30-7-2006: Insiden Salah Sasaran Rudal Israel ke Lebanon

Gempuran rudal Israel yang rencananya menghancurkan anggota Hizbullah, nyasar ke mengenai warga Lebanon. 54 orang tewas.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 30 Jul 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2017, 06:00 WIB
Korban salah sasaran rudal Israel di Kota Shlomi. (AFP)
Korban salah sasaran rudal Israel di Kota Shlomi. (AFP)

Liputan6.com, Beirut - Pertengahan 2006 silam, terjadi Perang Lebanon yang melibatkan pasukan Hizbullah Lebanon dan Angkatan Bersenjata Israel (IDF). Konflik bersenjata tersebut terjadi dalam kurun waktu 12 Juli hingga 14 Agustus 2006.

Salah satu serangan paling mematikan terjadi pada 30 Juli 2006.

Ketika itu, Israel melancarkan operasi militer bertajuk 'Just Reward', sebagai aksi balasan terhadap pasukan Hizbullah yang sebelumnya menggempur Kota Shlomi di Israel utara dengan rudal Katyusha. Operasi militer negeri zionis tersebut kemudian dikenal dengan Change of Direction.

Alih-alih menghujam anggota Hizbullah, gempuran Israel mengenai warga Lebanon. Akibatnya lebih dari 54 warga tak bersalah, menjadi korban tewas. Sebanyak 34 orang di antaranya adalah anak-anak.

Perdana Menteri Lebanon kala itu, Fouad Sinora mengecam keras tindakan Israel tersebut. Ia melakukan sejumlah langkah diplomatik sebagai tindakan tegas, termasuk membatalkan pembicaraan dengan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang dikenal menjadi sekutu terkuat Israel.

"Tak akan kami kasih kesempatan untuk dialog," tegas Sinora, yang juga berdoa agar pasukan Hizbullah yang tewas dalam pertempuran mendapat tempat terbaik.

Pemerintah Israel menyatakan penyesalan atas serangan pada 30 Juli tersebut, tapi mereka menegaskan bahwa pihaknya telah memperingatkan warga Lebanon di sekitar lokasi target untuk mengungsi. Namun tempat sembunyi di Qana yang dianggap aman sebagai tempat mengungsi, juga kena serangan Israel.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan rasa prihatin dan merasa bersalah. Mereka mengaku telah mengupayakan perdamaian, namun kedua pihak yang bersengketa punya pandangan lain.

Ribuan warga Lebanon menggencarkan aksi demonstrasi di depan markas PBB di Beirut. Mereka meneriakkan sumpah serapah untuk Amerika Serikat dan Israel. sekaligus menyatakan dukungan penuh untuk Hizbullah.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sekitar 750 warganya tewas, karena serangan Israel dalam kurun waktu 19 hari. Seorang warga negara Indonesia yang bekerja sebagai TKI, Siti Maemunah binti Muhtar Bisri, dilaporkan tewas di Lebanon akibat rudal yang diluncurkan Israel pada 11 Juli.

Sementara pihak Israel menyatakan 51 warganya tewas karena diserang Hizbullah. Demikian seperti dimuat BBC on This Day.

Sejumlah negara lain turun tangan mengecam tindakan Israel dan mendesak agar segera dilakukan gencatan senjata. Perdana Menteri Inggris Tony Blair berharap perang tersebut segera dihentikan.

Perang Lebanon itu berakhir pada 14 Agustus 2006. Dewan Keamanan PBB menyetujui Resolusi 1701 untuk mengakhiri konflik tersebut. Dan Kabinet Israel mengesahkan gencatan senjata dengan 24 suara mendukung, tidak ada yang menentang, dan 1 suara abstain.

Tanggal 30 Juli juga menjadi momentum sejumlah kejadian penting. Pada 1626, gempa mengguncang Naples, Italia. Kehancuran meliputi 30 kota. Lindu tersebut juga menewaskan sekitar 70 ribu manusia.

Sementara itu, 30 Juli juga dirayakan rakyat Vanuatu sebagai hari kemerdekaan. Republik itu menjadi negara merdeka pada 1980, setelah lepas dari penjajahan Prancis dan Britania Raya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya