Batik Piring Selampad Jadi Perhatian Pengunjung Museum Tekstil AS

Piring selampad adalah motif batik yang terinspirasi dari piring-piring porselen yang terpampang di dinding Astana Gunung Jati, Cirebon.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2017, 14:01 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2017, 14:01 WIB
Batik piring selampad
Hadirin dan para tamu dalam kuliah batik dan peragaan busana batik di Museum Tekstil George Washington University. (Foto: VOA)

Liputan6.com, Washington, DC - Ada yang berbeda di Museum Tekstil George Washington University di Washington DC pada 2 Oktober 2017. Bertepatan dengan Hari Batik Nasional, sejumlah orang tampak mengenakan baju batik.

Hal tersebut ternyata merupakan bagian dari kuliah umum dan peragaan busana dalam rangka Hari Batik Nasional yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia. Pendiri merek batik NES, Helen Dewi Kirana, turut mengisi kegiatan tersebut.

Dalam rancangan terbarunya, Helen mengangkat motif batik asal Cirebon, piring selampad.

Seperti namanya, piring selampad adalah motif batik yang terinspirasi dari piring-piring porselen yang terpampang di dinding Astana Gunung Jati, Cirebon. Pada zaman dahulu, ketika banyak pedagang dan kaisar Tiongkok datang ke tanah Cirebon, mereka memberi hadiah piring-piring porselen kepada raja di sana.

Selain presentasi tentang batik, Helen juga membawa koleksi terbarunya yang dikenakan sejumlah model dan teman-teman terdekat, termasuk aktris Ira Wibowo.

"Desainnya sangat spesial, dan (NES) kali ini sedang mempopulerkan motif piring selampad, karena dari sejarahnya juga cukup dalam, bukan hanya sekedar motif batik, namun ada sejarah di baliknya," ujar Ira, aktris yang mendalami dunia perfilman sejak tahun 1980-an, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (15/10/2017).

Selain motif dan warna-warna batik yang memikat, ada unsur lain yang justru membuat batik itu berbeda menurut Helen.

"Karena ceritanya, orang-orang tertarik karena ada cerita dibalik motif batik, juga tentu motifnya indah dan cara pembuatan yang unik dan complicated (rumit), tapi diluar semua itu, tetap cerita yang membuat batik itu spesial," ujar Helen yang telah meramaikan dunia mode Indonesia sejak tahun 1986.

Acara hari itu juga melibatkan remaja Indonesia Tafarel Hakim Tohir dan Nadja Azzura Tohir yang memperkenalkan 'Batik Fashion Week' dengan tujuan mengajak generasi muda melestarikan batik Indonesia.

Sementara itu di antara hadirin yang mengikuti kuliah dan presentasi batik, ada anak muda Amerika yang juga mengenakan baju batik. Ia adalah Steven, mahasiswa pasca sarjana George Washington University

"Saya dulu pernah tinggal di Bandung selama satu tahun, dan tahun lalu saya juga berkunjung ke Indonesia, banyak batik dan cocok untuk oleh-oleh," ujar Steven.

Batik Indonesia sendiri telah menarik perhatian Museum Tekstil George Washington University. Pihak museum memiliki koleksi batik yang cukup banyak.

"Misi museum kami adalah memperluas pengetahuan serta menghargai nilai artistik dan pentingnya budaya dalam dunia tekstil," ujar Kurator Senior Museum Tekstil George Washington University, Sumru Belger Krody.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya