Liputan6.com, Pennsylvania - Tim arkeolog University Museum, University of Pennsylvania, dan Metropolitan Museum of New York mengekskavasi situs Teppe Hasanlu di Iran pada 1956 hingga 1974.
Pada 1972, para arkeolog menjumpai temuan menarik, berupa dua kerangka dengan pose yang tak biasa. Mereka terlihat berpelukan, dengan wajah saling menatap seakan akan sedang berciuman.
Advertisement
Julukan Hasanlu Lovers (Sepasang Kekasih dari Hasanlu) atau The 2800 Years Old Kiss (Ciuman 2.800 Tahun) disematkan pada pasangan kerangka itu.
Baca Juga
Sejumlah orang menganggapnya sebagai simbol cinta abadi. Meski tak diketahui pasti apa hubungan keduanya. Bahkan, soal jenis kelamin mereka pun masih jadi perdebatan di kalangan para ilmuwan sekali pun.
Penn Museum of Archaeology and Anthropology dalam laman internetnya menyebut keduanya berjenis kelamin pria.
"Dua kerangka ditemukan di sebuah lokasi pembuangan, tanpa ada objek apa pun di dekatnya, kecuali lempeng batu di bawah salah satu tengkorak di sisi kiri," demikian deskripsi Penn Museum yang menamai sepasang tengkorak tersebut sebagai The Lovers, seperti dikutip dari The Vintage News, Sabtu (10/6/2017).
Spekulasi pun merebak. Sejumlah netizen menduga mereka adalah pasangan kekasih homoseksual.
Meski, dalam situs Penn Museum disebutkan, mereka mungkin anggota keluarga, seperti ayah dan anak.
Sementara, seperti dikutip situs Forbes, dari sisi visual, laman Wikipedia menyebut mereka adalah pria dan perempuan. Yang wanita ada di sisi kiri.
Hal itu sesuai dengan pendapat arkeolog sekaligus pemimpin tim ekskavasi dari University of Pennsylvania, Robert Dyson.
"Berbaring di dasar lokasi pembuangan ada dua kerangka manusia, seorang pria dan perempuan. Salah satu lengan lelaki itu berada di bawah bahu wanita," tulis dia seperti dikutip dari situs First to Know.
"Wanita itu seakan menatap wajah si pria, menjulurkan salah satu tangan untuk menyentuh bibirnya."
Menurut Dyson, keduanya sudah dewasa, tapi usianya masih muda. "Tak ada bukti yang menunjukkan mereka luka-luka. Tak ada sayatan dan tulang yang rusak."
Juga tak ada benda lain di sekitar mereka, kecuali lempeng batu di bawah kepala kerangka perempuan.Â
Di lokasi pembuangan tersebut juga ditemukan pecahan gerabah, arang, dan serpihan kecil batu bata.Â
Pihak University of Pennsylvania mengatakan, pasangan tersebut tewas dalam waktu bersamaan pada 800 SM atau sekitar 2.800 tahun lalu, bukan 6.000 tahun seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Lubang yang ada pada tengkorak diduga disebabkan ekskavator yang digunakan dalam proses ekskavasi. Tak ada kaitan dengan penyebab kematian.Â
Nyawa mereka diperkirakan melayang selama penghancuran benteng Teppe Hasanlu. Diduga akibat sesak napas yang dipicu kebakaran yang menyebar ke seluruh kota.
Jasad keduanya yang tinggal tulang belulang ditemukan di dalam tempat pembuangan gerabah yang mungkin jadi lokasi persembunyian mereka dari para tentara penyerbu.
Kisah nyata mereka hingga kini masih jadi misteri, termasuk apa makna di balik ciuman misterius keduanya.Â