelas," sebut Tong seperti dikutip dari Strait Times, Senin (22/5/2017).
Kali lain, Tong akan menceritakan soal menu makan siang. Kebetulan saat itu yang disajikan adalah salah satu makanan kesukaan Zhang.
"Menu makan siang di sekolah adalah daging rebus kesukaannya. Saya berharap dia cepat sembuh dan bisa ikut makan bersama kami," tambah dia.
Tak hanya itu, Tong juga mengumpulkan donasi untuk membantu pembiayaan muridnya itu. Jumlah uang yang dikumpulkan mencapai 20 ribu yuan atau Rp 38,6 juta.
Ketulusan sang ibu guru dirasakan oleh Zhang. Menurut sang ayah, setiap gurunya datang, anaknya selalu mengedipkan mata. Bahkan, beberapa kali tersenyum.
Hingga suatu hari, Zhang Haojie bangun dari komanya...
Orang-orang yang tersentuh pada ketulusan Tong Shufang menjuluki perempuan sebagai 'guru terbaik di China' dan 'orang paling mulia di Quzhou.
Meski kini sudah sadar, dokter yang merawat Zhang menyebut, pasiennya masih harus melewati beberapa tahapan medis, sebelum nantinya dinyatakan benar-benar sembuh.