Kejadian Unik, PM Kanada Peluk Bayi Suriah Bernama Justin Trudeau

Perdana Menteri Kanada mendekap bayi asal Suriah bernama Justin Trudeau yang tengah tidur lelap.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Jul 2017, 13:08 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 13:08 WIB
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau menemui bayi pengungsi asal Suriah yang memiliki nama serupa dengan dirinya (Twitter/Adam Scotti)
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau menemui bayi pengungsi asal Suriah yang memiliki nama serupa dengan dirinya (Twitter/Adam Scotti)

Liputan6.com, Toronto - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, secara langsung menemui bayi laki-laki yang memiliki nama serupa dengan dirinya.

Bayi asal Suriah itu diberi nama serupa sebagai ucapan terima kasih atas kebijakan Trudeau yang membuka pintu bagi para pengungsi.

Dikutip dari laman The Guardian, Senin (17/7/2017), pertemuan tersebut berlangsung di Calgary Stampede. Kala itu, bayi berusia dua bulan yang memiliki nama lengkap Justin Trudeau Adam Bilan, tengah tidur nyenyak saat berada dalam dekapan sang perdana menteri.

Muhammad dan Afraa Bilan memiliki alasan khusus dalam pemberian nama anak laki-lakinya. Sebab, Trudeau dinilai sangat berjasa karena telah memberikan tempat perlindungan bagi para pengungsi.

Keluarga kecil itu datang dari Damaskus ke Kanada pada Februari 2016 usai melarikan diri dari perang Suriah. Anak laki-laki kedua pasangan itu lahir beberapa bulan setelah keduanya tiba di Alberta.

Sebelumnya pada Desember 2015, Trudeau menyambut 163 pengungsi Suriah di Toronto. Sejak saat itu, sekitar 40 ribu pengungsi terus berdatangan dan menetap di Kanada.

Meski demikian, para pengungsi yang tiba dan menetap di Kanada kembali menemukan tantangan. Kendala bahasa --Inggris dan Prancis -- yang biasa digunakan di negara tersebut membuat para pengungsi sulit mencari pekerjaan.

Oleh karenanya, sebuah lembaga yang menangani masalah pengungsi membuat sebuah wadah lokakarya untuk membantu para pengungsi menghadapi kecemasan. Masalah semacam ini lah yang membuat beberapa orang mengkritik pemerintah.

Kebijakan semacam ini juga dinilai terlalu gegabah. Karena pemerintah terlalu berani mengambil keputusan untuk menampung para pengungsi. Padahal, antisipasi persoalan semacam ini tak dapat mereka pikirkan.

Menanggapi permasalahan ini, Menteri Imigrasi Kanada John McCallum mengatakan, pemerintah telah meningkatkan pendanaan untuk pelatihan bahasa untuk mengatasi persoalan tersebut.

John mengakui, jika keputusan pemerintah untuk menampung para pengungsi masih belum sempurna.

"Setidaknya keputusan pemerintah untuk menampung para pengungsi dapat diartikan sebagai langkah yang manusiawi dibanding kebijakan negara lain di dunia y ang cenderung menutup pintu terhadap para pengungsi," ujar John McCallum.

"Sebagian besar warga Kanada pun juga menanggapi kebijakan ini sebagai sesuatu hal yang positif," tambahnya.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya