Warga Qatar Borong Makanan Sebelum Perbatasan Arab Saudi Ditutup

Penutupan perbatasan adalah bagian dari ultimatum pemutusan diplomatik Arab Saudi dengan Qatar.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 06 Jun 2017, 09:09 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2017, 09:09 WIB
Warga Qatar Memborong Makanan Sebelum Perbatasan Saudi Ditutup
Warga Qatar Memborong Makanan Sebelum Perbatasan Saudi Ditutup (Doha News)

Liputan6.com, Doha - Warga Qatar menyerbu sejumlah supermarket di ibu kota Doha untuk menumpuk makanan dan barang kebutuhan lainnya. Aksi itu dilakukan setelah mendengar berita bahwa Arab Saudi akan menutup pintu perbatasan dengan negara itu menyusul terjadinya krisis Teluk.

Penutupan perbatasan adalah bagian dari ultimatum pemutusan diplomatik Arab Saudi dengan Qatar.

Dikutip dari Doha News pada Selasa (6/6/2017), para pembeli segera berbelanja segala kebutuhan mereka, seperti susu, air, beras, telur dan barang makanan lainnya di sejumlah supermarket.

"Saya tak pernah melihat pemandangan seperti ini. Orang dengan troli penuh dengan makanan dan air," kata salah satu pekerja supermarket Carrefour di Mal Villaggio.

Foto-foto rak-rak kosong di sejumlah supermarket beredar di media-media sosial. Para warga juga dilaporkan memborong ayam dan daging segar serta beku di beberapa toko lainnya.

Kekhawatiran warga cukup beralasan karena mereka tak tahu nasib negara itu setelah Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik.

Menteri Luar Negeri Qatar dalam pernyataannya bersikeras bahwa penutupan perbatasan tak akan berdampak pada kehidupan warganya.

Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain dilaporkan memutuskan hubungan diplomatik serta semua hal yang berkaitan dengan urusan darat dan laut dengan Qatar.

Saudi menegaskan, langkah itu dilakukan sebagai upaya melindungi negaranya dari tindak terorisme dan ekstremisme.

Arab Saudi secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dan konsuler dengan Qatar. Ini dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan hak kedaulatan negaranya yang telah dijamin oleh hukum internasional dan perlindungan keamanan nasional dari bahaya terorisme dan ekstremisme.

Tak hanya itu, Saudi juga mendesak seluruh negara dan pelaku ekonomi seperti perusahaan di negaranya untuk mengambil langkah serupa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya