Studi: Pikiran Masih Terjaga Sesaat Setelah Kita Meninggal Dunia

Orang tetap sadar akan obrolan-obrolan dan melihat hal-hal yang sedang berlangsung di sekitar mereka bahkan setelah dianggap telah mati.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 19 Okt 2017, 18:40 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2017, 18:40 WIB
Ilustrasi arwah (iStock)
Ilustrasi arwah (iStock)

Liputan6.com, New York - Bagi banyak orang, kematian dianggap sebagai pengalaman yang menakutkan. Baru-baru ini, suatu penelitian mengungkapkan sesuatu yang lebih menakutkan lagi, yaitu kita sebenarnya menyadari sedang meninggal.

Artinya, secara teoretis, orang yang meninggal bahkan mendengar ketika dokter sedang mengumumkan kematian kita.

Teori itu diajukan oleh Dr Sam Parnia, direktur penelitian perawatan kritis dan resusitasi di New York University (NYU) Langone School of Medicine di New York City.

Dr Parnia dan tim mengamati orang-orang yang menderita gagal jantung, yang secara teknis telah dianggap meninggal, tapi kemudian hidup kembali.

Penelitian yang dilakukannya merupakan yang terbesar untuk jenis tersebut, demikian dikutip dari The Independent pada Kamis (19/10/2017).

Beberapa di antara orang yang diteliti mengatakan mereka tetap sadar akan obrolan-obrolan dan melihat hal-hal yang sedang berlangsung di sekitar mereka bahkan setelah mereka diumumkan telah meninggal.

Pengakuan-pengakuan itu kemudian dibenarkan oleh para dokter dan staf yang hadir saat kejadian.

Kematian didefinisikan sebagai saat di mana jantung tidak lagi berdenyut dan aliran darah ke otak telah terhenti.

Dr Sam Parna mengatakan, "Secara teknis, itulah saatnya menentukan jam wafatnya seseorang, semua didasarkan pada saat ketika jantung berhenti."

"Setelah itu terjadi, darah tidak lagi beredar ke otak, artinya fungsi otak berhenti nyaris saat itu juga."

"Orang kehilangan semua refleks batang otak, termasuk refleks kerongkongan, refleks pupil mata, semuanya."

 

Energi Terakhir

Ilustrasi seseorang sedang menjalani proses kematian. (Sumber Pixabay)

Namun demikian, ada bukti yang menduga adanya semburan energi otak ketika seseorang sedang meninggal.

Pada 2013, para peneliti di University of Michigan mengamati sinyal-sinyal listrik dalam otak sembilan tikus yang dibius sedemikian rupa hingga memicu serangan jantung.

Mereka melihat pola-pola kegiatan berkaitan dengan "keadaan sangat awas (hyper alert)" dalam suatu masa singkat setelah kematian secara klinis.

Menurut Dr Parna, "Seperti halnya sekelompok peneliti yang sedang mengamati sifat alamiah kualitatif pengalaman manusia tentang 'cinta', misalnya, kami juga mencoba mengerti hal-hal sebenarnya yang dialami orang ketika mereka menjalani kematian.

"Karena kami mengerti bahwa hal ini akan mencerminkan pengalaman universal yang akan kita hadapi ketika kita mati."

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya