5 Kabar Bombastis soal Korut yang Ternyata Fakta

Berikut beberapa aksi nyeleneh dan perilaku 'unik' Korut, yang menunjukkan betapa surealis tempat itu jika dibandingkan dengan negara lain.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 03 Agu 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2017, 19:30 WIB
Kim Jong-un
Pemimpin Korut, Kim Jong-un menggunakan teropong menyaksikan peluncuran balistik antarbenua Hwasong-14 Rudal, ICBM, di barat laut Korea Utara. Korea Utara mengklaim telah menguji rudal balistik antarbenua. (KRT via AP Video)

Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan di Korea Utara dikabarkan merupakan kombinasi antara kemiskinan, propaganda, dan militerisme yang intens. Dengan demikian, cerita aneh tentang apa yang dilakukan negara itu --agar terlihat seperti 'negara yang sebenarnya'-- kerap marak beredar.

Keanehan itu dipicu oleh berbagai faktor, seperti kepercayaan teramat sangat pada kultus kepribadian para pemimpinnya, Kim Jong-un, mendiang Kim Jong-il, dan almarhum Kim Il-sung, serta delusi sebagai negara penyandang status adidaya yang dianut sebagian besar masyarakatnya.

Berikut beberapa tindakan aneh, aksi nyeleneh, dan perilaku 'unik' Korea Utara, yang menunjukkan betapa surealis tempat itu jika dibandingkan dengan negara lain di dunia. Demikian, seperti yang Liputan6.com rangkum dari Ranker.com, Kamis (3/8/2017).

1. Pernah Menyerang Korsel dengan Sampah dan Kotoran

Ilustrasi sampah (pixabay.com)

Kala Korea Utara melakukan uji coba bom nuklirnya untuk pertama kali pada 2016, hal itu mendorong tetangganya di Selatan mengirim serentetan balon propaganda ke kawasan Korut dekat perbatasan DMZ (demilitarized zone) yang mengecam tes tersebut.

Tak mau kalah angin, Korut menanggapi hal tersebut dengan tindakan nyeleneh. Mereka membalas dengan aksi serupa. Namun mereka menambah balon propaganda itu dengan berbagai sampah rumah tangga, puntung rokok, dan tisu toilet bekas pakai.

 

2. Merevisi Surat Abraham Lincoln untuk Sindir Obama

File arsip Arsip Nasional ini diambil antara 1861-1865 yang menunjukkan mantan Presiden AS Abraham Lincoln. Lincoln dilantik sebagai Presiden AS ke-16 pada tanggal 4 Maret 1861 (AFP)

Pada April 2016, Korea Utara menyulap sebuah surat ternama yang ditulis oleh almarhum presiden ke-16 AS Abraham Lincoln. Setelah 'direvisi' oleh Pyongyang, surat yang aslinya dikenal dengan nama "Lincoln letter" itu kemudian dirilis dalam situs web yang dikelola negara, DPRK Today, dan diberi judul "Advice from Lincoln to Obama", yang diperuntukkan kepada presiden AS kala itu, Barack Obama

Surat dari Pyongyang itu seakan bermaksud untuk 'mengejek' Obama yang kala itu nampak dipusingkan dengan situasi program pengembangan persenjataan nuklir Korea Utara.

'Lincoln letter' versi revisi Korut itu juga menyindir AS, menyebut pemerintahan Negeri Paman Sam tidak konsisten dengan idealismenya pada isu denuklirisasi. Washington, DC meminta Pyongyang untuk melucuti nuklir. Namun di saat yang sama, AS nampak tak berniat untuk mengurangi stok senjata pemusnah massal mereka.

 

3. Membuat 'Kota' Palsu untuk Mengelabui Korea Selatan

Sebuah desa propaganda Korea Utara terlihat dari platform observatorium di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea di Paju, Korea Selatan, Jumat (9/9). (REUTERS / Kim Hong-Ji)

Meski desa itu memiliki segala kelengkapan fasilitas yang nampak sangat mumpuni, ada satu hal krusial yang tidak dipunyai oleh Kijong-dong, yakni populasi manusia.

Dan sesungguhnya, desa itu merupakan area palsu, yang dibangun untuk mengelabui penduduk desa di Korea Selatan yang hanya berjarak sekitar puluhan kilometer dari Kijong-dong. Selain ingin menunjukkan seakan Korut negara yang makmur, desa itu dibangun untuk menarik para warga desa Korsel yang bertetangga untuk berpindah kewarganegaraan dan tempat tinggal ke Kijong-dong.

Sampai pada 2004, Korea Utara mengalihfungsikan desa itu menjadi area fasilitas besar berisi pengeras suara besar untuk aksi propaganda terhadap Korea Selatan. Setelah kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan propaganda, Kijong-dong beserta gedung-gedungnya kini tetap berada di sana, kosong melompong.

 

4. Materi Propaganda di Sekolah

Slogan propaganda terpampang di antara dua jalan masuk menuju Hotel Ryugyong di Korea Utara. (AP)

Menurut laporan, Korea Utara amat sangat menggencarkan propaganda ultra-nasionalis mereka di setiap sudut dan sendi kehidupan masyarakatnya. Mulai dari patung raksasa Kim Il-sung, pin bendera yang wajib dikenakan oleh para aparat sipil, dan foto keluarga Kim yang terpajang di berbagai rumah.

Bahkan, beberapa di antara propaganda itu turut masuk ke seluk-beluk dunia pendidikan, di sekolah-sekolah, dan lembaga belajar, demi mengonstruksi pemikiran para anak dan pemuda dengan ideologi ultranasionalis Korea Utara.
Propaganda yang ditempatkan di sekolah dipajang melalui mural di dinding, yang memvisualisasikan para Kim hingga adegan perang kejam.

 

5. Sewa Aktor China untuk Jadi Suporter Bayaran

Tim Sepak Bola Korut (Reuters/Muhammad Hamed)

Pada 2010 Korut menghentak dunia. Tim sepak bola mereka berhasil lolos kualifikasi piala dunia yang kala itu diselenggarakan di Afrika Selatan.

Korut masuk di grup maut. Juara dunia lima kali Brasil, tim kuat Eropa Portugal dan jawara dari Afrika Pantai Gading adalah lawannya.

Korut langsung kandas di fase grup. Mereka tidak pernah menang dan hanya berhasil memasukkan satu gol.

Kisah Korut di gelaran piala dunia yang paling menarik adalah mereka membayar ribuan aktor dari China untuk pergi ke Afsel dan mendukung kesebelasan tersebut.

Komentator ESPN ternama Martin Tyler menyebut ada seseorang yang memberi tahu dia mengenai fakta tersebut.

"Pendukung Korut bukan warga Korut, mereka adalah aktor pilihan dari China yang dikirim untuk bertindak sebagai penggemar Korut," kata Tyler.

 

6. Culik Sutradara Korsel untuk Bikin Godzilla

Film Godzilla. (Warner Bros. Pictures)

Shin Sang-ok adalah nama besar di industri film Korea Selatan, yang telah menyutradarai puluhan sinema Negeri Ginseng. Akan tetapi, medio 1970-an, sang sutradara harus menerima nasib pahit.

Tepat pada 1976, Shin diiming-imingi oleh seorang beridentitas misterius untuk melancong ke Hong Kong. Setibanya di sana, bukannya berwisata, ia ternyata diculik oleh agen rahasia Korea Utara dan kemudian dibawa ke Pyongyang.

Selama lima tahun, ia ditahan oleh otoritas Pyongyang dengan relatif nyaman, dan pada saat yang bersamaan, perspektif Shin ditanami dengan propaganda ultranasionalis Korut.

Pada tahun 1983, ia dibawa menemui Kim Jong Il. Pada pertemuan itu, Shin kemudian mengetahui bahwa mantan istrinya telah diculik oleh agen rahasia Korut dan dibawa ke Pyongyang.

Pasangan itu kemudian menikah lagi dan Shin melanjutkan untuk mengarahkan film monster Godzilla versi Korut berjudul Pulgasari.

Shin dan sang istri, Choi, kemudian berhasil melarikan diri dari kontrol Korea Utara pada 1986. Ia lantas beremigrasi ke Hollywood, Los Angeles, Amerika Serikat segera setelah itu.

Shin adalah salah satu dari banyak orang Korea Selatan dan Jepang yang diculik oleh keluarga Kim selama beberapa dekade terakhir.

Saksikan juga video berikut ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya