Liputan6.com, Jakarta - Novel fiksi ilmiah "Dune" terkenal dengan pepatah "Ketakutan adalah pembunuh pikiran."
Dalam novel, kalimat itu dipakai untuk mendorong sosok Paul Atreides mengatasi rasa takutnya dan menjadi pemimpin seperti yang sudah ditakdirkan baginya.
Ketakutan pernah menjadi penghalang baginya, tapi juga menjadi penghalang bagi kita semua dalam hidup sehari-hari.
Advertisement
Tapi, bagi beberapa orang ketakutan itu hingga menjurus fobia. Kendali fobia atas pikiran dan tubuh bisa membuat seseorang lunglai, tidak mampu menghadapi suatu benda yang bukan ancaman sesungguhnya.
Baca Juga
Banyak bentuk fobia kelihatannya terjadi secara acak, tapi sebenarnya merupakan kelanjutan dari suatu trauma.
Disarikan dari toptenz.net pada Jumat (1/9/2017), berikut ini adalah tujuh fobia yang ada di sekeliling kita:
1. Xantofobia – Takut Warna
Xantofobia (xanthophobia) adalah ketakutan terhadap suatu warna, khususnya kuning atau terkadang merah.
Warna kuning mendapat perhatian khusus karena kaitannya dengan pengalaman yang mengerikan. Di China, misalnya, warna kuning mulai ditakuti karena merupakan warna selendang kekaisaran yang menandai perintah kepada seseorang untuk melakukan bunuh diri.
Warna itu kemudian mulai menyebabkan ketakutan dan rasa tidak aman pada warga yang sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan perintah kekaisaran tersebut.
Mirip dengan itu, beberapa orang menjadi takut warna kuning karena pernah disengat lebah ketika masih kecil.
Sebagai akibat xanthofobia, korban menutup mata dalam kecemasan atau mendapat serangan panik bahkan ketika melihat benda sepele seperti bunga dahlia.
Para penderitan xanthofobia disebut-sebut tidak mampu makan keju, sari lemon, telur, dan pisang.
Yang lebih aneh lagi, para penderita juga mengaku bahwa, ketika menutup mata, mereka melihat urine mereka sendiri.
Advertisement
2. Turofobia – Takut Keju
Seperti disebut barusan, seseorang yang fobia terhadap warna kuning mungkin bisa takut kepada keju. Ternyata, ada bentuk fobia khusus terhadap keju.
Misalnya seperti yang dialami Katie Weston yang menjadi fobia terhadap keju setelah pengalaman masa kanak-kanak ketika keju lembut batangan (string cheese) menyebabkan dirinya muntah di tempat sampah seorang teman.
Menurut Katie, ingatan itu menyebabkan trauma sehingga ia harus dijauhkan dari keju seumur hidupnya.
Teman-temannya berusaha membantu mengatasi trauma dan pernah menaruh string chees di wajahnya sehingga Katie menjadi sangat cemas.
Fobia yang dialaminya mengganggu pekerjaan di restoran sehingga karyawan-karyawan lain memintanya menggunakan papan keju. Baunya sangat mengganggu Katie sehingga ia pun mencuci tangan sekiranya telah menyentuh papan keju dengan jarinya.
Salah satu kesulitan terbesar baginya adalah pandangan tidak suka dari teman-temannya yang menilai fobia yang dialami. Ia berharap orang semakin mengerti tentang fobia jenis ini.
3. Hilofobia – Takut Pada Alam
Kata 'hylo' dalam hylophobia berasal dari bahasa Yunani yang berarti hutan dan kata fobia yang berarti ketakutan.
Fobia ini mungkin lebih mudah dimengerti karena seringnya tayangan televisi menggambarkan hutan sebagai tempat yang sunyi dan mengerikan.
Bahkan beberapa buku favorit anak semisalh Harry Potter juga menambah ketakutan kita kepada hutan. Ingat keberadaan Forbidden Forrest?
Namun, ada sedikit perbedaan antara menghindari menjadi sendirian dalam hutan dengan fobia.
Mereka yang sebenarnya menderita Hylophobia dibanjiri oleh kecemasan sosial dan ada perasaan mendesak agar kabur saja.
Banyak penderitanya yang juga sampat menjerit-jerit seperti seseorang yang menonton film horor.
Advertisement
4. Omfalofobia – Takut Pada Bagian Tubuh Sendiri
Fobia yang jarang dan aneh ini adalah omfalofobia (omphalophobia), yaitu ketakutan kepada pusar. Ketakukatannya bukan hanya kepada pusar orang lain, tapi juga kepada pusar milik sendiri.
Penderitanya mungkin tidak mau menyentuh pusar dan terakadang melihat pun bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan kecemasan.
Salah satu penderita yang terkenal adalah penyanyi Jenny Frost yang memperingatkan orang agar tidak menyentuh daerah sekitar pusarnya.
Khloe Kardashian juga mengalami fobia serupa dan menyatakan merasa "jijik memegang perutya sendiri karena adanya pusar di sana."
Seperti semua fobia dalam daftar ini, asal muasal Omphalophobia berasal dari pengalaman atau kejadian negatif yang kemudian dikaitkan dengan bagian tubuh.
5. Triskaidekafobia – Fobia Angka 13
Fobia triskaidekafobia (triskaidekaphobia) paling terkenal dalam daftar ini sudah sedemikian kuatnya sehingga beberapa gedung pun menghindari adanya lantai 13. Ketakutan tak masuk akal akan angka ini sangat mendalam, misalnya Jumat tanggal 13 dan sejenisnya.
Ada beberapa teori terkait ketakutan pada angka ini, salah satunya mengacu kepada Alkitab. Di akhir Abad ke-19, ada beberapa orang yang menduga bahwa ketakutan itu berasal dari kalangan religius yang menduga Yudas Iskariot – si pengkhianat Yesus Kristus – adalah orang ke-13 yang ikut serta dalam Perjamuan Terakhir.
Teori lain datang dari zaman Hammurabi di Babilonia. Pada masanya, undang-undang ke-13 dihapuskan.
Tapi ada yang juga mengkaitkan kejadian-kejadian sial dengan angka tersebut. Misalnya ledakan tabung oksigen yang hampir menghancurkan Apollo 13 walaupun para awaknya kemudian kembali dengan selamat 6 hari kemudian.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Advertisement
6. Nomofobia – Takut Pada Teknologi
Nomofobia (nomophobia) adalah ketakutan yang dihasilkan oleh kemajuan Abad ke-21, yaitu ketakutan tidak terhubung dengan komunikasi selular.
Kaum dewasa muda semakin bergantung kepada telepon selular mereka sehingga cemas kalau kehilangan kemampuan menggunakan telepon.
Penelitian oleh YouGov mendapatibahwa lebih dari setengah pemakan telepon genggam Inggris merasa cemas ketika "kehilangan telepon genggam, kehabisan baterai atau pulsa, atau tidak mendapatkan cakupan jejaring."
Warga Amerika Serikat juga menjadi korban nomofobia.
Temuan statistik menunjukkan bahwa 65 persen warga AS tidur bersama atau dekat dengan telepon selular mereka dan 34 persen mengaku menjawab panggilan telepon bahkan pada saat intim bersama pasangan.
Bahkan 1 di antara 5 warga merasa lebih baik tidak bersepatu selama seminggu daripada tanpa telepon genggam mereka.
7. Ombrofobia – Kesusahan Leluhur Manusia
Dalam tayangan romantis hingga aksi dramatis, hujan jarang digambarkan sebagai sesuatu yang berbahaya atau negatif. Kecuali bagi orang-orang pengidap ombrofobia (ombrophobia).
Bagi mereka, bahkan gerimis pun bisa menyebabkan serangan panik atau pandangan dirinya sedang dihanyutkan banjir.
Beberapa teori mengyebutkan bahwa ombrofobia merupakan akibat komposisi genetik seseorang yang bermula dari ketakutan leluhur kepada tanah longsor dan hujan lebat yang terus-menerus mengancam kota dan warga.
Sebagai akibatnya, mekanisme pertahanan diri berkembang seputar hujan yang menyebabkan penderitanya mengidap ketakuitan tidak rasional kepada hujan.
Namun demikian banyak juga yang percaya bahwa fobia ini serupa dengan fobia lain yang berasal dari pengalaman menyakitkan yang hadir berkaitan dengan hujan.
Advertisement