Liputan6.com, Ouagadougou - Aksi pemecahan rekor Tari Saman massal, dengan jumlah penari terbanyak di dunia yang digelar di Aceh, menjadi sorotan dunia. Sejumlah media asing mengulas hal tersebut.
Media Inggris, Daily Mail, Senin (14/8/2017), adalah salah satu yang mengulas upaya pemecahan rekor tersebut. Melalui artikel bertajuk "Ten thousand Indonesian men take part in traditional dance to entice tourists into visiting region infamous for Sharia Law", mereka menulis bahwa para pesertanya, kaum pria, mengenakan kostum tradisional hitam dan kuning.
"Mereka duduk di barisan yang rapi, menepuk pundak dan melakukan gerakan berputar. Bergerak dalam ritme yang semakin cepat mengiringi lagu tradisional yang dimainkan," tulis media tersebut.
Advertisement
Dari Turki, Turkish Radio and Television Corporation (TRT World), menayangkan video detik-detik pemecahan rekor Tari Saman tersebut. Pun demikian dengan kantor berita Prancis AFP.
Sementara dari Filipina, Manilla Bulletin, mengangkatnya dalam rangkuman artikel berjudul "Record-breaking dance in Indonesia’s Aceh promotes unity".
"Museum Rekor Indonesia bersertifikat sebagai memecahkan rekor nasional dengan lebih dari 10.000 peserta -- mengalahkan rekor tahun lalu dengan 6.600 peserta," tulis Manila Bulletin.
Media Malaysia, The Star Online, juga tak ketinggalan mengangkat berita tersebut. Dalam tulisan "Record-breaking dance in Indonesia's Aceh promotes unity", disebutkan bahwa pertunjukan lagu dan tarian yang memecahkan rekor itu dilakukan guna melestarikan taman nasional di provinsi paling barat Aceh.
Pagelaran Tari Saman massal dengan jumlah penari terbanyak di dunia itu diikuti oleh 12.262 peserta -- melebihi perkiraan sebelumnya yang hanya 10.001 orang. Mereka memecahkan rekor dunia dari Museum Rekor Indonesia (Muri) pada Minggu, 13 Agustus 2017, di Stadion Seribu Bukit, Kabupaten Gayo Lues, Aceh.
Pemerintah Gayo Lues untuk kedua kalinya sukses memecahkan rekor dunia setelah pada 2014 menghadirkan penari sebanyak 5.057 peserta. Tari Saman Gayo telah ditetapkan oleh UNESCOÂ sebagai warisan budaya dunia pada 24 November 2011.
Saksikan videonya berikut ini: