Liputan6.com, Ankara - Sembilan negara mengucilkan Qatar. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain,Yaman, Libya, Maladewa, dan Mauritius memutuskan hubungan darat, laut, dan udara dengan negara kaya minyak itu. Yordania pun ikut-ikutan menjaga jarak.
Meski demikian, Qatar mendapat dukungan dari sekutunya, terutama Turki dan Iran.
Di tengah krisis Teluk yang terjadi, parlemen di Ankara menyetujui percepatan pengiriman tentara ke Qatar. Rancangan undang-undang terkait itu kali pertama diajukan pada Mei 2017 lalu.
Advertisement
Keputusan tersebut diambil melalui pemungutan suara, 204 anggota parlemen menyetujui permohonan tersebut.
Mayoritas suara dukungan diberikan oleh partai penguasa AKP serta kelompok oposisi nasionalis MHP. Demikian dilansir dari Al-Jazeera, Kamis (8/6/2017)
Sejak lama Turki dikenal sebagai sekutu utama Qatar. Mereka pun tengah membangun pangkalan militer besar di negara tersebut.
Qatar juga menjadi rumah bagi pangkalan militer udara AS untuk operasi di Timur Tengah.
Baca Juga
Seperti dikutip dari The Express Tribune, Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan, tindakan sejumlah kekuatan di Timur Tengah untuk mengisolasi Qatar tidak akan menyelesaikan masalah.
Erdogan mengatakan, Ankara akan melakukan segala upaya untuk menyelesaikan krisis regional tersebut.
Turki selama ini telah mempertahankan hubungan baik dengan Qatar. Kedua pemerintahan memberikan dukungan untuk Ikhwanul Muslimin di Mesir dan mendukung pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Turki mendirikan sebuah pangkalan militer di Qatar, sebagai bagian dari perjanjian yang ditandatangani pada 2014.
Pada 2016, PM Turki kala itu, Ahmet Davutoglu berkunjung ke pangkalan. Ada 150 pasukan yang ditempatkan di sana.
Duta Besar Turki untuk Qatar, Ahmet Demirok, pada 2015 mengatakan, rencananya akan ada 3.000 tentara yang ditempatkan di pangkalan tersebut -- yang fungsi utamanya menjadi lokasi latihan bersama.
Selain pasukan, Turki juga membantu menyediakan makanan pokok dan air bersih untuk negara yang sedang dikucilkan itu.
Kamar Dagang Qatar mengatakan, ada cukup makanan yang tersedia untuk satu tahun.
"Tak akan ada kekurangan makanan dan produk lain, sebab 95 persen impor Qatar telah datang lewat jalur udara dan laut," kata Sheikh Khalifa bin Jassim al-Thani.