Liputan6.com, Manila - Seorang bocah penderita Sindrom Crouzon asal Filipina beruntung bisa terselamatkan.
Pasalnya, selama bertahun-tahun, bocah perempuan tersebut hidup di jalanan sebagai pengemis setelah dijual ibu kandungnya sendiri kepada peminta-minta jalanan.
Sindrom Crouzon adalah penyakit genetik, ditandai dengan kelainan pada rangka kepala. Tulang kepala penderitanya terlihat tak normal, bola matanya membesar dan terlihat nyaris keluar.
Advertisement
Dikutip dari laman Daily Mail, Kamis (12/10/2017), bocah tersebut diketahui bernama Anabelle. Ia dipaksa mengemis selama bertahun-tahun di pinggir kota Bacolod yang terletak di pantai barat laut Pulau Negros, Filipina.
Baca Juga
Para preman jalanan sengaja membeli Anabelle dari ibu kandungnya karena menganggap, dengan memelihara gadis tersebut, mereka akan mendapat keuntungan yang besar. Sebab, kondisi Anabelle yang begitu memperihatinkan akan membuat banyak orang kasihan dan memberi banyak uang saat disuruh mengemis.
Kini, hidup Anabelle jauh lebih baik dari sebelumnya, setelah sebuah badan amal di Filipina menyelamatkan bocah perempuan tersebut.
Tak hanya terlepas dari belenggu preman jalanan, Anabelle juga mendapatkan perawatan untuk menjalani operasi Sindrom Crouzon yang ia derita.
Ibu kandung dari bocah malang tersebut diketahui tinggal bersama enam saudara Anabelle.
Selama hidup di jalanan, Anabelle dipaksa mengemis bersama seorang wanita dewasa yang berpura-pura menjadi ibunya. Sebelum menjalankan aksinya di lapangan, Anabelle dan wanita tersebut biasanya akan dipukul terlebih dahulu, mereka dipaksa agar dapat menghasilkan uang yang lebih banyak.
Untuk menghilangkan jejak dari polisi, preman jalanan sengaja memindahkan Anabelle dan pengemis lainnya dari satu kota ke kota lain.
Namun, akal-akalan preman jalanan ini tercium oleh Yayasan Kalipay Negrense -- sebuah organisasi yang fokus dalam penyelamatan anak-anak di Filipina yang terjebak dalam perdagangan dan eksploitasi.
Mendapat Perhatian dari Sukarelawan
Kisah perjuangan hidup Anabelle tersebar luas hingga ke mancanegara. Salah satunya sukarelawan asal Argentina bernama Gonzalo Erize. Ia sengaja menyisihkan tabungannya untuk mengobati penyakit yang diderita oleh Anabelle.
"Sudah sepatutnya kita bertanggung jawab dengan semua yang dialami oleh Anabelle. Kita harus memberikan kesempatan hidup kepada Anabelle, di mana ia bisa bermain tanpa rasa sakit dan mampu hidup dengan layak," ujar Erize.
Anabelle tengah dirawat oleh dokter anak, dokter gigi dan ahli saraf di ibu kota Filipina, Manila. Tim dokter pun meminta agar Anabelle segera menjalankan operasi.
Penderita Sindrom Crouzon ini akan merasa tersiksa. Pasalnya, mereka tak bisa tidur dengan mata tertutup karena kondisi mata yang begitu besar. Maka dari itu, penderita akan merasa kelelahan dan sulit ketika ingin tidur.
Erize sendiri sengaja terbang dari Argentina menuju Filipina guna melihat operasi Anabelle secara langsung.
"Saya berdiri di samping Anabelle selama berada di rumah sakit. Ini adalah proses yang rumit. Saya berharap Anabelle dapat sembuh dan menikmati hidupnya," ujar Erize.
Advertisement