Protein Makhluk Hidup sebagai Sumber Baru Energi Listrik

Temuan itu dapat menghadirkan cara baru implan medis untuk keperluan menyebarkan obat dalam tubuh manusia.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 06 Okt 2017, 06:54 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2017, 06:54 WIB
Telur
Ternyata, protein yang berasal dari putih telur dapat diubah menjadi energi listrik melalui proses piezoelektrik. (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Limerick - Para ilmuwan di Irlandia telah menemukan cara menghasilkan listrik dari air mata. Rahasianya ada pada protein air mata yang dapat menghasilkan listrik.

Kritstal-kristal dalam cairan ludah, susu, dan air mata mamalia akan menghasilkan energi ketika mendapat tekanan. Demikian juga halnya dengan putih telur pada unggas.

Dikutip dari News.com.au pada Kamis (5/10/2017), para peneliti Bernal Institute menyebut temuan itu dapat menghadirkan cara baru implan medis untuk keperluan menyebarkan obat dalam tubuh manusia.

Profesor Luuk van der Wielen dari Bernal Institute, University of Limerick, mengatakan, "Besar dampak temuan ini dalam bidang piezoelektrik biologis."

Sifat piezoelektrik adalah sifat bahan (semisal kuarsa) yang dapat mengubah energi mekanis menjadi listrik dan sebaliknya.

Sifat seperti itu sudah dipakai sekarang ini untuk menciptakan getaran pada telepon genggam dan pencitraan suara ultra (ultrasound). Tapi kemampuannya menghasilkan listrik dari protein belum pernah dipelajari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penerapan yang Luas

Ilustrasi kapsul obat. (Sumber Max Pixel via Creative Commons)

Karena protein-protein yang dimaksud termasuk bahan biologis, maka protein itu tidak beracun (non-toxic) dan bisa untuk aplikasi inovatif yang melibatkan implan medis, demikian menurut peneliti utama Aimee Stapleton.

Struktur presisi tinggi untuk kristal-kristal lysozyme sudah diketahui sejak 1965. Kristal-kristal itu pun mudah diperoleh dari sumber-sumber alamiah.

Profesor Tofail Syed dari Departemen Fisika di universitas tersebut mengatakan, "Kristal menjadi standar pokok dalam pengukuran sifat piezoelektrik dalam bahan-bahan non-biologis."

"Tim kami telah berhasil menelaah blok bangunan dasar untuk menciptakan sifat piezoelektrik."

Temuan itu bisa membuka jalan bagi aplikasi yang luas dan mengarah pada penelitian lanjutan untuk panenan energi dan elektronik fleksibel untuk perangkat biomedis.

Aplikasi di masa depan mungkin dalam hal pengendalian aliran obat dalam tubuh menggunakan lysozyme sebagai pompa yang menyerap energi dari sekitarnya, demikian disebutkan juga dalam laporan itu.

Selain itu, temuan ini dapat menjadi alternatif bagi pembangkitan energi piezoelektrik konvensional yang mungkin saja mengandung unsur beracun semisal timbal.

Laporan temuan penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Applied Physics Letters.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya