2-7-1976: Bersatunya Vietnam Utara dan Selatan

Sejarah mencatat pada 2 Juli 1976 bahwa kedua kubu, VIetnam Selatan dan Utara akhirnya bersatu kembali.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 02 Jul 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2017, 06:00 WIB
Ilustrasi perang Vietnam. (AP)
Ilustrasi perang Vietnam. (AP)

Liputan6.com, Hanoi - Republik Sosialis Vietnam, salah satu negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara, dulunya terpecah menjadi dua bagian. Selama kurang lebih 20 tahun, Vietnam Utara dan Selatan berperang.

Dan pada 2 Juli 1976, sejarah mencatat kedua kubu tersebut akhirnya bersatu.

Saat itu, secara resmi di Hanoi disiarkan bahwa para pemimpin Vietnam Utara dan Selatan telah melakukan konsolidasi pemerintahan. Melalui pemungutan suara secara tertutup di Majelis Besar beranggotakan 492 orang, ditetapkan lah beberapa pemimpin baru.

Selain itu, ditetapkan juga bendera, lagu kebangsaan dan lambang negara, yang mengadopsi milik Vietnam Utara.

"Lembaran baru untuk sejarah Vietnam telah dimulai," demikian bunyi siaran radio kepada seluruh rakyat seperti dimuat New York Times.

"Pada kesempatan ini, 2 Juli 1976, pukul 08.30 pagi ditetapkan sebuah negara baru, negara sosialis yang membentang dari Cao Lang ke Cau Mau."

Cao Lang adalah bagian paling utara dari Vietnam Utara. Sementara Cau Mau adalah semenanjung paling selatan dari Vietnam Selatan.

Kendati demikian, siaran radio dari Hanoi ini tak menjelaskan secara rinci seperti apa proses penyatuan dan pemerintahan ke depan. Sehingga meski mendeklarasikan telah bersatu. kepala pemerintahan tidak terpusat seolah-olah tetap terbagi dua.

Ada kepala negara yakni seorang presiden yang dijabat oleh Ton Duc Thang, mantan Kepala Negara Vietnam Utara. Lalu Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan yang dijabat oleh Pham Van Dong, juga dari Vietnam Utara.

Kemudian sang presiden akan dibantu oleh dua wakil presiden, yakni Dr Nguyen Huu yang sebelumnya merupakan Presiden Revolusioner Vietnam Selatan. Wakil presiden lainnya adalah Nguyen Luong Bang, mantan presiden Vietnam Utara sejak 1969.

Meski demikian, pada akhirnya Vietnam sukses berjalan menjadi negara berkembang hingga saat ini. Dengan populasi sekitar 84 juta jiwa, Vietnam menjadi negara terpadat nomor 13 di dunia.

Vietnam kemudian termasuk di dalam grup ekonomi "Next Eleven", yang menurut pemerintah, GDP Vietnam tumbuh sebesar 8.17% pada tahun 2006 -- negara dengan pertumbuhan tercepat kedua di Asia Timur dan pertama di Asia Tenggara.

Sebelumnya Vietnam dibagi menjadi dua bagian pada tahun 1954, berdasarkan Perjanjian Jenewa setelah Sekutu berhasil mengalahkan Prancis yang selama ini menjajah Vietnam.

Vietnam Utara dan Selatan kemudian berperang dalam kurun waktu 1957 dan 1975. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar,yakni Komunis dan SEATO.

Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dibantu Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina (dengan bantuan militer Taiwan dan Spanyol). Sedangkan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara) didukung Uni Soviet, Tiongkok, Korea Utara, Mongolia dan Kuba mendukung Vietnam Utara yang berideologi komunis.

Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutama Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya. Sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar.

Sementara itu pada tanggal yang sama tahun 2013, tercatat sebagai momen saat gmpa berkekuatan 6,1 SR mengguncang Aceh, Indonesia. Menewaskan sedikitnya 42 orang dan melukai 420 lainnya.

Lalu pada 2 Juli 1897, Insinyur kelahiran Inggris-Italia Guglielmo Marconi mendapatkan hak paten untuk radio di London.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya