Liputan6.com, Teheran - Dalang serangan teror ganda di Teheran pada Rabu, 7 Juni 2017 dikabarkan tewas di tangan pasukan keamanan Iran. Setidaknya, 17 orang tewas saat empat penyerang bersenjata menyerbu gedung parlemen negara. Sementara di tempat berbeda seorang martir meledakkan diri di makam Imam Khomeini.
"Otak dan komandan utama serangan teroris di parlemen dan makam Ayatollah Khomeini tewas pada hari ini di tangan pasukan keamanan," demikian pernyataan Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi, seperti dikutip kantor berita Tasnim dan dilansir Russian Today, Minggu (11/6/2017).
Perencana serangan, yang tidak disebutkan namanya, berhasil dilacak keberadaannya oleh intelijen Iran setelah ia melarikan diri dari negara itu.
Advertisement
"Bertindak melalui kerja sama dengan 'layanan intelijen asing yang ramah', tim Iran membunuh tersangka pada Sabtu," ungkap laporan PressTV mengutip pernyataan Alavi.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, dua penjaga keamanan, 10 pegawai pemerintahan, dan lima warga sipil tewas dalam serangan teror di Teheran. Sementara itu, 52 lainnya terluka dalam tragedi tersebut.
Sebelumnya, kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa mematikan tersebut dan mengancam akan memperbanyak serangan terhadap kelompok Syiah Iran. Ancaman itu membuat Teheran melakukan perburuan besar-besaran terhadap pengikut ISIS.
Pihak berwenang mengatakan, mereka telah mengidentifikasi dan menangkap sel ISIS yang terdiri atas setidaknya 60 orang di pinggiran Teheran. Demikian disampaikan kantor berita IRNA.
"Teroris tersebut berafiliasi dengan kelompok Wahabi dan Takfiri yang bergabung dengan ISIS di luar negeri dan dilabeli merah atas kejahatan kelompok teroris di Mosul, Raqqa, dan Suriah," tutur Komandan Pasukan Penegak Hukum Brigadir Jenderal Hossein Ashtari.
Selain itu, pihak berwenang juga mengumumkan penahanan delapan tersangka di Provinsi Alborz, utara Teheran. Satu hari sebelumnya, Kementerian Intelijen Iran mengatakan, mereka menahan 41 anggota kelompok 'Wahabi ISIS' di Teheran dan provinsi yang dihuni mayoritas Kurdi di bagian barat negara itu.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Jumat lalu mengatakan, serangan teroris hanya akan meningkatkan kebencian Teheran terhadap Amerika Serikat dan 'antek-antek'nya seperti Arab Saudi. Komentar tersebut disampaikan hanya sehari setelah Alavi mengatakan bahwa penyidik sedang berusaha menentukan apakah Riyadh berperan dalam serangan tersebut.