Kim Jong-nam Dibunuh karena Menjalin Hubungan dengan Intel AS?

Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, diduga kuat dibunuh karena memiliki keterkaitan dengan intelijen AS.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 14 Jun 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2017, 08:42 WIB
Pemimpin Korut Kim Jong-un dan kakak tirinya Kim Jong-nam
Pemimpin Korut Kim Jong-un dan kakak tirinya Kim Jong-nam (AP)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kim Jong-nam dihabisi di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017. Pihak Malaysia yakin adik tiri korban yang juga pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, ada di balik insiden itu. 

Belakangan, pihak Negeri Jiran menduga Kim Jong-nam dibunuh karena memiliki keterkaitan dengan intelijen Amerika Serikat.

Ia yang diyakini dibunuh menggunakan racun saraf VX nerve agent dan dilaporkan membawa uang sejumlah US$ 120.000.

Uang itu ia terima dari seorang pria asal Amerika Serikat yang diduga memiliki kaitan dengan intelijen AS, demikian seperti yang diwartakan oleh media Jepang Asahi Shimbun dan dikutip oleh Asian Correspondent, Selasa (13/6/2017).

Diyakini, pertemuan Kim Jong-nam dengan pria AS itu merupakan penyebab kematiannya.

Dengan mengutip seorang sumber otoritas Malaysia yang anonim, Asahi Shimbun melaporkan bahwa uang tersebut diterima oleh Kim Jong-nam saat ia menghabiskan waktu di Negeri Jiran.

Bukti bahwa uang itu diterima dari orang lain diperkuat setelah penyelidik memeriksa dan menemukan bahwa tidak ada transaksi keuangan yang masuk maupun keluar dari rekening Jong-nam.

Menurut sumber tersebut, uang sejumlah US$ 120.000 itu ditemukan di dalam tas bawaan pribadi Kim Jong-nam, berbentuk pecahan US$ 100 sebanyak empat bundel, di dalam sebuah tas koper hitam.

Informan juga menyatakan bahwa kakak tiri Kim Jong-un itu rutin bertemu dengan seorang pria asal Amerika Serikat tersebut selama berkunjung ke Malaysia. Ada kemungkinan bahwa selama pertemuan itu terjadi pertukaran informasi intelijen antara keduanya.

"Kemungkinan besar terjadi pertukaran informasi antara keduanya. Dan uang itu digunakan untuk kegiatan tersebut," tutur sang informan kepada Asahi Shimbun dan dikutip oleh Asian Correspondent.

Pertemuan terakhir antara Kim Jong-nam dan pria AS misterius itu terjadi pada 9 Februari 2017, empat hari sebelum putra sulung Kim Jong-il itu diserang dua perempuan, Dhoan Thi Huong asal Vietnam dan Siti Aisyah asal Indonesia.

Otoritas Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia tidak dapat memeriksa koper berisi uang itu saat Kim Jong-nam memasuki gerbang pemeriksaan.

Hal itu disebabkan karena ia memegang paspor diplomatik yang membuat otoritas bandara tidak memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaannya.

Saat ini, dua perempuan, Dhoan Thi Huong dan Siti Aisyah, didakwa dan tengah diadili oleh Pengadilan Malaysia sebagai terdakwa eksekutor pembunuhan Kim Jong-nam.

Mereka diduga membunuh korban dengan mengusap cairan VX nerve agent ke wajah Kim Jong-nam. Ancaman pidana maksimal untuk keduanya adalah hukuman mati.

Amerika Serikat dan Korea Selatan menduga kuat bahwa kasus pembunuhan tersebut didalangi langsung oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Penyebabnya adalah karena kritik vokal Jong-nam terhadap kepemimpinan adiknya yang bertendensi diktator.

Pembunuhan itu menarik perhatian sejumlah pihak internasional. Tak hanya itu, hubungan antara Korea Utara dan Malaysia sempat menegang akibat kasus tersebut.

 

Saksikan juga video berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya