Liputan6.com, Jakarta - Secara statistik, pesawat terbang adalah cara paling aman untuk bepergian. Namun, benarkah demikian?
Ketika sedang duduk di salah satu kursi pesawat, pernahkah Anda berpikir apa yang berada di balik gorden penutup yang memisahkan kursi penumpang dengan ruang kecil pramugari?
Memang, sudah seluruh maskapai menginginkan penumpangnya percaya, bahwa mereka berada di tangan yang tepat. Para awak kabin membuat penumpang merasa nyaman sepanjang perjalanan.
Advertisement
Namun, demikian ada banyak hal yang awak kabin rahasiakan. Dari mulai soal higienis, prosedur keamanan, hingga jasad di bagasi.
Berikut adalah 8Â rahasia di pesawat yang mungkin membuat merinding. Liputan6.com mengutip dari The Richest dan berbagai sumber pada Senin (19/6/2017):
Â
Saksikan video menarik sebuah insiden dalam pesawat berikut ini:
Sekrup hilang hingga Air Mengandung Feses
1. Pesawat Anda Mungkin Kehilangan Sekrup...
Bisa saja, saat Anda melihat ke luar jendela dan melihat sayap pesawat tidak memiliki sekrup.
Haruskah Anda mulai panik? Belum!
Kabarnya, beberapa pesawat yang terbang selama lima hari berturut-turut, bisa kehilangan 30 sekrup sayap mereka.
Sebenarnya hal biasa sekrup pesawat mudah hilang. Contohnya, ketika pesawat tengah dalam perawatan besar, biasanya badan burung besi itu harus 'dipreteli' satu demi satu, termasuk dua juta sekrup dan baut.
Setelah proses perawatannya selesai, biasanya banyak baut dan sekrup salah pasang atau hilang oleh para pekerja.
Tak perlu khawatir, karena cukup banyak baut dan sekrup yang terpasang untuk bisa menahan mesin berat itu di udara.
2. Avtur Hanya untuk 45 Menit
Federal Aviation Administration atau FAA mengharuskan pesawat lepas landas dengan BBM tambahan yang bisa bertahan 45 menit, yang berarti mereka tidak mengisi tangki penuh sebelum terbang.
Aturan ini lebih menitikberatkan pada kemampuan pesawat jika terpaksa mendarat di bandara terdekat (atau bahkan jalan raya) dalam keadaan darurat
Tapi terkadang pesawat perlu mengalihkan penerbangan lebih jauh dari pada tunjangan 45 menit yang dibutuhkan, dan itu sudah bisa menjadi masalah.
Kecelakaan pesawat 2016 di Kolombia, di mana sebagian besar anggota tim sepak bola Brasil dan 20 wartawan terbunuh, disebabkan oleh kesalahan manusia.
Penyelidikan menemukan bahwa pesawat sewaan tersebut jatuh di lereng bukit berhutan dekat Medellin karena pilot tidak melakukan pengisian bahan bakar dalam perjalanan dan tidak melaporkan kegagalan mesin akibat kurangnya bahan bakar sampai terlambat.
Akibatnya, 71 orang meninggal, dan hanya enam yang selamat dari kecelakaan mengerikan tersebut.
3. Air Keran di Toilet Mengandung Feses?
Tim perawatan rutin membersihkan tangki air dengan pembersih. Tapi, bagaimanapun, sama sekali tidak mengganggu parasit yang memanggil tangki pembuangan itu adalah rumah mereka.
Parasit itu menjadi tahan terhadap bahan kimia, jadi mau dibersihkan atau tidak, mereka hanya tinggal di sana dan melanjutkan hidup mereka yang damai.
Dan Anda harus berterima kasih atas saran berikut ini: Dalam keadaan apapun, jangan minum air keran di pesawat. Bahkan jangan menyentuhnya!
Orang yang membersihkan tanki feses dan mengisi air portabel di toilet jaraknya dekat dengan wastafel. Itu berarti baik toilet dan wastafel memiliki sumber air yang sama. Kemungkinan air keran mengandung feses akan sangat besar.
Advertisement
Oksigen yang Terbatas hingga Pilot Tidur
4. Masker Oksigen hanya Bertahan 12 Menit
"Jika terjadi keadaan darurat masker oksigen akan jatuh dari langit-langit." Anda disarankan untuk "bernafas dengan normal".
Jika berpikir bahwa Anda akan memiliki pasokan oksigen tak berbatas, maka Anda salah.
Masker itu menempel pada tangki dengan pasokan hanya 12 sampai 15 menit! Terlebih lagi, gas yang keluar tidak dimulai sebagai oksigen. Karena tangki oksigen sangat eksplosif, mereka memasukkan koktail kimia ke dalam tangki, yang mengandung barium peroksida - senyawa anorganik yang digunakan dalam kembang api.
Jadi, saat masker turun, hal pertama yang Anda hirup adalah peroksida, lalu datanglah oksigen yang menyelamatkan hidup Anda. Sekitar 12-15 menit.
5. Jaket Pelampung Mungkin Hilang
Jaket pelampung yang sejatinya berada di bawah kursi Anda mungkin hilang. Meski ada pengumuman barang siapa yang mengambil jaket itu akan dihukum, maling tetaplah maling.
Hal ini terjadi pada US Airways penerbangan 1549 yang mendarat darurat di Sungai Hudson, New York pada tahun 2009. Dari 150 penumpang hanya 33 orang yang menemukan jaket pelampung mereka.
6. Mayoritas Pilot Tidur Saat Terbang
Survei BALPA 2015 menunjukkan, bahwa 56 persen pilot mengaku tidur saat mengoperasikan penerbangan, dan 29 persen lainnya mengatakan bahwa mereka telah terbangun dan menemukan co-pilot juga tertidur! Untungnya, ada autopilot yang berhasil melaksanakan pekerjaan pilot.
Ini adalah fakta yang tak terbantahkan dan terbukti dalam situasi kehidupan nyata, bahwa kelelahan pilot tiga kali berbahaya bagi keselamatan penerbangan daripada yang lain.
Pada penerbangan malam yang panjang, para pilot bergantian tidur siang lima belas menit untuk menghilangkan kantuk mereka.
Praktik ini ilegal bagi pilot AS, tapi diizinkan sepenuhnya di negara-negara Eropa. Di Inggris, para pilot bahkan dianjurkan untuk tidur siang selama penerbangan.
Peti Mati hingga Life Jacket
7. Peti Mati di Pesawat
Hampir di tiap penerbangan, pesawat membawa peti mati. Entah itu hewan atau organ tranplantasi. Namun, tak jarang, jenazah pun diterbangkan dalam pesawat.
8. Life Jacket Tak Bisa Selamatkan Nyawa
Mengetahui bahwa ada jaket pelampung di bawah tempat duduk Anda memberikan semacam kenyamanan psikologis
Namun, pakar mempertanyakan nilai mereka saat penumpang harus segera dievakuasi.
Pertama-tama, jaket pelampung harus diletakkan dengan benar agar efektif, dan mari kita jujur, bahkan mereka yang kerap terbang tidak repot-repot mempelajari bagaimana cara memakainya.
Yang kedua, Anda mungkin berpikir jaket pelampung ada di sana untuk menyelamatkan hidup Anda jika pesawat itu berakhir di air. Tapi faktanya, tidak ada yang benar-benar tahu apakah ini mungkin, karena pendaratan di air jarang dilakukan oleh pesawat komersial.
Masalah lain adalah desain jaket sangat membatasi kegunaannya dalam pendaratan darurat.
Advertisement