Liputan6.com, Kasungu - Drone tak hanya digunakan untuk memotret dari atas saja, tapi untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan selama keadaan darurat dan penggunaan lainnya di bidang pembangunan. Hal itu dilakukan pemerintah Malawi dan United Nations Childrens Fund (UNICEF). Keduanya tengah menguji coba koridor udara dekat lapangan terbang Kasungu.
Dikutip dari laman Voice of America, Senin (3/7/2017), pemerintah Malawi dan UNICEF meluncurkan koridor udara pada Kamis, 29 Juni 2017 untuk menguji coba efektivitas drone dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan selama keadaan darurat dan penggunaan lainnya di bidang pembangunan, yang merupakan proyek pertama jenis ini di Afrika.
Wilayah Malawi yang tak memiliki pantai, mengalami kegagalan panen secara berkala dan rawan bahaya banjir.
Advertisement
Baca Juga
Dalam hal ini, negara yang terletak di benua Afrika itu membutuhkan bantuan pangan dan bantuan lainnya.
Terlebih, akses jalan yang terbatas di kawasan pedesaan membuat Malawi sulit untuk menerima bantuan.
"Teknologi drone memiliki banyak aplikasi potensial, salah satunya telah kami uji di Malawi adalah untuk mengangkut sampel darah bayi ke laboratorium untuk uji HIV," ujar Johannes Wedening yang adalah wakil UNICEF.
Koridor ujicoba berpusat di lapangan udara Kasungu, dengan radius 40 kilometer dan fokus pada tiga bidang.
Diantaranya, mengambil citra udara dari situasi krisis, penggunaan drone untuk memperluas cakupan Wi-Fi atau sinyal telepon selular di sepanjang medan yang sulit untuk keadaan darurat, dan mengirimkan pasokan darurat yang berbobot ringan.
"Uji coba pengujian koridor ini khususnya penting untuk mendukung transportasi dan pengumpulan dana di mana infrastruktur transportasi darat tidak memenuhi kelayakan atau sulit selama masa darurat," ujar Jappie Mhango selaku Menteri Perhubungan Malawi.
Saksikan juga video menarik berikut ini: