Bantuan Dunia Sulit Disalurkan ke Sri Lanka Pasca-Banjir Besar

Bantuan internasional untuk korban banjir di Sri Lanka sulit untuk didistrubiskan ke beberapa wilayah terpencil akibat ketinggian air.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 01 Jun 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2017, 18:00 WIB
20170529-Penampakan Banjir Bandang Sri Lanka-AP
Foto udara yang diambil oleh AU Sri Lanka pada 28 Mei 2017 menunjukkan sejumlah rumah terendam banjir. Militer dan tim penyelamat Sri Lanka telah menggunakan kapal dan helikopter karena akses sulit ke beberapa daerah. (Sri Lanka Air Force via AP)

Liputan6.com, Colombo - Bantuan internasional untuk korban banjir di Sri Lanka sulit untuk disalurkan ke beberapa wilayah terpencil. Pemberian bantuan terkendala masih tingginya banjir.

"Di ibukota (Colombo) beberapa toko dan supermarket kehabisan pasokan barang," sebut seorang jurnalis Al-Jazeera Minelle Fernandez yang berada di Matara 160 kilometer dari Colombo, Kamis (1/6/2017).

"Di sejumlah tempat banjir sudah surut tapi beberapa tempat ketinggian banjir masih sampai 3 meter lebih," sambung dia.

Menteri Luar Negeri Sri Lanka Ravi Karunanayake mengatakan bantuan internasional telah datang ke Sri Lanka. Bantuan tersebut berasal dari 16 negara.

"Kami mendapat banyak pertanyaan dari banyak negara di dunia mengenai bantuan apa yang paling dibutuhkan saat ini, kami begitu tergerak dengan respons semacam ini," sebut Ravi.

Salah satu daerah yang sampai saat ini masih belum terjamah bantuan adalah kota Kalutara. Di sana warga tak bisa mendapatkan listrik dan air akibat banjir.

Akibat banjir ini, PBB mengatakan kemungkinan besar jumlah warga yang kehilangan tempat tinggal akan bertambah. Sementara itu, di penampungan hanya tersisa sedikit tempat saja.

Setidaknya 415.618 orang di seluruh Sri Lanka terdampak akibat hujan deras yang mengguyur negara tersebut.

Juru bicara kepolisian Priyantha Jayakody mengonfirmasi bahwa tanah longsor terjadi di Kalutara, Ratnapura, dan Matara. Sementara itu juru bicara militer Roshan Senevirathne mengatakan, lebih dari 2.000 personel militer telah ditugaskan untuk membantu polisi dan agen sipil.

Waktu terbasah dalam satu tahun di selatan Sri Lanka biasanya terjadi dari bulan Mei hingga September. Negara kepulauan itu juga mendapat hujan deras dari bulan November sampai Februari.

Pejabat meteorologi Sri Lanka mengatakan, hujan deras pada Kamis lalu yang menyebabkan banjir dan tanah longsor adalah yang terburuk sejak 2003.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya