Ribuan Tahun Hilang, Bahasa-Bahasa yang Punah Ditemukan Lagi

Cukup banyak teks yang ditemukan oleh para peneliti dari Early Manuscripts Electronic Library dituliskan dalam bahasa yang tidak lazim.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 01 Sep 2017, 15:01 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2017, 15:01 WIB
Temuan bahasa kuno yang telah punah (1)
Fragmen selembar palimpsest, yaitu perkamen yang dipakai ulang, menampakan tulisan Yunani (kiri) dengan bekas tulisan lain di bawahnya. Teknologi pencitraan baru mengungkap tulisan yang terhapus (kanan) dari Abad ke-5. (Sumber Greek World Media)

Liputan6.com, Kairo - Beberapa bahasa yang punah sejak Abad Kegelapan ditemukan lagi di antara beberapa manuskrip yang ada di biara Saint Catherine, Mesir.

Cukup banyak teks yang ditemukan oleh para peneliti dari Early Manuscripts Electronic Library di California dituliskan dalam bahasa yang tidak lazim.

Menurut situs web Sinai Palimpsest Project, tim internasional yang terdiri dari 23 cendekiawan terkemuka "terus menerus menguak temuan baru terkait bahasa-bahasa kuno, teks, dan gaya-gaya tulisan."

Seperti dikutip dari Ancient Origins pada Kamis (31/8/2017), ribuan manuskrip di Saint Catherine ditulis dalam bahasa Arab, Yunani, Etiopia, Koptik, Armenia, dan Siriak.

Temuan-temuan bahasa lainnya adalah bahasa Kaukasia Albania yang selama ini hanya ditemukan dalam ukiran-ukiran terpisah, dan bahasa Aram Palestina Kristen yang punah setelah Abad ke-12.

Ada juga beberapa teks yang ditulis dalam bahasa Latin, tapi belum sepenuhnya dikenali dan tergolong dalam "tulisan yang sangat awal," demikian menurut penjelasan laman Sinai Palimpsest Project.

Selain itu, ada juga tiga teks medis Yunani Kuno yang belum pernah diketahui oleh para ahli sejarah dan salinan tulisan dokter legedaris Hippocrates sebagaimana dilaporkan dalam Ancient Origins pada bulan lalu.

Michael Phelps dari Early Manuscripts Electronic Library di California menjelaskan kepada The Times, "Pada Abad ke-20, manuskrip-manuskrip ditemukan dalam gua-gua. Pada Abad ke-21, kita akan menggunakan teknik-teknik baru pada manuskrip-manuskrip yang ada di bawah hidung kita."

Teknik Baru Pengungkap Teks

Perangkat pencitraan spektrum cahaya. (Sumber Sinai Palimpsest)

Untuk karya-karya tulis Kristen, koleksi perpustakaan yang menyimpan lembaran perkamen (parchment) atau palimpsest penelitian itu hanya kalah dari koleksi Vatikan.

Karya-karya yang ada di bawah kitab-kitab dalam biara terkuak dengan menggunakan teknologi pencitraan yang menyatukan kata-kata yang terhapus secara tidak sengaja.

Tim peneliti telah menemukan serangkaian teks yang hilang menggunakan metode yang membantu mereka menyusun ulang dokumen kuno dari beberapa abad lalu, sehingga menyelamatkan lembaran-lembaran yang bernilai tinggi.

Tinta yang terlepas dari lembaran dan ditimpa tulisan lain meninggalkan residu yang jelas terlihat menggunakan teknologi yang tepat.

Teknik modern yang dipakai menggunakan gambar-gambar lembaran dari beberapa sudut menggunakan spektrum cahaya yang berbeda untuk melihat tulisan yang lebih dulu ada sebelum ditimpa tulisan lain.

Ancaman ISIS

Biara Saint Catherine di Sinai, Mesir. (Sumber Wikimedia Commons)

Biara Ortodoks Yunani itu dibangun antara 548 dan 565 M dan telah menjadi tujuan ziarah umat Kristen Ortodoks, tapi ditutup untuk umum pada 2015 dengan alasan keamanan. Hanya para biarawan dan rohaniwan yang tersisa di sana.

Temuan bahasa-bahasa itu sendiri diumumkan awal Agustus ini di Kairo oleh Kementerian Kepurbakalaan.

Menurut The Independent, temuan para ilmuwan datang tepat waktu, mengingat ancaman serius dari ISIS ataupun kelompok-kelompok sejenisnya yang secara sistematis menghancurkan situs-situs Kristen purba dalam beberapa tahun belakangan.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya