Ancaman Teror Bom Pesawat Australia, Pengaman Bandara Diperketat

Alhasil, terjadi sejumlah antrian penumpang yang tak wajar akibat mekanisme pemeriksaan barang dan body-check ekstra

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 30 Jul 2017, 11:24 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2017, 11:24 WIB
Tumpukan antrian penumpang di Bandara Adelaide pasca-terungkapnya plot rencana teror bom pesawat di Australia pada Minggu 30 Juli 2017 (Twitter)
Tumpukan antrian penumpang di Bandara Adelaide pasca-terungkapnya plot rencana teror bom pesawat di Australia pada Minggu 30 Juli 2017 (Twitter)

Liputan6.com, Sydney - Setelah otoritas Australia dilaporkan berhasil membongkar dan menggagalkan plot teror terhadap pesawat pada Sabtu 29 Juli 2017, kini sejumlah pengamanan dan penjagaan di sejumlah bandara nampak sangat diperketat. Alhasil, terjadi sejumlah antrian penumpang yang tak wajar akibat mekanisme pemeriksaan barang dan body-check ekstra kepada para penumpang yang dilakukan oleh petugas keamanan bandara pada Minggu 30 Juli 2017.

Sebagai latar belakang, aparat penegak hukum Negeri Kanguru mengklaim berhasil mengungkap plot teror yang direncanakan akan menyasar sebuah pesawat. Selain itu, aparat juga telah menangkap empat orang pelaku pada Sabtu 29 Juli 2017 sebagai bagian dari rangkaian untuk membongkar dan menggagalkan plot tersebut.

Empat pria yang diduga sebagai dalang plot telah diamankan oleh kepolisian untuk proses penyelidikan. Seperti yang dilansir dari ABC, mereka ditangkap dalam sebuah operasi penyerbuan kontra-terorisme di lokasi yang terpisah di Sydney, antara lain Surry Hills, Lakemba, Wiley Park, dan Punchbowl.

Namun, aparat penegak hukum belum menjatuhkan tuduhan apa pun kepada mereka.

Otoritas juga tidak menjelaskan secara detail mengenai keterangan lokasi dan waktu plot teror itu.

Dugaan sementara kepolisian setempat, plot dan motif para pelaku terilhami aksi terorisme berbasis ekstremisme - radikalisme agama. Namun, belum jelas apakah rencana tersebut memiliki afiliasi dengan grup teroris yang lebih spesifik.

Selain itu, otoritas juga menduga bahwa para pelaku berencana untuk menyelundupkan dan meledakkan 'alat peledak improvisasi' dalam sebuah pesawat.

Dan saat ini, menurut Perdana Menteri Turnbull, otoritas setempat telah mengambil langkah yang dianggap perlu untuk menjamin dan meningkatkan keamanan, khususnya di bandara besar, seperti salah satunya Sydney dan Adelaide International Airport.

Menurut laporan media lokal, ABC (30/7/2017), pengaman ekstra ketat itu telah efektif dilaksanakan. Hasilnya, terjadi tumpukan antrian penumpang pesawat di bandara Sydney dan Adelaide, akibat mekanisme pemeriksaan barang dan body-check ekstra yang dilakukan oleh petugas keamanan bandara.

Penumpang juga diimbau untuk datang 120 hingga 180 menit lebih awal dari jadwal keberangkatan. Menurut otoritas bandara, jeda itu ditujukan untuk mengantisipasi proses pemeriksaan barang dan body-check ekstra yang akan memakan waktu yang cukup lama.

"Mengingat penambahan mekanisme pengamanan ekstra, para penumpang diharapkan untuk datang 2 jam lebih awal untuk penerbangan domestik dan 3 jam lebih awal untuk penerbangan internasional," jelas keterangan resmi dari maskapai Qantas dan Jetstar.

"Penumpang juga diimbau untuk membatasi barang bawaan dan bagasi, agar proses pemeriksaan dapat lebih efisien," tambah keterangan tersebut.

Tak hanya itu, menurut laporan ABC, terjadi peningkatan jumlah presensi petugas keamanan di bandara. Selain itu, terjadi pula sejumlah penundaan penerbangan yang tak biasa di bandara Sydney.

"Ancaman teroris di Australia masih di antara 'mungkin' hingga 'pasti terjadi'," kata PM Turnbull menjelaskan situasi ancaman teror yang tengah dihadapi oleh Negeri Kanguru saat ini.

Hingga saat ini, aparat penegak hukum setempat masih melakukan proses pendalaman dan penyelidikan terkait plot teror pesawat tersebut.

Saksikan juga video berikut ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya