Liputan6.com, Jakarta - Pepatah bilang, buku adalah jendela dunia. Sejumlah informasi seputar pengetahuan tertentu pasti akan diperoleh mereka yang gemar membaca karya literatur.
Namun ternyata, ada beberapa buku yang tak hanya sekadar berperan sebagai sebuah jendela dunia, melainkan juga jendela masa depan.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa buku fiksi karya beberapa penulis ini ditulis pada Abad ke-20. Namun, ketika sang penulis menuangkan idenya ke secarik kertas, ia mungkin tak menyadari bahwa gagasannya ternyata mampu memprediksi Abad ke-21 secara akurat.
Atau setidaknya mendekati dengan situasi maupun kondisi masa kini, seperti kancah perpolitikan dunia, maraknya perang, isu terorisme, aksi kekerasan di masyarakat, kejahatan, dan sebagainya.
Dari berbagai contoh, berikut 4 buku fiksi yang, entah bagaimana, berhasil memprediksi masa depan, seperti yang Liputan6.com rangkum dari Top Tenz, Minggu (1/10/2017).
1. Stand on Zanzibar Karya John Brunner
Buku tersebut ditulis oleh Brunner pada 1968. Bergenre fiksi ilmiah, Stand on Zanzibar menarasikan tentang proses pembangunan dan bagaimana penampakan dunia di masa depan.
Dan ternyata, meski ditulis pada Abad ke-20, buku itu memiliki belasan prediksi yang akurat terkait situasi dan kondisi pada Abad ke-21.
Beberapa di antaranya meliputi maraknya aksi terorisme di dunia dan kekerasan yang terjadi di sekolah. Brunner juga memprediksi adanya aksi teror yang ditargetkan pada bangunan di Amerika Serikat.
Selain itu, Zanzibar juga menjelaskan mengenai inflasi besar-besaran yang terjadi pada 1990-an dan 2010-an. Inflasi itu mengakibatkan krisis ekonomi yang cukup signifikan bagi beberapa negara di dunia.
Brunner juga memprediksi, saingan terbesar AS di masa depan adalah China, bukan Uni Soviet. Mereka bersaing bukan di sektor militer, melainkan di bidang teknologi, perdagangan dan ekonomi.
Zanzibar turut pula memprediksi kemunculan persekutuan negara-negara di Eropa, di mana Inggris merupakan bagian dari kelompok itu. Meski begitu, Britania Raya justru lebih condong berpihak pada AS, yang menimbulkan kecaman dari negara Benua Biru lainnya.
Israel, seperti apa yang dibayangkan Brunner, menjadi negara momok di Timur Tengah pada Abad ke-21.
Buku itu juga mampu memprediksi situasi sosial di Abad ke-21. Menurut Brunner, masyarakat akan cenderung berhaluan liberal. Laki-laki dan perempuan dewasa tak lagi memandang pernikahan sebagai prioritas.
Homoseksualitas dan biseksualitas menjadi hal lazim. Namun satu yang disayangkan, sentimen rasisme berbasis warna kulit dan etnis masih kerap terjadi di masyarakat.
Dan yang paling mencengangkan adalah, Stand on Zanzibar menyebut bahwa AS suatu saat akan dipimpin oleh Presiden Obomi. Yang jika dipikir-pikir, memiliki kemiripan nama dengan mantan Presiden AS, Barack Obama.
Advertisement
2. Brave New World Karya Aldous Huxley
Terbit pada 1935, Brave New World menarasikan kehidupan manusia di masa depan sekitar tahun 2.540-an.
Huxley menggambarkan bahwa di masa depan, manusia telah mampu mengembangbiakkan manusia lain tanpa memerlukan hubungan seksual. Bayi-bayi dibiakkan dari tabung-tabung laboratorium oleh para ilmuwan.
Huxley juga menarasikan bahwa institusi keluarga telah kehilangan relevansinya di masa depan. Laki-laki dan perempuan dewasa tak lagi memprioritaskan pernikahan dan menghasilkan keturunan. Mereka bahkan menghindari prokreasi dengan menggunakan alat kontrasepsi sepanjang waktu.
Brave New World juga menjelaskan, konsumerisme begitu diagungkan. Bahkan sejak kecil, persepsi para bayi telah ditanami dengan hasrat konsumerisme yang sangat tinggi.
Meski begitu, apa yang dinarasikan Huxley di atas tak sepenuhnya akurat, terkecuali pada hal tentang hasrat konsumerisme yang kian tinggi itu.
Akan tetapi, saat ini manusia masih menginjakkan kaki di tahun 2017. Itu berarti, masih ada sekitar 523 tahun lagi hingga ramalan Brave New World --mungkin-- dapat benar-benar menjadi kenyataan.
3. The World Set Free Karya H.G Wells
Dalam The World Set Free yang ditulis pada 1913, Wells hanya membayangkan satu hal tentang masa depan, yakni bagaimana dunia akan dibuat kalut marut oleh isu bom atom.
Menurut Wells, akan terjadi suatu masa ketika bom berdaya ledak besar yang terbuat dari uranium dan sejenisnya, menimbulkan kehancuran di muka bumi.
Pada 1932, seorang ilmuwan Hungaria, Leo Szilard berhasil melakukan eksperimen yang terinspirasi dari tulisan Wells. Ia sukses berteori mengenai pemisahan atom dan reaksi nuklir berantai. Teori tersebut, ditambah dengan Teori Relativitas Albert Einstein, menjadi cikal bakal kemunculan bom nuklir untuk pertama kali.
Pada 1940-an, bersama dengan sejumlah ilmuwan Inggris dan Amerika dalam Proyek Manhattan, Szilard berhasil menciptakan reaksi nuklir berantai, dan bom nuklir tercipta untuk pertama kalinya.
Pada 1945, bom itu digunakan untuk menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki, mengakibatkan ramalan Wells dalam The World Set Free benar-benar menjadi kenyataan.
Advertisement
4. Earth Karya David Brin
Pada 1989, Brin menerbitkan novel berjudul Earth, menceritakan tentang situasi dan kondisi di Bumi pada 2038.
Melalui novel itu, Brin mengeksplorasi segala kemungkinan tentang kehidupan masa depan, dan ternyata ada belasan prediksinya yang benar-benar terjadi di masa kini.
Beberapa di antaranya adalah terkait pemanasan global, kenaikan permukaan air laut, dan penghancuran tanggul di Sungai Mississippi. Bencana alam lain yang diramalkan dan menjadi kenyataan adalah Bencana Nuklir Fukushima.
Brin juga memprediksi kemunculan World Wide Web alias Internet yang telah menjadi sumber informasi publik, kemunculan jurnalisme digital, dan kebebasan berekspresi di dunia maya.